Advertisement
55% Orang Indonesia Masih Bertransaksi Tunai, Ini Alasannya?
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Upaya pemerintah untuk mendorong penggunaan transaksi nontunai sepertinya belum membuahkan hasil. Buktinya, transaksi tunai masih tergolong masih tinggi dengan persentase mencapai 55%.
Direktur Divisi Tunai G4S Global Paul Van Der Knaap saat berkunjung ke Jogja mengaku telah meneliti soal transaksi tunai dan nontunai di Indonesia. Hasilnya, antara 50%-55% masyarakat Indonesia masih memanfaatkan transaksi tunai.
Advertisement
Selain itu fakta lain yang ia temukan, adanya penarikan uang melalui ATM periode 2012-2016 meningkat hingga 65,5%. Pada periode tersebut, jumlah mesin ATM di Asia tumbuh sebesar 16,3%, pertumbuhan terbesar berada di Tiongkok, Thailand dan Indonesia.
"Transaksi keuangan di Indonesia saat ini masih didominasi oleh pembayaran tunai," ucapnya di sela-sela pertemuan The Asia Cash Cycle di salah satu hotel kawasan Jetis, Kota Jogja, Kamis (6/9).
Di Indonesia, selama 2012-2016, peredaran uang tunai tumbuh jadi sebesar Rp528,53 triliun (53,1%). Jumlah total penarikan uang tunai di ATM dalam periode yang sama meningkat sebesar 65,5% menjadi Rp2.353 triliun. Jumlah anjungan tunai mandiri (ATM) di seluruh Indonesia pun bertambah jadi 104.419 unit atau meningkat sebesar 54,3% dalam periode tersebut. "Sementara di tingkat global, pertumbuhan jumlah ATM mencapai 11,2 persen setiap tahun," ucap dia.
Paul menegaskan penelitian itu tidak untuk mempengaruhi masyarakat agar menggunakan sistem transaksi tunai atau nontunai. Namun lebih untuk memahamkan masyarakat tentang tren penggunaan tunai dan nontunai selama beberapa tahun terakhir sebagai referensi pembangunan ekonomi. "Apalagi masyarakat saat ini masih menganggap transaksi tunai jauh lebih aman ketimbang nontunai," kata Paul.
Pertemuan itu diikuti berbagai negara di dunia yang melakukan pembahasan terkait penggunaan uang tunai dan nontunai dari berbagai negara. Paul mengakui, pariwisata menjadi salah satu alasan pemilihan Jogja sebagai tempat pertemuan para praktisi ekonomi dan perbankan dari berbagai negara tersebut. Sehingga para peserta ada yang menyempatkan diri untuk mengunjungi sejumlah wisata di Jogja.
"Pagi tadi saya ke Borobudur dan besok saya rencana mengunjungi untuk wisata yang di Jogja," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Asita DIY Siap Dilibatkan Pembahasan Penerbangan Internasional di YIA
- Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menteri Perindustrian Beberkan Rencana Lanjutannya
- Pemilu Bikin Pasar Properti DIY Lesu, REI DIY Optimistis Triwulan II 2024 Tumbuh Positif
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
Advertisement
DPRD Sleman Optimistis Mayoritas Raperda Selesai Dibahas Sebelum Pergantian Keangotaan
Advertisement
Grand Rohan Jogja Hadirkan Fasilitas Family Room untuk Liburan Bersama Keluarga
Advertisement
Berita Populer
- Begini Respons ASITA Terkait 17 Bandara Internasional yang 'Turun Kasta'
- Gojek Plus Diluncurkan untuk Perluas Daya Tarik Segmen dengan Jaminan Diskon
- Nana Sudjana Dorong Bank Jateng Genjot Penyaluran Kredit Perumahan Subsidi
- Kenaikan HET Minyakita Bisa Bedampak pada Penurunan Daya Beli Masyarakat
- Asita DIY Siap Dilibatkan Pembahasan Penerbangan Internasional di YIA
- Izin Eksport Konsentrat Tembaga Freeport Diperpanjang
- KiriminAja Gelar Halal bi Halal SahabatKA untuk Memperat Silaturahmi dan Sharing Bersama
Advertisement
Advertisement