Advertisement
Tata Niaga Bisnis Prabayar Bakal Diubah, Margin Isi Ulang Jadi Lebih Tinggi
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Presiden Direktur & CEO Indosat Ooredoo Joy Wahjudi mengatakan pelaku usaha telekomunikasi berencana mengubah cara distribusi setelah masa registrasi kartu prabayar usai.
"Yang menciptakan kami [operator], yang mengakhiri kami. Tinggal nanti toko yang jualan barang operator ikutin permainan kami kan," ujarnya di sela-sela makan malam acara media gathering di Bandar Lampung, Kamis (12/4/2018)
Advertisement
Distributor, katanya, memang memeroleh margin yang lebih besar saat menjual kartu perdana. Namun ketika masa registrasi berakhir, praktik seperti itu tak lagi bisa dijalankan. Operator bakal membuat isi ulang lebih menarik dari sekadar menjual kartu perdana.
Sayangnya, Joy tak menyebut berapa akhirnya margin yang diperoleh distributor dengan model yang baru. Pastinya, untuk setiap isi ulang pulsa, distributor akan mendapat lebih dibandingkan dengan model yang berlaku saat ini. "Itu kan tinggal kami [operator] yang atur. Hari ini kami ngeset untungnya 5 persen, besok kami naikkan 20 persen," tutur Joy.
Menurutnya, pengaturan ini akan menjaga distributor yang sudah ada. Joy menilai operator masih membutuhkan saluran tradisional karena aksesnya yang lebih mudah dijangkau. Terlebih, di kota tingkat ketiga yang bisa menyentuh hingga ke pelosok. Dia menggambarkan distribusi tradisional mengambil porsi 70%. Sisanya, baru saluran-saluran modern mulai dari jaringan ritel dan toko daring. "Bagi operator kami mesti jagain juga semua channel-channel kami kan. Kalau kasih diskon, kami atur semua," katanya.
Selain mengatur pola distribusi, pihaknya pun mengusulkan agar registrasi dilakukan konsumen dan perlu pemahaman yang sama terkait batas nomor yang bisa diregistrasi.
Di lapangan, tutur Joy, terdapat distributor yang mendaftarkan nomor prabayar berdasarkan data pribadinya. Joy menyebut lebih baik masalah registrasi diserahkan ke tangan konsumen. Program registrasi ini, diakuinya bakal mereduksi pendapatan di kuartal I/2018 yang diperkirakan hanya tumbuh satu digit. Alasannya, pendapatan bakal tertahan oleh skema penjualan nomor dalam keadaan nonaktif.
"Kalau kami [Indosat] masih bagus, kami kan bingung. Berarti masih jualan dengan yang aktif-aktif itu dong."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kenaikan BI-Rate Bakal Berdampak Positif untuk Pasar Modal Lokal
- BI Naikkan Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin Jadi 6,25%
- Pasca-Lebaran, Bisnis Properti di DIY Reborn
- Tren Perlintasan Penumpang di Bandara Soetta Naik 10 Persen di Lebaran 2024
- InJourney Dukung Japanese Domestic Market di Sirkuit Mandalika
- Transaksi Rupiah di Lintas Negara Naik 100 Persen
- Harga Bawang Merah Naik 100 Persen, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement