Advertisement
Ini Alasan Kim Jong Un Tunda Percobaan Nuklir
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-Korea Utara melakukan upaya untuk mencapai keberhasilan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) bersama Korea Selatan dan Amerika Serikat. Korut memutuskan untuk menunda percobaan senjata nuklir di negaranya.
Presiden Korea Utara Kim Jong Un mengumumkan, Republik Demokratik Rakyat Korea (nama resmi Korea Utara) tidak lagi membutuhkan percobaan nuklir maupun misil balistik interkontinental karena tujuan dalam pengembangan senjata nuklir telah tercapai.
Advertisement
"Keputusan kami untuk menangguhkan percobaan nuklir merupakan bagian dari langkah penting dalam pelucutan senjata nuklir dunia. Negara kami akan bergabung dengan upaya global untuk menangguhkan sepenuhnya percobaan nuklir," kata Kim di dalam pertemuan partai penguasa di Pyongyang, seperti dikutip Bloomberg, Minggu (22/4/2018).
Di dalam pertemuan itu, Kim Jong Un juga menyatakan niatnya untuk mencari lingkungan internasional yang menguntungkan untuk pembangunan ekonomi negaranya. Dia menambahkan, perekonomian akan menjadi pijakan barunya untuk masa depan.
Hal itu sesuai dengan ikrarnya pada 2012, untuk memastikan tidak ada warga Korea Utara yang harus ‘mengencangkan ikat pinggang’ lebih lama lagi. Warga Korut memang terkenal telah lama menanggung derita dari pengenaan sejumlah sanksi internasional untuk Korut.
Setiap kali Korut melakukan percobaan bom nuklir, negara itu akan mendapat teguran berupa sanksi dari komunitas internasional, di antaranya sanksi perdagangan, keuangan, dan energi. Mengingat hal tersebut, Kim ingin sanksi-sanksi tersebut dapat dicabut dari negaranya.
Skeptisisme pun mulai muncul mengenai akankah Korut dapat meniru kesuksesan tetangganya, Korea Selatan. Sejarah membuktikan, investor asing dapat menderita karena tidak mendapat jaminan jika mereka gagal dalam menilai risiko.
Kendati demikian, Korea Utara dipandang sebagai pasar yang menjanjikan dam menawarkan berbagai keuntungan untuk komunitas bisnis. Pasalnya, lokasi Korut sangat strategis di tengah-tengah kawasan yang sedang naik daun di bidang ekonomi, seperti China, Jepang, dan Korea Selatan.
“Segala sesuatu mengenai Korea Utara memperlihatkan potensi. Korut bisa menjadi jembatan penghubung semenanjung hingga ke Eropa melalui China. Bayangkan berapa banyak kargo yang akan melintasi daratan Asia nantinya,” kata Kim Young-hui, pakar tentang Korea Utara di Korea Development Bank, seperti dikutip Bloomberg.
Adapun Korea Utara masih berjuang untuk menghidupkan kembali perekonomiannya sejak masa paceklik pada pertengahan 1990-an.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
Advertisement
Jadwal Pemadaman Jaringan Listrik di Kota Jogja Hari Ini, Cek Lokasi Terdampak di Sini
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Menhub Kunker ke Jepang: Indonesia Tingkatkan Kerja Sama Bidang Transportasi
- Pejabat Kementerian ESDM Diperiksa Terkait Korupsi Timah Triliunan Rupiah
- Wakil Presiden Dijadwalkan Membuka Rakernas Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting
- Jamaika Resmi Mengakui Kedaulatan Palestina
- Anies-Muhaimin Hadir di Penetapan KPU, Pakar UGM: Ada Peluang Ikut Koalisi Prabowo
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Wanita 60 Tahun Lolos ke Kontes Miss Argentina karena Tampak Awet Muda
Advertisement
Advertisement