Advertisement
Presiden Trump Kembali Picu Kekhawatiran Baru, Kali Ini Apa Lagi Ulahnya?
Advertisement
Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali memicu kekhawatiran baru. Trump sesumbar tidak memiliki tekanan untuk membuat kesepakatan dengan Tiongkok. Sikapnya ini diperlihatkan hanya sehari setelah pejabat pemerintahannya mengundang Tiongkok mengadakan putaran baru diskusi perdagangan.
Dalam cuitannya di Twitter pada Kamis (13/9/2018), Trump menunjukkan tekad kuat untuk memasuki negosiasi. Namun pada saat yang sama perkataannya berisiko memicu kekhawatiran Tiongkok bahwa ia belum serius untuk mencapai kesepakatan.
Advertisement
Cuitan Trump muncul untuk membantah tulisan Wall Street Journal tentang diskusi perdagangan yang akan datang antara dua negara berkekuatan ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Disebutkan, Trump menghadapi tekanan politik yang meningkat untuk menyelesaikan perselisihan perdagangan dengan Tiongkok serta mengakhiri retaliasi Tiongkok terhadap eksportir AS menjelang pemilihan paruh waktu yang akan berlangsung November.
“The Wall Street Journal salah, kami tidak memiliki tekanan untuk membuat kesepakatan dengan Tiongkok, merekalah yang berada di bawah tekanan untuk membuat kesepakatan dengan kami,” cuit Trump, seperti dikutip dari Bloomberg.
“Pasar kami melonjak, mereka ambruk. Kami akan segera menerima miliaran dalam tarif & membuat produk-produk sendiri. Jika kita bertemu, kapan saja bisa bertemu?”
Pasar ekuitas AS mengikis kenaikan sebelumnya pascacuitan Trump, meskipun penguatan dalam sektor teknologi informasi dan perawatan kesehatan mendorong saham lebih tinggi. Di sisi lain dolar AS naik, saat pedagang menjual dolar Australia karena hubungan ekonomi negara itu dengan Tiongkok.
Komentar Trump menekan optimisme pasar yang sebelumnya didosong usulan pemerintah AS untuk mengadakan putaran baru pembicaraan perdagangan dengan Tiongkok. Sentimen positif ini mendongkrak bursa saham AS dan aset-aset pasar negara berkembang.
Tekanan Berlawanan
Pejabat Tiongkok diketahui sensitif terhadap potensi tekanan yang berlawan dari Trump menjelang pemilihan kongres pada November.
Sikap keras tentang perdagangan bergema didukung basis pekerja di kawasan industri Great Lakes. Sebaliknya, kekhawatiran akan pembalasan Tiongkok mengkhawatirkan konstituen Republik, termasuk negara-negara bagian yang memiliki wilayah pertanian.
Kegagalan untuk memulai perundingan baru akan menimbulkan kekhawatiran bahwa kedua negara ditakdirkan mengalami perang dagang yang panjang dan penuh tekanan.
Pada Kamis (13/9/2018), sebelum Trump mencuit, juru bicara kementerian perdagangan Tiongkok Gao Feng mengatakan bahwa Tiongkok telah menerima undangan AS dan sedang mengupayakan perincian pertemuan itu dengan AS.
Gedung Putih telah berupaya menekan pemerintah Tiongkok untuk mengurangi surplus perdagangannya dengan AS serta melindungi hak kekayaan intelektual perusahaan AS. Pemerintahan Trump sebelumnya telah memberlakukan bea masuk terhadap ekspor Tiongkok senilai US$50 miliar sejak Juli, yang memicu pembalasan langsung dari Tiongkok.
"Kami sedang berkomunikasi sekarang dan bisa dikatakan bahwa komunikasi ini telah berkembang," kata Larry Kudlow, direktur Dewan Ekonomi Nasional, yang mengonfirmasikan kabar tentang tawaran diskusi AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
Advertisement
TPA Piyungan Ditutup, TPS3R di Tingkat Kalurahan di Bantul Kebanjiran Pelanggan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Disperindag DIY Dorong Industri Menyasar Pasar Dalam Negeri
- Yamaha 2 University with Udinus Semarang: Ikuti Lomba Animasi Feat Yamaha Moving Forw(Art) with Yamaha Fazzio
- Jago Syariah Dukung Halal Fair 2024 di Yogyakarta
- Berkomitmen Tingkatkan Literasi Keuangan, Jago Syariah Ambil Bagian dalam Halal Fair 2024
- Sudah Ada 11 Bank Bangkrut Sepanjang Tahun Ini, LPS: Kami Siap Klaim Dana Nasabahnya
- Ekosistem Kendaraan Listrik di RI Segera Terbentuk, Ini Kata Jokowi
- Bulan Depan, Pabrik Baterai Listrik Mulai Produksi di Indonesia
Advertisement
Advertisement