Advertisement
Ini yang Mengganjal Pengembangan Bisnis Startup di Jogja
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Industri kreatif di Jogja tumbuh dengan pesat. Hanya saja peluang pengembangan usaha rintisan atau startup berbasis teknologi masih terkendala sejumlah hal, salah satunya pengembangan bisnis.
"Kalau ingin mengembangkan bisnis startup, ya, harus ke Jakarta. Karena kota ini bisa dibilang 50 persen lebih merepresentasikan Indonesia," ujar Ketua Asosiasi Digital Kreatif (Aditif) Jogja, Saga Iqranegara kepada Harianjogja.com, Jumat (27/4/2018).
Advertisement
Pertumbuhan industri kreatif, terutama di bidang digital di Jogja terus tumbuh secara signifikan. Saga mengungkapkan sulitnya para pelaku startup bertahan di industri ini karena pola pikir yang masih belum kuat dalam memahami persaingan pasar.
Saga menambahkan di Jogja pelaku startup cenderung lebih banyak fokus pada business to business (B to B). Sebagian besar mengembangkan produknya untuk mendukung bisnis suatu industri.
"Dibandingkan mereka yang melirik sektor konsumer, kebanyakan mereka lebih melirik ke bisnis. Selain itu, untuk bisa mengembangkan startup yang dirintis, peluang itu sebagian besar masih berpusat di Jakarta. Sebut saja beberapa startup digital yang lahir di Jogja, namun pada akhirnya agar bisnisnya berkembang mereka hijrah ke Jakarta," jelas Saga.
Saga menambahkan potensi dapur produksi startup, Jogja merupakan tempat yang tepat. Kota ini memiliki banyak potensi, seperti sumber daya manusia, kreativitas hingga lingkungan kerja yang mendukung.
"Tapi kalau mau mengembangkan startupnya secara bisnis, memang harus ke Jakarta," imbuh Saga.
Sementara itu, CEO Rumah Kreatif Jogja (RKJ), Hanitianto Joedo menambahkan startup di Jogja terus menggeliat. Kendati jumlahnya masih belum banyak, namun banyak persoalan yang menghambat eksistensi mereka.
Joedo mengungkapkan bukan hanya tentang pengembangan konsep. Akan tetapi, cara pelaku startup dalam memahami kebutuhan pasar juga masih belum optimal.
"Jogja ini luas dan banyak hal yang bisa dikembangkan. Jadi sangat penting untuk memahami apa kebutuhan pasar saat ini, jangan hanya mengikuti tren yang berkembang," jelas Joedo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
Advertisement
Sehari Terjadi 2 Kasus Begal Payudara di Sleman, Begini Reaksi Polisi
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Layanan Seller Tokopedia Naik, Begini Simulasi Perhitungannya
- Resmi! Menteri Teten Tegaskan Tak Larang Warung Madura Buka 24 Jam
- Barang Kiriman dari Luar Negeri Kini Bebas Bea Masuk, Ini Syaratnya
- Buruh Minta Upah Murah Dihapus, Begini Penjelasan Kalangan Pengusaha
- LPS Siapkan Rp237 Miliar untuk Klaim Simpanan Nasabah, Berikut Daftar 10 Bank Bangkrut Tahun Ini
- SBI Perkuat Fokus Pada Efisiensi dan Inovasi Hadapi Tantangan Industri
- PLN UID Jateng DIY Kembali Raih Penghargaan Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat dalam Detik Jateng-Jogja Award
Advertisement
Advertisement