Advertisement

Bisnis Ritel, Eksistensi Toko Fisik Tak Tergoyahkan

Asteria Desi Kartika Sari
Senin, 08 Oktober 2018 - 06:10 WIB
Laila Rochmatin
Bisnis Ritel, Eksistensi Toko Fisik Tak Tergoyahkan Hot Sale Up to 70%20% mulai menarik perhatian pengunjung Centro Plaza Ambarrukmo, Sabtu (29/9). - Harian Jogja/Holy Kartika N.S

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA -- Dalam beberapa tahun ini, pertumbuhan perdagangan elektronik di Indonesia semakin marak, linier dengan perkembangan teknologi digital di kota-kota besar. Banyaknya konsumen yang bertransaksi secara daring ternyata tidak menggeser industri ritel konservatif.

Pertarungan di pasar luring (offline) masih begitu menggairahkan karena persebaran jaringan Internet masih belum merata di seluruh Tanah Air. Di tambah, masih banyak konsumen yang merasa puas jika membeli produk yang diincarnya secara langsung di toko fisik.

Advertisement

Fakta ini membuat pemilik produk merek lokal yang awalnya hanya berbisnis secara daring mulai melirik penjualan melalui toko-toko fisik. Pelanggan diberikan banyak pilihan untuk membeli barang baik secara daring, dan luring.

Konsep ini kemudian dikenal sebagai bisnis online to offline (O2O). Lewat konsep tersebut, pasar yang disasar akan jauh lebih beragam. Pemilik merek fesyen lokal, Cottonik dapat dijadikan contoh pemanfaatan O2O.

Cottonink mulai dikenal oleh khalayak setelah mempromosikan produk melalui Facebook pada 2008. Banyaknya pelanggan membuat manajemen Cottonik mulai memiliki website sendiri dengan bentuk e-commerce.

Pada 2015, Cottonink memiliki toko fisik di beberapa pusat perbelanjaan. Brand & Marketing Director Cottonink Ria Sarwono mengatakan bahwa upaya yang dilakukan oleh manajemen dengan membuka toko fisik, tidak dapat dilepaskan dari keinginan untuk menjangkau konsumen lebih luas.

“Pendapat bahwa kehadiran online [daring] membuat offline [luring] akan hilang, belum tentu. Kami sadar market offline di Jakarta masih besar. Masih banyak orang-orang yang mau datang ke toko. Jadi dengan membuka toko dapat memperbesar market kami,” tuturnya.

Dia mengakui persaingan bisnis ritel makin memanas. Namun, tidak semua pemain di ritel utamanya fesyen mampu melakukan penetrasi pasar.

Ria mengatakan Cottonink mulai membuka pop-up store atau jualan berpindah-pindah untuk memikat pembeli.
Biasanya cara tersebut dilakukan untuk menguji reaksi pasar sekaligus menekan biaya. Strategi ini dianggap tepat karena jika membuka toko fisik secara langsung maka membutuhkan persiapan yang lebih matang, baik dari modal dan infrastruktur.

Permintaan Konsumen
Setali tiga uang, setelah sukses menggembangkan bisnis daring, e-commerce fesyen muslim Hijup mulai membuka toko fisik di beberapa daerah.

CEO Hijup Diajeng Lestari mengatakan upaya ini dilakukan karena makin banyak konsumen yang meminta offline store.
Menurutnya, banyak pelanggan yang melihat produk secara daring, tetapi tidak berani membeli secara daring, lantaran takut ukuran pakaian tidak sesuai.

Dia mengatakan keberadaan toko fisik membuat pelanggan dapat memastikan kualitas barang yang dibeli secara langsung. “Sekarang mereka bisa langsung mengunjungi Hijup warehouse store di Jakarta atau store di daerah masing-masing,” ujarnya.

General Manager Marketing PT Plaza Indonesia Realty Tbk Zamri Mamat menilai berbelanja langsung di pusat perbelanjaan tidak tergantikan begitu saja dengan berbelanja secara daring.
“Sensasi dan experience-nya lebih bagus. Kami ingin offline-nya tetap menjadi yang utama,” ujarnya.

Namun, Zamri mengakui tidak demikian saja menafikan medium belanja daring. Manajemen Plaza Indonesia menggabungkan pengalaman berbelanja langsung dengan platform dagang el, yaitu melalui e-Shop.

Melalui e-Shop tersebut, pelanggan dari luar kota dapat bertransaksi dengan mudah. “Pasar di luar Jakarta cukup besar hingga 27% hingga 30%. Jadi kami rangkul dengan belanja daring,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Puncak Hari Tari, Ratusan Penari Meriahkan Jogja Joged di Museum Gunung Api Merapi

Sleman
| Selasa, 30 April 2024, 14:27 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement