Advertisement

Jumlah Perempuan Jadi Pejabat PT Masih Rendah

Sunartono
Selasa, 24 April 2018 - 16:10 WIB
Laila Rochmatin
Jumlah Perempuan Jadi Pejabat PT Masih Rendah Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise saat menjadi pembicara seminar perempuan di UNY, Senin (23/4/2018). - Harian Jogja/Sunartono

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN--Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mendorong peningkatan jumlah pejabat rektor dan dekan di berbagai perguruan tinggi (PT) di Indonesia. Pekerja perempuan di bidang industri teknik dan matematika di Indonesia juga masih rendah hanya mencapai 30%.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengakui keterlibatan perempuan di berbagai kegiatan pendidikan mau pun pemerintahan tergolong masih rendah. Apalagi di perguruan tinggi, masih jarang perempuan menempati pucuk pimpinan tertinggi, lebih banyak di jabatan level menengah.
 
Yohana sepakat keterlibatan perempuan di jabatan tinggi memang perlu didorong. "Perempuan yang menduduki posisi rektor, dekan masih kurang. Kalau kaprodi sudah lumayan banyak. Ke depan harus ditingkatkan," kata Yohana dalam seminar Peran Wanita dalam Mendidik Generasi Era Revolusi Industri 4.0, di UNY, Senin (23/4/2018).

Yohana menegaskan di era revolusi industri 4.0 tantangan perempuan semakin berat.  Perempuan dituntut meningkatkan kualitas, mampu menempatkan diri dalam berbagai peran vital, baik sebagai ibu dalam keluarga sekaligus posisi di ranah publik. Sayangnya, peran perempuan di sektor industri belum mencapai 50%.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2017 menunjukkan hanya terdapat 30% perempuan yang bekerja di bidang industri sains, teknologi, engineering dan matematika.

Rendahnya data itu, bukan karena minimnya keinginan perempuan, tetapi lebih disebabkan persepsi lingkungan kerja di industri yang didominasi laki-laki dengan alasan melibatkan pekerjaan fisik. Akibatnya, banyak perempuan lulusan sains, teknologi dan matematika yang potensinya lebih kecil mengejar karier di industri dibandingkan laki-laki.

"Sehingga dibutuhkan peran perguruan tinggi dalam menggali potensi kaum perempuan agar menjadi lulusan yang kuat dan mampu menghadapi persaingan di era revolusi undustri 4.0," ucapnya.

Di sisi lain perempuan harus bisa menjadi pendidik yang dapat mengajar dan membina anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. Seorang ibu perlu membuka diri dan terus belajar mengikuti perubahan zaman yang diikuti dengan perubahan perilaku, karakter dan sikap anak-anak era saat ini.

Kendala lain, kata Yohana, kekerasan fisik, psikis hingga seksual terhadap perempuan masih tinggi. "Perubahan teknologi membuat dampak besar. Saya lihat di polres anak berurusan dengan hukum, semua karena berawal dar keluarga yang hancur. Ada krisis pengasuhan terhadap anak oleh keluarga. Maka saya bangga di UNY ini ada prodi kesejahteraan keluarga," katanya.

Seminar yang dibuka oleh Rektor UNY Prof. Sutrisna Wibawa itu dihadiri ratusan peserta dari mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan UNY. Ketua Panitia Seminar Supadminingsih mengatakan seminar itu digelar untuk memperingati Hari Kartini sekaligus berupaya memberi pemahaman kepada para ibu untuk memosisikan diri sebagai wanita Indonesia yang berkontribusi dan berubah dalam mendidik generasi masa depan.

Guru Besar Sosiologi Pendidikan UNY Prof. Siti Irene Astuti mengatakan di dalam keluarga perempuan harus menjadi wanita yang berkarakter yang memiliki eksistensi dalam menjalankan peran sosialnya secara maksimal. Menurut dia, wanita abad ke-21 adalah mereka yang mampu mendidik dan membekali anak-anak dengan soft skills sehingga dapat berkembang potensi dirinya.
 
"Agar anak memiliki daya adaptasi sosial dalam menghadapi tantangan abad ke-21 yang sangat akseleratif," ucap dia. (Sunartono)

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pelajar Meninggal saat Seleksi Paskibra Sempat Alami Kejang dan Mulut Keluar Busa

News
| Sabtu, 20 April 2024, 11:57 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement