Advertisement

Sungai di Sleman yang Tercemar E. Coli Berada di Kawasan Ini

Irwan A Syambudi
Senin, 25 Juni 2018 - 07:17 WIB
Kusnul Isti Qomah
Sungai di Sleman yang Tercemar E. Coli Berada di Kawasan Ini Pertemuan Forum Komunitas Sungai Sleman yang diadakan di Halaman SDN Somohitan, Dusun Daleman, Girikerto, Turi, Minggu (24/6/2018). - Harian Jogja/Irwan A. Syambudi

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN-Pembuangan limbah rumah tangga ke sungai menyebabkan persoalan serius bagi kelestarian lingkungan. Akibat limbah rumah tangga, banyak di antara sungai di Kabupaten Sleman yang memiliki kandungan bakteri E. Coli di atas ambang batas.

Ketua Forum Komunitas Sungai Sleman, A.G Irawan tidak menampik adanya sebagian sungai yang memiliki kandungan bakteri E. Coli cukup tinggi. Dia berani menyebut sebagian sungai ada yang telah tercemar bakteri E. Coli.

Advertisement

Menurutnya bakteri E. Coli itu banyak bersumber dari limbah rumah tangga yang dibuang langsung ke sungai. Masyarakat masih banyak yang belum memiliki saluran instalasi pembuangan air limbah (IPAL) sehingga langsung membuang limbah ke sungai. Dan meskipun memiliki IPAl, tetapi banyak di antaranya, pengelolaanya masih buruk sehingga yang dibuang ke sungai masih banyak mengandung bakteri E. Coli.

Dia menyebut banyak di antaranya sungai yang tercemar bakteri E. Coli adalah sungai yang berada di kawasan padat penduduk. "Di wilayah tengah cukup merata dari sungai Gajah Wong, Code, Boyong wilayah tengah, Winongo, Bedog itu bahkan sudah tercemar E. Coli yang cukup banyak. Sungai Kali Kuning itu tengahnya sebelah timur bandara, di wilayah itu sebelah utaranya padat penduduk," kata dia saat menghadiri pertemuan Forum Komunitas Sungai Sleman, di Girikerto, Turi, Minggu (24/6/2018)..

Lanjutnya lagi, tingginya kandungan bakteri E. Coli ini dapat mengancam kesehatan masyarakat di sekitar sungai. Selian itu ekosistem juga akan terganggu, karena banyak dari biota itu menggantungkan sungai untuk berkembang biak. Dia mencontohkan adalah capung yang menetaskan telurnya di sungai.

"Kalau capungnya sedikit maka kualitas artinya jelek. Udang juga bisa jadi indikator. Karena udang sungai itu sangat rentan, jika udang tidak muncul maka pencemarannya tinggi," jelas Irawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ditangkap di Kontrakannya, Begini Tampang Pelaku Pemerasan Penumpang Grab Car

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement