Advertisement
Era Disrupsi, Pendidikan Harus Mendukung Pluralitas
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN - Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta mendiskusikan tentang multikulturalisme di era disrupsi dalam rangka Dies Natalis XXVÂ Fakultas Sastra di Ruang Koendjono Lantai 4, Gedung Pusat USD, Kamis (26/4/2018).
Sejumlah pemateri menegaskan pentingnya membangun sikap terbuka dalam pluralisme budaya hingga peran akademisi dalam menjaga pluralisme di era disrupsi.
Advertisement
Dosen Fakultas Sastra USD Hary Susanto menyatakan masih adanya sekelompok masyarakat yang tidak dapat menerima kenyataan akan multikultural yang ada. Pandangan kolektif masyarakat ditandai dengan ketidakpercayaan dan kebencian terhadap kelompok lain di luar yang berbeda dengan dirinya.
"Padahal multikulturalisme menghargai keberagaman, perbedaan kultural dari semua kelompok yang ada dan mempunyai kesetaraan dalam hidup bersama. Multikulturalisme juga sebagai relasi masyarakat demokratis yang terinspirasi dan berdasar pada ideal hak-hak asasi," ungkapnya dalam seminar bertajuk Muktikulturalisme dalam Perspektif Pendidikan Humaniora di Era Disrupsi itu.
Hary menegaskan pentingnya membangun sikap terbuka dalam pluralisme budaya. Hal itu bisa dilakukan dengan membangun kecerdasan emosional agar memiliki kepekaan, empati terhadap kelompok lain yang berbeda.
Sikap sadar diri akan pluralisme juga harus dibangun dalam berbagai sendi kehidupan, termasuk mengupayakan perubahan dari sebelumnya eksklusif ke arah inklusif untuk menuju sikap terbuka. Ia tak menampik akademisi memiliki tanggungjawab dalam membangun sikap terbuka dalam pluralisme itu.
"Caranya bagaimana, [kampus] memberi peluang untuk perbedaan dan kreatifitas dalam ilmu, membangun interdisipliner antar ilmu, serta membangun pandangan dan sikap terbuka untuk mengatasi kesempitan dalam ilmu," ungkap dia.
Rektor Universitas Multimedia Nusantara Ninok Leksono yang hadir sebagai pemateri menyatakan pendidikan juga harus pro terhadap pluralitas. Sejalan dengan tuntutan era disrupsi, dosen jangan hanya menyampaikan materi secara monolog di depan kelas.
Karena mahasiwa membutuhkan selain pengetahuan juga sebagai insan pembelajar. "Maka perlu secara tematik pada saat seperti kuliah perdana atau tertentu menampilkan tokoh yang pluralis dan nasionalis," ungkapnya.
Rektor USD Johanes Eka Priyatma mengatakan pentingnya kehadiran Fakuktas Sastra dalam membangun manusia di tengah cara bertindak dalam bernegara yang justru mengyingkirkan rasionalitas. Sastrawan yang belajar sastra berarti berani memasuki wilayah rasionalitas dalam berfikir keras supaya Indonesia terbebas dari asumsi yang tidak nyata sehingga peradaban bisa maju.
"Saya berpendapat menyikapi kecerdasan buatan solusinya ada di Fakultas Sastra karena semua aktivitas bisa diambilalih komputer. Kita memerlukan kemampuan untuk berimajinasi. Dan semua yang berkecimpung di dunia sastra jangan menempatkan diri seperti teknokrat yang tugasnya menyelesaikan masalah, bagi saya tugas sastrawan tidak untuk menyelesaikan masalah tetapi tugasnya adalah menciptakan masalah, mempertanyakan realitas," jelasnya.
Di sela-sela seminar itu, Fakultas Sastra USD memberikan penghargaan kepada dosen terbaik dalam berbagai bidang. Antara lain, penghargaan dosen terbaik bidang penelitian diberikan kepada Arina Isti'anah, bidang pengabdian masyarakat kepada Heri Priyatmoko, bidang pengajaran Prof. Praptomo Baryadi, penghargaan juga diberikan kepada dosen berprestasi tingkat nasional dari USD, Yoseph Yapi Taum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Tok! MK Bacakan Putusan Hasil Sengketa Pilpres pada Senin 22 April Mendatang
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Disnakertrans DIY Mengklaim Kepatuhan Perusahaan Bayar THR Meningkat
- Dinkes DIY Mewaspadai Sebaran Flu Singapura
- Penganiaya Penjual Bakwan Kawi di Gowongan Akhirnya Dilepas, Ini Penyebabnya
- Jelang Pilkada, KPU Jogja Siapkan Badan Adhoc dan Buka Konsultasi untuk Paslon Independen
- DPC Gerindra: Usung Budi Waljiman, Jajaki Tokoh Lain hingga Jalin Komunikasi dengan Partai Koalisi
Advertisement
Advertisement