Advertisement

Begini Strategi Kecamatan Nanggulan Perangi Stunting

Uli Febriarni
Rabu, 04 Juli 2018 - 12:15 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Begini Strategi Kecamatan Nanggulan Perangi Stunting Ilustrasi-Penimbangan anak balita - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Pemerintah Kecamatan Nanggulan meminta warga untuk mampu dengan tepat menyusun prioritas dalam berbelanja maupun menyesuaikan apa yang dikonsumsi dengan kebutuhan keluarga.

Menurut Camat Nanggulan, Duana Heru Supriyanta, hal tersebut berkaitan erat dengan bagaimana menyediakan asupan gizi seimbang bagi keluarga, terutama ibu hamil (bumil) agar menjadi salah satu cara mencegah kasus bayi pendek (stunting). "Bukan malah membeli perhiasan, membeli rokok serta perabotan," kata dia, Selasa (3/7/2018).

Advertisement

Duana menyebutkan, angka stunting di Desa Donomulyo, Kecamatan Nanggulan pada 2017 sebanyak 14 kasus. Pada 2018, yakni hingga akhir Juni 2018, jumlah kasus stunting tercatat ada 11 kasus. Penyebab kasus adalah faktor risiko ibu hamil dengan anemia, kekurangan energi kronik, tekanan darah tinggi, kasus berat badan lahir rendah dan kasus lahir prematur.

Menurut Duana, Desa Donomulyo merupakan satu dari 10 wilayah di Kulonprogo yang mendapat intervensi stunting khusus dari Pemkab Kulonprogo. Menanggapi ini, Pemerintah Kecamatan Nanggulan tak diam berpangku tangan. Sejumlah program dilakukan, misalnya monitoring oleh puskesmas, posyandu bumil dan program lainnya. Ia juga selalu menekankan kepada setiap keluarga untuk memfokuskan perhatian pada bumil, mulai dari dana hingga tenaga untuk kesehatan bumil tersebut.

Setiap keluarga yang memiliki bumil harus memerhatikan 1.000 hari pertama kehidupan calon bayi dan setelah lahir. Apalagi mengetahui fakta bahwa terkadang, anak stunting tidak melulu berasal dari keluarga yang miskin melainkan juga anak yang mendapat fokus dan perhatian yang salah.

Menurut Duana, amat penting bagi Pemerintah Kecamatan Nanggulan memberikan perhatian pada kasus stunting. Masa depan Kulonprogo tergantung pada kualitas generasi penerusnya. Banyak pihak akan menyaksikan perubahan yang begitu cepat di Kulonprogo, setelah New Yogyakarta International Airport (NYIA) beroperasi. Para pendatang dan ekspatriat akan masuk ke Kulonprogo mengisi dan menangkap setiap kesempatan usaha. Kalau warga Kulonprogo tidak siap, maka hanya mampu menjadi pihak yang menyaksikan saja perubahan itu, namun tidak mampu bersaing. Oleh karena itu, Sumber Daya Manusia yang baik perlu dipersiapkan sejak dini, mulai dari segi kesehatan, pendidikan, akhlak dan karakter. "Meningkatkan pendidikan, ketrampilan dan lainnya, tidak mungkin bisa dilakukan kalau mereka tidak sehat. Jadi sehat menjadi dasar yang paling utama sebelum memperhatikan lainnya," ujarnya.

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, mengatakan jumlah kasus stunting di Kulonprogo tergolong tinggi, yaitu 16% dari keseluruhan total anak balita se-Kulonprogo. Ia meminta agar setiap keluarga memerhatikan gizi balita, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan. "Selain itu, jangan sampai ibu hamil terkena asap rokok, agar bayi tidak termasuk kategori Intrauterine Growth Retardation (IUGR) [bayi dalam rahim, tumbuh lebih kecil dari ukuran normal] yang akan berakibat pada kecebolan," kata dia. Ia berharap, selain Puskesmas dan Posyandu, TP PKK tetap melanjutkan program-program yang telah dilaksanakan yang terbukti bermanfaat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

AS Disebut-sebut Bakal Memberikan Paket Senjata ke Israel Senilai Rp16 Triliun

News
| Sabtu, 20 April 2024, 17:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement