Advertisement
Pendapatan Freeport 2023 Bisa Mencapai US$7,463 Miliar
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-Pendapatan PT Freeport Indonesia pada tahun 2023 diperkirakan bisa mencapai US$7,463 miliar dengan catatan pendapatan proyeksi tertinggi.
Sementara itu, menurut Head of Corporate Communication and Government Relations Inalum Rendi Witular kepada Antara di Jakarta (20/11/2018), Selasa, pendapatan pada 2021 PT Freeport Indonesia hanya pada angka US$5,121 miliar.
Advertisement
Angka tersebut, merevisi proyeksi sebelumnya di mana pada data Inalum tahun 2021 PT FI membukukan pendapatan finansial dengan nilai US$9,121 miliar atau setara Rp133,2 triliun (kurs Rp14.600).
Sebelumnya, perusahaan induk BUMN pertambangan Inalum menyatakan sudah mendapatkan dana pembelian 51% saham milik asing di Freeport Indonesia sebesar empat miliar dolar AS atau setara Rp58,4 triliun (kurs Rp14.600) dari hasil penerbitan obligasi global.
"Dana obligasi global sudah diperoleh. Dengan begitu kami sudah siap melakukan transaksi dengan Freeport," kata Rendi.
Lebih lanjut, Rendi menjelaskan dana hasil obligasi tersebut akan digunakan untuk membiayai transaksi pembelian saham mayoritas Freeport dan sisanya untuk refinancing.
Hingga kini, langkah selanjutnya adalah menunggu selesainya dokumen di kementerian terkait lainnya, meliputi IUPK di Kementerian ESDM dan terkait perpajakan dan jaminan investasi di Kementerian Keuangan.
Global bond yang diterbitkan Inalum merupakan yang pertama. Ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap Inalum dan kondisi ekonomi nasional.
Dalam penerbitan global bond tersebut, Inalum menjelaskan, tidak ada yang digadaikan, dan tidak ada aset yang dijaminkan. Berdasarkan data yang diterima Antara, obligasi tersebut memiliki empat tenor, yakni tiga tahun dengan nilai emisi US$1 miliar dengan kupon 5,230%, tenor lima tahun senilai US$1,25 miliar dengan kupon 5,710%, tenor 10 tahun senilai US$1 miliar dengan kupon 6,530%, dan tenor 30 tahun senilai US$750 juta dengan tingkat kupon 6,757%.
Pada saat penawaran obligasi global mengalami oversubscribe (kelebihan permintaan). Untuk obligasi dengan tenor tiga tahun, kelebihan permintaannya mencapai US$4,1 miliar, untuk tenor lima tahun oversubscribe mencapai US$5,5 miliar, untuk tenor 10 tahun, mengalami oversubcribe mencapai US$7,1 miliar, dan untuk tenor 30 tahun kelebihan permintaan mencapai US$3,7 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
- Kisah Sukses Umbul Pelem Klaten, dari Ladang Cenil sampai Jadi Wisata Favorit
- Kemenhub Tambah Kuota Mudik Gratis dengan Bus untuk 10.000 Orang, Yuk Daftar!
- Sosok Irfan Jauhari, Winger Lincah Persis Solo yang Sumbang Emas SEA Games 2023
- TPID Boyolali Cek Harga dan Stok Kebutuhan Pokok Jelang Lebaran, Ini Hasilnya
Berita Pilihan
- Layanan Penukaran Uang Rupiah Bakal Tersedia di Jalur Mudik
- Wajib Daftar di Aplikasi PINTAR, Penukaran Uang Baru untuk Lebaran Dibatasi Rp4 Juta per Orang
- Menparekraf Sandiaga Uno Mengklaim Kenaikan PPN 12 Persen Tidak Timbulkan Gejolak
- Kini Kereta Ekonomi Gerbong dan Kursinya Generasi Baru, Resmi Beroperasi Mulai Kemarin
- Kemendag Segel SPBU Rest Area KM 42 Jakarta-Cikampek
Advertisement
Ini Rekayasa Lalu Lintas yang Disiapkan Polres Bantul Untuk Atasi Kemacetan saat Libur Lebaran
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Layanan Penukaran Uang Rupiah Bakal Tersedia di Jalur Mudik
- BPD DIY Jadi Tuan Rumah Safari Tarawih bersama FKIJK DIY
- Negosiasi Kepemilikan Freeport Ditargetkan Rampung Juni 2024, Jokowi: Yakin Dapat 61 Persen
- Begini Rasanya Jadi Dokter Hewan Sekaligus Pengusaha
- Mulai Ada Panen, Bulog DIY Serap Beras Dalam Negeri
- Hore! Khusus di Jawa, Pertashop Diizinkan Menjual Pertalite
- Tak Melulu dalam Bentuk Tarif, Ini Bentuk Lain Kartel Tiket Pesawat Menurut KPPU
Advertisement
Advertisement