Advertisement
Asyiknya Wisata Ikan di Sleman
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Banyak hal yang bisa digali dari desa wisata. Selain karena budayanya, juga dari mata pencaharian warga sehari-hari. Di Sleman, ada satu desa yang telah menjadi desa wisata berkat kegiatan perikanannya yaitu Desa Mina Wisata Bokesan, Sindumartani, Ngemplak, Sleman.
Kendati lokasinya jauh dari pusat kota, tetapi tempat ini mudah dijangkau. Untuk menuju tempat ini, pengunjung bisa melalui Jalan Cangkringan. Setelah sampai di kilometer 6 atau tepatnya di Pasar Rogobangsan, pengunjung bisa berbelok ke timur dan melalui jalan cor sejauh dua kilometer. Gapura besar bertuliskan Dusun Bokesan lengkap dengan papan nama Mina Ngremboko di sampingnya sudah siap menyambut pengunjung.
Advertisement
Mino Ngremboko merupakan nama kelompok peternak ikan di desa itu. Namanya sudah sangat dikenal para pejabat DIY di lingkungan Dinas Perikanan maupun sekelas menteri. Maret 2018 lalu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti juga bertandang ke desa ini untuk melihat teknologi dari mahasiswa UGM yang dikembangkan di Mina Wisata Bokesan.
Latar belakang kegiatan warga sudah langsung terlihat setelah memasuki perkampungan Bokesan. Di kanan kiri jalan sudah banyak kolam. Kolam-kolam itu bukan permanen tetapi sawah yang difungsikan sebagai kolam. Warga setempat menyebutkan dengan kolam tanah. Kolam permanen tetap ada, tetapi hanya sebagian kecil. Pemandangan indah Gunung Merapi dan areal persawahan juga menjadi bonus tersendiri bagi pengunjung.
Hampir seluruh rumah di Dusun Bokesan memiliki kolam ikan. Tidak hanya di areal persawahan, tetapi juga di depan rumahnya. Mereka memanfaatkan kolam itu untuk memelihara nila dan lele.
Sri Rejeki, warga yang menjadi koordinator bidang pengolahan hasil ikan mengatakan, Mina Wisata Bokesan fokus pada kegiatan pembibitan. Bibit ikan nila usia sebulan langsung dijual ke berbagai daerah, salah satunya Waduk Kedung Ombo. Kegiatan pendukungnya adalah pengolahan dan outbond.
“[Sebanyak] 90 persen warga di sini bermata pencaharian di perikanan. Bapak-bapaknya di kolam, ibu-ibu mengolah hasil ikan, anak mudanya bikin outbond,” kata Sri Rejeki pada Harianjogja.com, Selasa (22/5/2018).
Kegiatan pembibitan sudah dimulai sejak 1980. Keberhasilan warga Bokesan dalam bidang perikanan ini lambat laun terdengar di telinga para akademisi dan juga jajaran pemerintahan. Banyak mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi yang melakukan penelitian di tempat ini. Kunjungan juga datang dari berbagai provinsi.
Untuk mendukung desa wisata ini, warga sudah membangun gedung pertemuan dua lantai. Lantai bawah untuk ruang pertemuan sementara lantai atas ada lima kamar untuk istirahat. “Ada homestay juga di rumah warga yang kurang mampu. Harapannya kalau ada tamu bisa menunjang perekonomian mereka,” kata Sri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Koalisi Berkah Pecah, Hari Wuryanto Bakal Maju sebagai Calon Bupati Madiun 2024
- Garuda Muda Layak Waspada, 3 Pemain Uzbekistan Bermain di Prancis dan Rusia
- Uzbekistan jadi Lawan Garuda Muda di Semifinal setelah Kandaskan Arab Saudi 2-0
- Tangis Kecil Erick Thohir Iringi Sukses Timnas U23 ke Semifinal Piala Asia U-23
Berita Pilihan
- Rayakan Hari Kemenangan dengan Syawalan Sekar Kedhaton Restaurant
- Berburu Daging Sapi Premium Juicy di Indoguna Meatshop & Grocery
- Taman Safari Bali Rilis Teatrikal Bawah Air yang Menggabungkan Kesenian Bali dan Nusantara
- Wisata Bukit Dermo di Bantul Dibangun Tahun Ini
- Ini Daftar Negara yang Dianggap Murah untuk Tujuan Belibur Tahun Ini
Advertisement
LITERASI KESEHATAN: Warga Lansia Diminta Bijak Memilih Jenis Olahraga
Advertisement
Hindari Minum Teh Setelah Makan, Ini Risikonya bagi Tubuh
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement