Advertisement
Menguji Kematangan Dua Fullback Belia Les Bleus
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Tidak sedikit yang terkejut dengan keputusan Pelatih Prancis, Didier Deschamps, memasukkan dua fullback Benjamin Pavard dan Lucas Hernandez, dalam starting XI timnya di Piala Dunia 2018.
Deschamps sebenarnya masih memiliki nama-nama yang lebih beken di poisisi fullback, seperti Djibril Sidibe dan Banjamin Mendy. Namun, pelatih yang akrab disapa Didi tersebut lebih memercayakan Pavard di pos fullback kanan, dan Hernandez di posisi sebaliknya.
Advertisement
Hernandez dan Pavard seolah memiliki kemiripan hingga disebut fullback kembar. Kedunya sama-sama berusia 22 tahun. Tugas dan peran mereka juga nyaris sama, seperti fungsi full-back modern yakni ikut naik membantu serangan dari sayap tapi harus cepat kembali ke belakang ketika musuh menyerang.
Keduanya semakin mirip karena sempat sulit menembus starting line-up di klub masing-masing, Pavard bersama Stuttgart dan Hernandez di Atletico Madrid. Namun, keduanya bisa mengatasi masalah itu dan mendapat panggilan ke Piala Dunia. Bahkan, peran Pavard dan Hernandez di Piala Dunia 2018 sangat vital bagi tim berjuluk Les Bleus ini.
“Enam bulan lalu, saya tidak membayangkan akan dipanggil masuk tim nasional, dan ternyata saya di sini, dan akan bermain di final Piala Dunia,” ujar Pavard yang mencetak gol indah ke gawang Argentina di babak 16 besar, seperti dilansir fifa.com, Sabtu (14/7/2018).
Akselerasi Pavard dan Hernandez akan mendapat saingan dari dua fullback Kroasia, Sime Vrsaljko dan Ivan Strinic pada babak final di Luzhniki Stadium, Moskow, Minggu (15/7/2018) pukul 22.00 WIB. Sama seperti Pavard dan Hernandez, Vrsaljko dan Strinic seperti pahlawan tanpa tanda jasa bagi timnya. Mereka tidak sepopuler playmaker Luka Modric, gelandang Ivan Rakitic, winger Ivan Perisic, atau striker Mario Mandzukic di skuat berjuluk Vatreni.
Namun, peran Vrsaljko dan Strinic cukup vital dalam membantu pertahanan maupun serangan dari sayap. Vrsaljko mengemas satu assist, serta rata-rata menciptakan satu operan kunci per laga dan satu umpan silang per pertandingan. Strinic memproduksi 0,6 operan kunci per laga dan 0,2 umpan silang per pertandingan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Olimpiade Paris 2024, Obor Api Dimulai Dinyalakan dari Reruntuhan Kuil Hera di Yunani
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Laga Filipina vs Indonesia Diawali Hening Cipta untuk Pele
- Indonesia Melaju ke Semifinal Piala AFF 2022 Sebagai Runner Up Grup
- Klasemen Grup A Piala AFF 2022: Indonesia Kalah Selisih Gol dari Thailand
- PSIS Semarang Perpanjang Kontrak Fredyan 'Ucil'
- Pelatih Arema FC Minta Manajemen Rekrut Playmaker Asing
- PSIS Semarang Rekrut Adi Satryo
- Modric Tolak Tawaran Gabung Al Nassr
Advertisement
Advertisement