Advertisement
Ekspor DIY ke Tiongkok Meningkat
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Ekspor beragam komoditas ke Tiongkok mengalami peningkatan terbesar yakni mencapai 259,06%. Peningkatan tersebut turut mendorong perkembangan ekspor DIY secara keseluruhan selama Maret 2018 dengan kenaikan mencapai 13,83%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, JB Priyono mengungkapkan jika dibandingkan secara tahun ke tahun, pada periode yang sama kenaikan ekspor DIY mencapai 16.26%. "Lebih dari setengah nilai ekspor dikirim ke Amerika Serikat, Jerman dan Jepang," ujar Priyono, Minggu (6/5/2018).
Advertisement
Nilai ekspor barang asal DIY yang dikirim melalui beberapa pelabuhan di Indonesia sepanjang Maret 2018 tercatat mencapai US$38,4 juta. Priyono mengungkapkan peningkatannya dibanding bulan sebelumnya mencapai 13,83% yakni pada Februari tercatat nilainya mencapai US$33,7 juta.
Priyono menambahkan peningkatan nilai ekspor selama Maret 2018 dibandingkan bulan sebelumnya, karena adanya peningkatan nilai ekspor dari sepuluh negara tujuan utama ekspor. Tiga besar negara dengan peningkatan nilai ekspor terbesar antara lain Tiongkok dengan capaian S$957.000, Singapura naik US$945.000 dan Korea Selatan naik sebesar US$546.000.
"Khusus kawasan Asean, total nilai ekspor barang DIY mencapai US$2,38 juta. Tiga besar negara tujuan ekspor di kawasan ini, antara lain Singapura, Vietnam dan Malaysia," jelas Priyono.
Komoditas utama ekspor DIY sebagian besar masih ditopang pakaian jadi bukan rajut. Kontribusi ekspor komoditas ini mencapai 36,60%, diikuti perabot, penerangan rumah dengan kontribusi sebesar 15,92%.
Tiga komoditas ekspor yang mengalami kenaikan nilai ekspor terbesar antara lain bahan kimia organik, minyak atsiri, komestik wangi-wangian serta plastik dan barang dari plastik. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan terbesar yakni barang-barang rajutan dengan penurunan sebesar 1,17%.
"Sementara itu, untuk impor juga megalami kenaikan di bulan Maret sebesar US$386,96 ribu, atau naik sekitar tujuh persen dari bulan sebelumnya. Sebagian besar impor dari Hongkong dan komoditas impor terbesar filamen buatan dengan nilai impor mencapai US$78,7 ribu," imbuh Priyono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Direktur Program Trans 7 Ramaikan Bursa Pilkada Gunungkidul 2024
- Termasuk Claudia Scheunemann, Ini 23 Pemain Garuda Pertiwi di AFC Women's Cup
- Diantar Puluhan Pendukung, Roy Saputra Ambil Formulir Pendaftaran Cawawali Solo
- Selamat! Ipswich Town Promosi ke Premier League, Foto Elkan Baggott Terpampang
Berita Pilihan
- Pemilu Bikin Pasar Properti DIY Lesu, REI DIY Optimistis Triwulan II 2024 Tumbuh Positif
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
Advertisement
Harga Tiket Rp20.000, Begini Cara Membeli Tiket KA Bandara YIA
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Ekosistem Kendaraan Listrik di RI Segera Terbentuk, Ini Kata Jokowi
- Bulan Depan, Pabrik Baterai Listrik Mulai Produksi di Indonesia
- 1.213 BPR/BPRS Penuhi Modal Inti Minimum Rp6 Miliar, OJK: Hanya 5 Persen yang Belum
- Harga Emas Antam Hari Ini 4 Mei 2024 Turun Rp5.000 Jadi Makin Murah
- Inka Rampungkan 11 Kereta New Generation Pesanan KAI, Ini Perbedaannya dengan Kereta Lama
- Dikunjungi Presiden Jokowi, Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik di Booth PLN di PEVS 2024
- Pemilu Bikin Pasar Properti DIY Lesu, REI DIY Optimistis Triwulan II 2024 Tumbuh Positif
Advertisement
Advertisement