Advertisement

Hujan, Tanaman Cabai di Lereng Merapi Terserang Patek

Fahmi Ahmad Burhan
Selasa, 20 November 2018 - 05:17 WIB
Nina Atmasari
Hujan, Tanaman Cabai di Lereng Merapi Terserang Patek Petani di Dusun Turgo, Desa Harjobinangun, Pakem Nur Hantoro menunjukan cabai yang baru dipetik dari lahannya pada Minggu (18/11/2018). - Harian Jogja/Fahmi Ahmad Burhan

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN-- Hama patek menyerang lahan cabai petani. Selain itu, petani juga mengantisipasi adanya hama lain seperti lalat buah dan liyer.

Petani di Dusun Turgo, Desa Harjobinangun, Pakem Nur Hantoro mengaku hujan terus menerus di Minggu lalu membuat lahan cabai seluas 4.000 meter miliknya sempat diserang patek.

Advertisement

"Hujan deras tiga hari berturut kamarin itu membuat sebagian saja kena patek, ada sekitar dua sampai tiga pohon," jelasnya pada Harianjogja.com, Minggu (18/11/2018).

Ia mengatakan di saat musim hujan, hama yang biasa menyerang yaitu patek, liyer, dan lalat buah. Selain itu, hujan deras juga bisa membuat lahan cabai tergenang dan mengganggu pertumbuhan cabai.

"Saat patek itu nyerang, nantinya akan menular dari satu pohon ke pohon lainnya," kata Nur Hantoro.

Selain itu, ia mengatakan warna cabai yang merah saat musim hujan akan terganggu dan menghitam. Nur Hantoro mengatakan, warna hitam tersebut apabila di musim kemarau, sehari saja bisa hilang, namun ketika musim hujan, wana hitam pada cabai bisa bertahan sampai tiga hari.

Menurutnya, harga cabai saat ini terbilang naik turun tidak stabil. "Memang ada penurunan dibanding musim kemarau lalu, tapi itu karena distribusi pengirimannya yang terganggu, penurunan harga bisa sampai Rp2.000, Rp3.000an saja," ungkapnya.

Saat ini menurutnya, harga cabai keriting yang ia tanam harganya mencapai Rp18.000 per kilogram.

Ketua Gapoktan Purwo Agro Mandiri Soleh Rosyad mengatakan saat musim hujan biasanya petani cabai ada sebagian yang memilih tidak menanam karena gangguan hama dan juga gangguan genangan air saat curah hujan tinggi.

"Efek negatifnya kalau hujan terus menerus itu akan ada, apalagi kalau petani tidak teliti merawat tanaman tersebut," ungkapnya pada Jumat (16/11/2018).

Ia mengatakan petani bisa mengantisipasi adanya gangguan pada tanaman itu dengan teliti dan memberikan fungisida secara intensif. Selain itu, ia mengatakan petani bisa memberikan jarak tanam agar sirkulasi udara tidak terganggu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

TWC Targetkan Wisatawan Candi Borobudur & Prambanan Naik 37% Saat Libur Lebaran

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 19:37 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement