Advertisement
Kenaikan Suku Bungan Acuan Tidak Cukup, Berikut Rekomendasi Pakar
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Sampai saat ini, rupiah masih mengalami pelemahan. Kondisi ini menunjukkan kebijakan penaikan suku bunga acuan tidak cukup efektif. Dibutuhkan strategi jitu, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, agar mata uang Garuda kembali perkasa. Itulah topik headline koran induk Harian Jogja, Bisnis Indonesia edisi Selasa 22 Mei 2018. Berikut laporan selengkapnya.
Kemarin, rupiah ditutup melemah 34 poin atau terdepresiasi Rp14.190 per dolar AS. Sepanjang tahun ini, rupiah telah terdepresiasi 4,7%. Adapun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,86% atau 49,46 poin ke level 5.733,83.
Advertisement
Aksi jual bersih investor asing hingga kemarin masih terus berlanjut. Investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp4,09 triliun sedangkan aksi beli Rp3,30 triliun, sehingga total net sell oleh investor asing mencapai Rp792,07 miliar.
Bank Indonesia sebelumnya menaikkan suku bunga acuan 7 day repo rate (7DRR) sebesar 25 bps menjadi 4,50% dengan harapan dapat menekan aksi jual investor. Pada kenyataannya, langkah tersebut tidak cukup ampuh menahan dana asing keluar dari pasar keuangan.
Eric Alexander Sugandi, ekonom Asian Development Bank Institute menilai penaikan tingkat suku bunga acuan baru-baru ini sekadar memberikan sinyal kepada pasar bahwa otoritas moneter bisa mengambil langkah menaikkan suku bunga.
Penyesuaian suku bunga acuan, ujarnya, tetap harus dilakukan sehingga dampaknya ke pergerakan nilai tukar lebih terasa. “Cukup 50—75 bps kalau memang mau naik lagi, istilahnya buying time sampai eksternal membaik,” jelasnya, Senin (21/5).
Ekonom PT Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih sepakat langkah BI dalam menaikkan tingkat 7DRR masih harus dilanjutkan. “Pak Perry [Gubernur BI] akan masuk ke suatu kondisi yang dilematis. Kita tunggu saja formula lain yang akan mendorong dari sisi moneternya,” ujarnya.
Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik UGM Tony Prasetiantono mengapresiasi langkah BI menaikkan suku bunga acuan. “Akan tetapi, bisa jadi ini masih belum cukup. Kemungkinan kenaikan ke level 4,75% masih sangat mungkin ditempuh.”
Sementara itu, Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo menyatakan langkah stabilisasi rupiah masih sama dengan yang telah disampaikan sebelumnya. Penerapan langkah-langkah yang lebih kuat sangat ditentukan oleh penilaian BI apakah dampak perkembangan eksternal sudah menimbulkan instabilitas pada perekonomian.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah memandang pelemahan nilai tukar rupiah masih terjadi karena spekulan global yang bermain di spot dolar AS. “Yang keluar adalah investor trader yang punya view jangka pendek, artinya more or less, [yang keluar itu hanya] hot money,” katanya.
Adapun, investor dengan pandangan jangka pandang masih bertahan dan tetap percaya dengan fundamental ekonomi domestik.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan pelemahan nilai tukar rupiah akan terus berlanjut hingga rapat Federal Open Market Committee pada Juni. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Hariyadi Sukamdani mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah sangat memukul pelaku usaha.
Ketua Umum BPP Hipmi Bahlil Lahadalia pun berharap pemerintah dan BI dapat berkoordinasi dalam menghentikan pelemahan nilai tukar rupiah yang kian dalam. “BI perlu ambil langkah strategis untuk mencegah capital out flow.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
- Disambut Baik, Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar
- Selamat! Pemkab Madiun Raih Opini WTP Ke-11 Kali Berturut-turut dari BPK
- Sah! Ini Daftar 50 Caleg Terpilih DPRD Kota Semarang 2024-2029 Hasil Pleno KPU
- Yamaha-Udinus Semarang Gelar Lomba Animasi, Ini Ketentuan dan Cara Daftarnya
Berita Pilihan
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
Advertisement
Bakal Calon Bupati Bantul Ini Sudah Pasang Puluhan Baliho Besar, Bawaslu: Tidak Melanggar
Advertisement
Jadwal Agenda Wisata Jogja Sepanjang Bulan Mei 2024, Ada Pameran Buku Hingga Event Lari
Advertisement
Berita Populer
- BI Rate Naik, Penjualan Properti di DIY Terancam Lesu
- Penerimaan Pajak DPJ DIY Sampai April 2024 Tercatat Sebesar 33,9 Persen
- Inflasi DIY April 2024 Sebesar 0,09 Persen, Sektor Transportasi Jadi Biangnya
- Fantastis! Perputaran Uang Judi Online di Indonesia Capai Rp327 Triliun
- BI DIY: Inflasi April 2024 Terjaga Meski Ada Momen Lebaran
- Disperindag DIY Dorong Industri Menyasar Pasar Dalam Negeri
- Yamaha 2 University with Udinus Semarang: Ikuti Lomba Animasi Feat Yamaha Moving Forw(Art) with Yamaha Fazzio
Advertisement
Advertisement