Advertisement
Yogyakarta Gamelan Festival 2019, Ini Para Penampil di Puncak Acara
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) menjadi festival internasional yang mewadahi pertemuan pemain dan pecinta gamelan di seluruh dunia. Komunitas Gayam 16, PKKH UGM dan Dinas Kebudayaan DIY tahun ini kembali bersinergi dalam penyelenggaraan Yogyakarta Gamelan Festival yang ke-23 yang digelar sejak 7 Juli 2018 hingga 15 Juli 2018.
Bertempat di PKKH UGM sebagai main venue penyelenggaraan 23rd Yogyakarta Gamelan Festival 2018, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kali ini YGF akan diadakan di beberapa venue perwakilan dari empat arah mata angin dan tempat umum.
Advertisement
Tahun ini YGF23 mengangkat tema Global Gamelan. Perkembangan gamelan telah mendunia haruslah disadari. Lebih dari 34 negara telah secara aktif memainkan gamelan dengan caranya masing-masing. Gamelan telah mendunia dan kita adalah pusatnya.
Alih-alih menjadi panik atas serangkaian fenomena tersebut, YGF merayakan atas pengakuan gamelan sebagai budaya yang diterima oleh berbagai kalangan internasional. Hal ini memantapkan gerakan budaya yang dilakukan Komunitas Gayam 16 dan beberapa komunitas gamelan lain di Jogja, pada khususnya, dan masyarakat dunia, pada umumnya, untuk mengembangkan budaya gamelan secara internasional.
Ekshibisi YGF 23 dengan tajuk Gangsa Ananta Virya (semangat gamelan yang tak terbatas) akan digelar di tanggal yang sama dengan konser YGF23, yaitu pada 13-15 Juli 2018 di PKKH UGM. “Sebagai puncak acaranya, Pagelaran Gamelan akan digelar selama tiga hari berturut-turut di PKKH UGM, yakni dari 13 sampai 15 Juli,” ungkap Program Director YGF, Ari Wulu, dalam rilisnya kepada Harian Jogja, Jumat (13/7/2018).
Berikut adalah peserta konser YGF 23. Pada 13 Juli ada Gendhing Baskara MBS Pleret Bantul, Williday Onamlay dan Rene Lysloff Jogja-USA serta Willyday Onamlay dan Karawitan Kuping Cumpleng Jogja
Pada 14 Juli ada Komunitas Gamelan Mini Anak Ngangkruk Sleman, SLB Bina Siwi, Rasamaya Solo dan Gangsa Kukila SMA Kolese De Britto Jogja. Terakhir, pada 15 Juli ada Sedyo Manunggal Sleman dan Kocor Etnis Perkusi dari Pamekasan.
“Saatnya bangga dengan budaya yang dimiliki, yang banyak diakui dan dipelajari negara tetangga bahkan dunia. Sudah saatnya Yogyakarta Gamelan Festival patut disejajarkan dengan festival kelas dunia lainnya. Saatnya Yogyakarta Gamelan Festival menjadi ikon Jogja,” kata Wulu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Sempat ke Ngawi, Penipu 2 Katering untuk Masjid Syeikh Zayed Solo Ditangkap
- Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, Satu Bocah Meninggal, Dua Selamat
- Rumah Sandra Dewi dan Harvey Moeis di Jakarta Barat Digeledah Kejaksaan Agung
- Panitia Pastikan Pemilihan Rektor UNS Solo Tidak Kisruh Seperti Sebelumnya
Berita Pilihan
Advertisement
Catat! Tarif Parkir Kendaraan Bermotor di Lokasi Wisata Wilayah Bantul
Advertisement
Dewa 19 Tampil Memukau, Ahmad Dhani Sempat Salah Memulai Lagu
Advertisement
Berita Populer
- Mengenal Jenis Latto-Latto, Ada yang Bisa Menyala hingga Berukuran Jumbo
- Perusahaan Ini Bikin Kostum Serigala yang Mirip Aslinya, Terjual Seharga Rp350 Juta
- Hanya Kover 10 Persen, Warganet Soroti Asuransi Indra Bekti
- Foo Fighters akan Comeback Meski Tanpa Sang Drummer
- Jadi Sorotan Warganet, Inilah Profil Aldila Jelita, Istri Indra Bekti
Advertisement
Advertisement