Advertisement

Inilah Profil Gubernur BI Baru, Perry Warjiyo

Annisa Margrit
Kamis, 24 Mei 2018 - 14:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
Inilah Profil Gubernur BI Baru, Perry Warjiyo Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo membacakan sumpah saat acara pengambilan sumpah jabatan di Makamah Agung, Jakarta, Kamis (24/5). - Bisnis Indonesia/Abdullah Azzam

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Perry Warjiyo mengucap sumpah sebagai Gubernur Bank Indonesia pada Kamis (24/5/2018) pukul 10.00 WIB. Pria yang sebelumnya menjabat sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), menggantikan Agus Martowardojo yang masa jabatannya berakhir pada Rabu (23/5). 

Dia sebenarnya sudah disahkan menjadi Gubernur BI pada Selasa (3/4/2018) dalam Rapat Paripurna DPR. Perry juga merupakan calon tunggal yang diajukan Presiden Joko Widodo. 

Advertisement

Perry menjalani karier di BI sejak 1984 setelah lulus dari Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM), dimulai dari staf di desk penyelamatan kredit. Pada 1992-1995, dia menjadi Deputi Kepala Bagian Pinjaman Luar Negeri BI sekaligus staf khusus Gubernur BI di era Adrianus Mooy dan Soedradjad Djiwandono. 

Perry, yang lahir di Sukoharjo pada 25 Februari 1959, juga sempat menjadi ekonom di IMF pada 1996. Ketika itu, dia menganalisis kebijakan ekonomi untuk Brunei Darussalam dan Tonga. 

Saat Indonesia mengalami krisis ekonomi pada 1997/1998, Perry bertugas sebagai Kepala Bagian Analisis dan Perumusan Kebijakan Moneter BI. 

Posisinya naik menjadi Deputi Direktur Departemen Riset dan Kebijakan Moneter pada 2000, sebelum menjadi direktur di departemen yang sama pada 2005, dan akhirnya menjadi direktur eksekutif di departemen tersebut pada 2009.

 Sempat menjadi Asisten Gubernur BI untuk kebijakan moneter, makroprudensial, dan internasional pada 2013, Perry yang bergelar Ph.D dari Department of Economics Iowa State University, AS kemudian menduduki posisi Deputi Gubernur BI hingga dicalonkan sebagai Gubernur BI.

 Perry juga pernah gagal tiga kali sebelum menjadi Deputi Gubernur BI. Pada 2008, dia gagal terpilih menggantikan Hartadi A. Sarwono.

 Pada 2010, ayah tiga anak ini kembali gagal terpilih untuk menggantikan Siti Chalimah Fadjrijah. Setahun kemudian, Perry kalah bersaing dengan Ronald Waas untuk menggantikan almarhum Budi Rochadi.

 Usai rapat dengan Komisi XI DPR pada Rabu (28/3), Perry menuturkan latar belakang keluarganya adalah petani miskin di pedesaan. Namun, pengalamannya selama 34 tahun di BI dan keterlibatannya dalam perekonomian nasional serta internasional akan menjadi bekal untuk mengabdi dalam jabatan barunya.

 "Itulah bekal kami untuk mengabdi. Insyaallah kalau ini nanti menjadi suatu amanah akan kami tunaikan secara amanah barokah. Hanya satu dedikasi dan integritas kami, seluruh hidup kami akan kami baktikan, tidak hanya untuk BI, untuk negara Indonesia, tetapi juga untuk kita bersama," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

DIY Peroleh Kuota Transmigrasi untuk 16 KK di 2024

Jogja
| Kamis, 25 April 2024, 05:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement