Advertisement
Sabar, Indonesia Baru Akan Terapkan 5G Setelah 2019
Advertisement
Harianjogja.com. JAKARTA—Indonesia baru akan menerapkan teknologi seluler generasi kelima atau 5G setelah 2019.
Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika Ismail menegaskan tak akan mengambil risiko menanggung biaya pembelajaran yang lebih tinggi dengan menjadi negara pertama yang menerapkan 5G. Indonesia menunggu penerapan 5G di negara maju terlebih dulu seperti Jepang dan Korea Selatan.
Advertisement
"Komersial dari 5G itu baru akan mulai pada 2019. Itu negara-negara maju seperti Jepang, Korea dan sebagainya. Tentu kita akan menyusul tidak jauh dari itu," ujarnya, Selasa (17/4/2018).
Dia mengatakan penerapan 5G di Indonesia akan berjalan tanpa menghentikan operasi jaringan yang lain. Dari sisi geografi, penerapan teknologi 5G bakal menyentuh daerah industri hingga pabrik-pabrik bisa menggunakan mesin besar yang saling terkoneksi.
Ismail berujar penerapan 5G di industri memungkinkan penggunaan teknologi seperti aplikasi canggih yang bisa menekan biaya produksi, kendaraan otonom hingga kecepatan data melampaui kecepatan saat ini.
Untuk saat ini, pihaknya mempersiapkan agar bisa mengadopsi 5G tepat pada waktunya termasuk alokasi frekuensi khusus.
Pemerintah menyiapkan tiga opsi frekuensi yang akan dialokasikan untuk teknologi 5G yaitu spektrum 3,5 GHz, 26 GHz, dan 28 GHz. Kendati demikian, hingga kini belum diputuskan frekuensi mana yang akan dipilih.
Pemerintah masih menanti kesempatan World Radiocommunication Conferences (WRC) akhir tahun ini. Pada kesempatan itu, Indonesia akan menentukan sikap sesuai dengan keputusan secara global. Alasannya, masalah frekuensi harus disesuaikan dengan kebijakan yang diatur International Telecommunication Union (ITU).
Spektrum 3,5 GHz menjadi salah satu kandidat utama untuk mendukung penerapan teknologi kelima. Namun, Indonesia saat ini memanfaatkan spektrum tersebut untuk sambungan satelit.
"Mid frekuensi 3,5 band kandidat utama yang sedang menjadi pembahasan utama. Indonesia juga sangat membutuhkan satelit karena negara kepulauan untuk terrestrial network," ujar Ismail.
Dalam kesempatan yang sama, VP Network Solution Division Ericsson Indonesia Ronni Nurmal mengatakan trafik 4G yang naik hingga dua kali lipat setiap tahun bisa menjadi pendorong penerapan 5G di Indonesia.
Dari potensi tersebut, operator bisa mengeset justifikasi bisnis melalui kebutuhan data di area tertentu yang dihubungkan dengan ketersediaan infrastruktur.
Kendati tak bisa diukur dari persentase, penerapan 5G bisa didahulukan berdasarkan kebutuhan di suatu wilayah yang paling menguntungkan.
Roni optimistis pengembangan menuju 5G terus berjalan sesuai ekspektasi karena didukung komitmen pemerintah untuk mengalokasikan spektrum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bertanding Malam Ini, Berikut Susunan Pemain dan Head to Head Persik Kediri vs PSS Sleman
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement