Advertisement
AGP Dilarang, Produktivitas Ayam Petelur Menurun 30%
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Pelarangan penggunaan antibiotic growth promotant (AGP) sebagai antibiotik berdampak pada industri peternakan. Setidaknya produktivitas ayam petelur menurun sampai dengan 30%.
Pelaku industri unggas nasional harus beradaptasi dengan regulasi yang melarang penggunaan zat antibiotik pemacu pertumbuhan (antibiotic growth promotant/AGP) untuk tambahan pakan ternak, yang berpotensi menggerus daya tahan unggas terhadap penyakit terutama bagi peternak rakyat dengan sistem kandang open house. Larangan itu termaktub dalam Permentan No.14/2017 tentang Pendaftaran dan Peredaran Pakan Ternak yang resmi berlaku mulai 1 Januari 2018.
Advertisement
Peternak Ayam Layer (petelur) asal Solo Robby Susanto mengatakan selama ini peternak layer skala kecil hanya tahu tentang dua hal yaitu pakan dan ayam, sedangkan untuk rincian komponen yang membentuk pakan mereka tidak tahu detailnya. Alhasil ketika satu komponen itu dilepas, seperti pelarangan penggunaan AGP sebagai komponen bahan pakan, peternak merasa gusar karena produktivitas ayam menurun tiba-tiba.
"Tahu-tahu dicabut tanpa ada satu pemberitauan [kepada peternak]. Ternyata [pelarangan AGP] berimbas pada sebagaian besar peternak kecil dengan penurunan produksi 30 persen-50 persen katanya pada Jumat (6/7) di pameran Indolivestock 2018.
Menurut dia, pemerintah tidak salah dengan menerapkan regulasi tersebut, tetapi hanya perlu persiapan dan sosialisasi yang matang. Roby mengatakan peternak layer dengan skala menengah dan skala besar sudah paham terhadap teknologi jadi tahu bahan untuk mensubtitusi penggunaan AGP. Namun bagi peternak skala kecil belum tahu bahan apa yang dapat menggantikan penggunaan AGP sebagai pendorong produktivitas.
"Saya sering ditanya apakah strain ayam layer itu berubah? Karena produksi menurun, padahal itu karena AGP yang dilepas. Sementara, pemerintah belum secara resmi mengatakan pengganti AGP itu apa?" Katanya.
Menurutnya perlu diadakan semacam muktamar atau perlombaan antara akademisi untuk mencari pengganti AGP yang pas bagi industri peternakan ayam layer dalam negeri. Roby optimistis banyak akademisi yang kompeten untuk melakukan hal tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
Advertisement
Joko Pinurbo Meninggal, Kemendikbudristek: Penyair Legendaris Tuai Beragam Penghargaan
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Petani Cabai Cilacap, Menjadi Raja Atas Hasil Panennya
- Rasane Vera, Menghijaukan Gunungkidul dengan Lidah Buaya
- Banyak BPR Bangkrut, Ini Upaya Pengawasan dari OJK DIY
- Pakuwon Beberkan Harapan Besarnya untuk Kepemimpinan Prabowo-Gibran
- Siap-Siap! Harga Bitcoin Mungkin Tembus US$100.000 pada Akhir Tahun
- Ini Tanggapan Bankir Atas Kenaikan BI Rate Jadi 6,25%
- PLN Dukung Penuh Gelaran PLN Mobile Proliga 2024
Advertisement
Advertisement