Advertisement
Merapi Erupsi, Jalur Evakuasi Klaten Rusak
Advertisement
Harianjogja.com, KLATEN—Aktivitas Gunung Merapi yang “sibuk” justru tidak dibarengi dengan insfrastruktur penanganan kebencanaan yang maksimal.
Jalur evakuasi dari lereng Gunung Merapi ke sejumlah selter dan kawasan lain di Klaten rusak karena sudah lima tahun tak diperbaiki. Kondisi ini cukup mengkhawatirkan mengingat aktivitas Merapi yang meningkat dalam dua pekan terakhir.
Advertisement
Kondisi jalur evakuasi yang rusak itu menjadi sorotan dalam rapat koordinasi lintas sektoral digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten, Rabu (23/5/2018). Pemkab Klaten mengusulkan perbaikan jalur evakuasi itu ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Sekretaris Daerah, Jaka Sawaldi, menyatakan usulan itu sudah disampaikan ke BNPB dan kini dalam proses verifikasi. Ia berharap perbaikan jalan bisa segera dilaksanakan untuk mempermudah proses evakuasi warga jika terjadi peningkatan status Gunung Merapi.
"Ada tiga jalur evakuasi yakni utara, tengah, dan selatan. Jalan itu dibangun lima tahun lalu dan kini rusak. Kami berupaya agar jalan itu bisa segera diperbaiki untuk memperlancar proses evakuasi warga," kata dia saat ditemui wartawan di sela-sela rakor di ruang rapat B1 Pemkab Klaten, Rabu.
Jaka menjelaskan jalur itu penting untuk mengevakuasi sekitar 11.000 jiwa di tiga desa di kawasan rawan bencana (KRB) III. Mereka sebagian akan ditempatkan di tiga selter yakni Desa Kebondalem Lor, Desa Menden, dan Desa Demakijo.
Sisanya, warga yang tidak tertampung di selter akan ditempatkan di desa paseduluran. Desa paseduluran terdiri atas 13 desa asal di Kecamatan Kemalang dan 20 desa penyangga. "Secara umum, kami siap menghadapi segala situasi Gunung Merapi," imbuh dia.
Dalam rapat itu, Jaka menekankan agar organisasi perangkat daerah (OPD) di semua sektor ikut terlibat dalam penanganan bencana. Tak hanya itu, ia mengajak peran aktif sukarelawan dan warga jika status Gunung Merapi meningkat. "Semua harus terlibat agar penanganan bencana bisa dilakukan komprehensif," ujar dia.
Ia mencontohkan penanganan komprehensif itu meliputi bagaimana proses evakuasi dari lereng ke tempat aman. Lalu memastikan kualitas sanitasi di tempat evakuasi. Selain itu, masalah pendidikan anak juga jangan sampai terabaikan.
Belum lagi kebutuhan logistik selama di pengungsian. "Kami juga harus memikirkan bagaimana perawatan ternak warga, bagaimana trauma healing bagi para korban, dan lainnya. Upaya itu butuh peran banyal pihak salah satunya OPD yang membidangi," beber Jaka.
Jaka menyebutkan saat ini status Gunung Merapi masih waspada. Ia mengimbau masyarakat tetap tenang dan meningkatkan kewaspadaan. "Harapan kami status Merapi bisa segera normal kembali. Namun, jika terjadi peningkatan, kami siap menghadapi segala situasi," ujar Jaka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Gelombang I Pemberangkatan Jemaah Calon Haji ke Tanah Suci Dijadwalkan 12 Mei 2024
- Diserang Israel, Iran Sebut Fasilitas Nuklir Aman dan Siap Membalas dengan Rudal
- Respons Serangan Israel, Iran Aktifkan Pertahanan Udara dan Tangguhkan Penerbangan Sipil
- Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Proyek Kerja Sama dengan Israel
- 2 Oknum Pegawai Lion Air Jadi Sindikat Narkoba, Begini Modus Operasinya
Advertisement
Alert! Stok Darah di DIY Menipis, PMI Dorong Instansi Gelar Donor Darah
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Pilgub Jakarta 2024, Demokrat Bakal Calonkan Dede Yusuf
- Darurat, Kasus Demam Berdarah di Amerika Tembus 5,2 Juta, 1.800 Orang Meninggal
- Diserang Israel, Iran Sebut Fasilitas Nuklir Aman dan Siap Membalas dengan Rudal
- Gelombang I Pemberangkatan Jemaah Calon Haji ke Tanah Suci Dijadwalkan 12 Mei 2024
- Visa Umrah Kini Tidak Boleh Buat Piknik, Ini Aturan Barunya
- ASN Akan Dipindah ke Ibu Kota Nusantara Secara Bertahap hingga 2029, Ini Prioritasnya
- Ketua KPU Hasyim Asy'ari Kembali Dilaporkan Terkait dengan Kasus Asusila
Advertisement
Advertisement