Advertisement

Dampak Kenaikan Harga BBM Nonsubsidi Belum Tampak di DIY

Holy Kartika Nurwigati
Kamis, 18 Oktober 2018 - 09:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
Dampak Kenaikan Harga BBM Nonsubsidi Belum Tampak di DIY SPBU Pertamina. Ilustrasi - Solopos/Nicolous Irawan

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Kenaikan bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi belum dapat dipastikan akan memberikan dampak terhadap inflasi Oktober 2018. Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY menilai komponen yang terdampak bukan pada ongkos produksi, tetapi biaya transportasi.

"Namun demikian, dampaknya tidak akan serta merta terjadi. Komponen terdampak seperti biaya transportasi, itu pun kalau produsen menggunakan bahan bakar jenis Pertamax," ujar Wakil Ketua TPID DIY Budi Hanoto, Rabu (17/10/2018).

Advertisement

Komponen biaya transportasi akan berdampak apabila tidak ada subtitusi transportasi. Selain itu, kata Budi, produsen masih mampu menyerap kenaikan Pertamax dengan menoleransi berkurangnya margin keuntungan.

"Kami akan terus melakukan pemantauan, melalui rapat. Kalau ada lonjakan harga sebagai akibat dari kenaikan bahan bakar tersebut, dapat segera diintervesi," jelas Budi.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY JB Priyono mengungkapkan dampak kenaikan bahan bakar minyak nonsubsidi baru dapat terlihat bulan depan. Pihaknya mengaku belum berani melaporkan dampak dari kenaikan komoditas tersebut.

Kenaikan bahan bakar khusus ini, kata Priyono, kemungkinan dampaknya akan berpengaruh terhadap kenaikan harga komoditas yang diamati BPS. Terlebih, kenaikan tersebut terjadi pada pertengahan Oktober.

"Jadi tetap harus melihat perhitungan selama satu bulan penuh dulu, baru bisa diketahui dampaknya dari kenaikan bahan bakar minyak non subsidi ini," imbuh Priyono.

Kendati demikian, Priyono menuturkan kondisi tersebut dapat saja menimbulkan hal tidak terduga. Seperti yang terjadi pada laporan inflasi September 2018. Pasalnya, bulan lalu Kota Jogja terjadi deflasi dan disumbang oleh tiket pesawat. Sedangkan komoditas pada kelompok volatile food, salah satunya kangkung menyumbang inflasi yang cukup tinggi.

"Apabila demand terhadap bahan pangan produk pertanian hortikultura tinggi, maka akan memberikan pengaruh terhadap harga. Sehingga yang kami amati adalah pengamatan harga transaksi terhadap kondisi ideal," jelas Priyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Libur Lebaran Usai, Berikut Jadwal dan Tarif Terbaru Bus Damri dari Jogja ke Bandara YIA

Jogja
| Jum'at, 19 April 2024, 05:17 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement