Advertisement

Ini Pesan Sri Sultan HB X Soal Penataan Jogja Agar Bisa Akses Danais

Abdul Hamied Razak
Sabtu, 30 Juni 2018 - 09:17 WIB
Kusnul Isti Qomah
Ini Pesan Sri Sultan HB X Soal Penataan Jogja Agar Bisa Akses Danais Wali Kota Jogja Hariyadi Suyuti saat mengikuti syawalan bersama Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Jumat (29/6/2018) di Balai Kota Jogja. - Harian Jogja/Abdul Hamid Razak

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA-Pemkot Jogja diminta mematangkan perencanaan terkait penataan wajah kota. Selama perencanaan disiapkan dengan matang, berapapun kebutuhan anggarannya bisa dicukupi melalui Danais meskipun secara bertahap.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X berharap konsep dan perencanaan pembangunan di Jogja lebih dimatangkan lagi agar bisa mengakses Danais. "Danais itu silakan digunakan tetapi perencanaan juga harus siap. Penataan Malioboro dan Kotabaru saat ini kan pakai Danais," urai Sultan di sela silaturahim dan halal bihalal di Balai Kota Jogja, Jumat (29/6/2018).

Advertisement

Menurut Sultan, Jogja harus mampu menjaga karakteristik wilayahnya. Apalagi lima dari enam kawasan cagar budaya di DIY berada di Jogja yakni Malioboro, Kraton, Pakualaman, Kotagede, dan Kotabaru.

"Penataan wajah kota itu diprioritaskan dengan menata kembali kawasan cagar budaya tersebut. Perencanaan Dinas Kebudayaan bagaimana?" kata Sultan.

Menurut Sultan, sebagai kota perjuangan, Jogja menjadi saksi beragam peristiwa bersejarah bagi bangsa ini. Sejumlah peristiwa penting seperti Serangan Oemoem 1 Maret, peristiwa Jogja Kembali, serangan Kotabaru, pemindahan ibukota NKRI dan peristiwa lainnya terjadi di Jogja. Peristiwa tersebut menjadi khasanah yang tidak terpisahkan dari masyarakat. Pembangunan masyarakat (nilai) jauh lebih penting dibanding pembangunan fisik.

"Jangan sampai peristiwa penting itu hilang. Jadi bagaimana agar masyarakat bisa mengingat sejarah itu dan tidak kehilangan," kata Sultan.

Sementara itu, Wali Kota Jogja Haryadi Suyuti berharap adanya dukungan kebijakan teknis maupun alokasi Danais untuk penataan wajah kota. Menurutnya, penataan yang dilakukan saat ini (Malioboro dan Kotabaru) bertujuan agar cagar budaya sebagai kawasan lindung tetap terjaga.

Dalam proses penataan dan pembangunan tersebut, kata Haryadi, Pemkot tetap mengharapakan keterlibatan masyarakat. Sebagai contohnya, Pemko meluncurkan program Gandeng Gendong yang mensinergikan lima unsur yakni kota, kampus, kampung, korporasi dan komunitas.

Pemkot Jogja, lanjutnya, juga menyediakan aplikasi 'Jogja Smart Service' berbasis andriod agar pembangunan yang dilaksanakan bisa meningkatkan partisipasi masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Es Krim Magnum Ditarik karena Mengandung Plastik dan Logam, Ini Kata BPOM

News
| Rabu, 24 April 2024, 17:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement