Advertisement

CEK FAKTA: Benarkan Negara Tropis Memiliki Tingkat Kematian Rendah dari Covid-19?

Syaiful Millah
Senin, 30 November 2020 - 18:07 WIB
Sunartono
CEK FAKTA: Benarkan Negara Tropis Memiliki Tingkat Kematian Rendah dari Covid-19? Ilustrasi - Sampel darah yang terindikasi positif Virus Corona. - Antara

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA – Musim dingin di belahan bumi utara makin dekat dan beberapa negara telah mengalami penurunan suhu drastis dalam beberapa minggu terakhir. Berdasarkan pengalaman musim flu sebelumnya, para ahli khawatir pandemi Covid-19 akan semakin parah akibat suhu yang lebih rendah.

Faktanya, sebuah studi baru dari para peneliti di University College London (UCL) menunjukkan bahwa suhu global memainkan peran penting dalam penyebaran virus corona baru, SARS-CoV-2, yang menyebabkan pandemi global.

Advertisement

Studi yang dipublikasikan di International Journal of Environmental Science and Technology, para peneliti ingin mengetahui peran variabel suhu global dalam penularan virus corona. Tim menganalisis data suhu udara global yang dikumpulkan oleh produk NCEP/NCAR Reanalysis.

BACA JUGA : Pasien Positif Covid-19 di Jogja yang Meninggal Dunia

Berdasarkan suhu pada Maret dan April, mereka mengidentifikasi banyak tingkat kerentanan. Kasus tertinggi yang dilaporkan dan kematian dicatat ketika suhu berkisar antara 2 dan 17 derajat celcius. Banyak negara mengalami kisaran suhu ini, termasuk Inggris Raya, Amerika Serikat, Italia, dan Spanyol.

Sedangkan negara-negara dari Asia Tenggara, Afrika, dan Australia yang memiliki suhu di atas 27 derajat celcius memiliki kerentanan yang lebih rendah. Poin utama dari penelitian ini adalah bahwa virus corona baru ini rentan terhadap suhu.

Virus dapat menyebar dalam situasi yang lebih menguntungkan baginya, semisal di tempat yang cukup dingin. Di sisi lain, negara-negara tropis yang memiliki iklim lebih hangat dilaporkan cenderung tidak terlalu rentan.

Para peneliti juga menunjukkan bahwa beberapa negara dapat mengubah status kerentanan mereka, bergantung pada iklim mereka. Misalnya, sebagian Rusia dan Kanada dimulai dari dingin parah menjadi dingin sedang pada akhir April.

BACA JUGA : Update Corona DIY: 61 Positif, 29 Sembuh & 2 Meninggal Dunia

"Karena suhu regional memainkan peran penting dalam transmisi dan penyebaran, hasil ini dan peta prediksi masa depan memiliki implikasi besar untuk perencanaan di masa depan," tulis para peneliti dalam sebuah pernyataan.

Tim mencatat bahwa pengaruh suhu pada virus corona baru dan hasil uji coba sebelumnya dengan virus serupa dapat memberikan wawasan berharga, bahwa mengatur suhu dapat membantu membendung pandemi.

Studi ini memberikan wawasan yang berharga untuk mengatur tingkat suhu guna memberikan strategi penting dalam menghentikan wabah virus corona. Para peneliti mencatat bahwa metode ini hemat biaya, praktis, dan aman.

“Untuk mengadopsi solusi ini, tidak diperlukan dana yang besar. Kebaruan lain dari pendekatan semacam itu adalah bahwa hal itu dapat diterapkan segera di seluruh dunia, kata para peneliti dari UCL.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Ini Rekayasa Lalu Lintas yang Disiapkan Polres Bantul Untuk Atasi Kemacetan saat Libur Lebaran

Bantul
| Jum'at, 29 Maret 2024, 19:17 WIB

Advertisement

alt

Rela, Ungkapan Some Island tentang Kelam, Ikhlas dan Perpisahan

Hiburan
| Jum'at, 29 Maret 2024, 09:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement