Advertisement

Cek Fakta: Luka Tidak Boleh Ditutup, Benarkah?

Krizia Putri Kinanti
Senin, 12 Oktober 2020 - 19:27 WIB
Sunartono
Cek Fakta: Luka Tidak Boleh Ditutup, Benarkah? Ilustrasi luka

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA — Luka adalah hal yang banyak ditemukan oleh orang tua, karena anak-anak yang tidak berhenti beraktifitas.

Terkadang anak jatuh atau bahkan terkena gesekan yang mengakibatkan luka, ada beberapa mitos terkait luka. Cek faktanya

Advertisement

Certified Wound Specialist Physician Dokter Adisaputra Ramadinara mengatakan bahwa orang tidak perlu mengetahui banyak luka dan berbagai macam perawatannya karena tidaklah penting.

BACA JUGA : CEk FAKTA: 12 Hoaks terkait Omnibus Law Cipta Kerja

“Yang perlu diketahui dari luka adalah ada dua kelompok besar yakni luka akut dan luka kronik. Luka akut terjadi pada individu usehat yang lukanya akan sembuh sendiri dengan perawatan rumahan. Sementara, luka kronik terjadi pada orang yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes dan lainnya, yang penanganan lanjutannya dibawa ke rumah sakit,” tuturnya dalam webinar Hansaplast, Senin (12/10/2020).

Ada pula beberapa mitos yang perlu dijelaskan kembali kebenarannya:

1. Semakin perih obat diberi luka maka pengobatan berhasil

Jawabannya adalah tidak selalu, kandungan dari obat cenderung iritatif jadi tambah perih itu yang membuat anak kecil trauma. Dalam dunia medis memilih mencuci luka dengan cairan tidak berwarna untuk bisa melihat tingkat keparahan dari lukanya.

2.Luka basah tidak boleh ditutup karena akan susah sembuh

BACA JUGA : CEK FAKTA: Merdeka.com Dituduh Sebar Hoaks UU Cipta

Kelembapan itu penting, ada penelitian yang mengatakan bahwa luka yang lembab karena ditutup sembuh lebih cepat dibandingkan yang dibiarkan kering. Karena kalau kering bisa terhambat penyembuhannya dan bakteri bisa tumbuh.

“Luka yang kering itu ditandai dengan adanya bercak hitam atau koreng. Kalau sudah kering bisa digunakan salep khusus untuk melembabkan luka kering. Karena luka kulitnya rusak kita mau lukanya lembab dioleskan salep yg aman dan khusus untuk luka agar penyembuhannya optimal,” katanya.

3. Menggunakan plester luka cukup sekali sampai sembuh

Plester digunakan supaya bakteri tidak masuk dan luka tetap terjaga dan lembab. Ada beberapa hal yang menjadi alasan plester diganti secara rutin, misalnya plester yang digunakan lebih mudah basah karena air maka plester bisa diganti lebih sering.

Plester yang sudah kotor juga bisa diganti, tapi idealnya kalau aktifitasnya normal, cukup diganti sehari dua kali sehabis mandi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Budayawan di Jogja Dilibatkan Pembuatan Maskot Pilkada 2024

Jogja
| Rabu, 24 April 2024, 14:47 WIB

Advertisement

alt

Berikut Rangkaian Program Pilihan Keluarga Indonesia Paling di Hati, Hanya di MNCTV

Hiburan
| Selasa, 23 April 2024, 14:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement