Advertisement
Tenang .. Meski Dolar & Harga BBM Naik, Inflasi Terjaga
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kenaikan harga bahan bakar minyak jenis Pertamax dan penguatan dolar diperkirakan tidak terlalu berpengaruh terhadap inflasi Kota Jogja. Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY optimis hingga akhir tahun ini, inflasi DIY masih dapat terjaga pada kisaran 3±1%.
Beberapa waktu lalu, pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga jual bahan bakar khusus (BBK) jenis Pertamax. Kenaikan harga bahan bakar jenis khusus tersebut, salah satunya disebabkan naiknya harga minyak dunia.
Advertisement
Wakil Ketua TPID DIY Budi Hanoto mengungkapkan dampak kenaikan terhadap inflasi, tidak terlalu signifikan. “Karena Premium juga tidak naik, dampaknya akan minimal. Selain itu, perlu dicermati juga apakah industri itu menggunakan bahan bakar Pertamax atau tidak,” ujar Budi, Selasa (30/10).
Budi menjelaskan apabila industri pengolahan menggunakan bahan bakar jenis tersebut, maka pengusaha tidak akan melakukan kenaikan harga secara serta-merta. Biasanya perusahaan atau pelaku usaha akan lebih dulu menyerap profit margin.
Setelah itu, para pelaku industri akan melakukan rekalkulasi untuk menganalisa bisnis atau usahanya. Budi menambahkan jika dengan rekalkulasi diketahui keuntungan dan pengeluaran tidak dapat memberikan margin yang sesuai, maka pengusaha bisa menaikkan harga jual produknya.
“Namun, pasti opsi untuk menaikkan harga jual akan menjadi pilihan kesekian. Kemungkinan pengusaha juga akan mempertimbangkan dampak dinaikkan harga jual akan memengaruhi daya beli konsumen,” jelas Budi.
Inflasi Oktober juga dinilai cukup berat untuk komoditas bahan pangan. Kenaikan dolar dapat saja memengaruhi harga jual produk komoditas bahan pangan pokok impor, salah satunya bawang putih.
Kendati demikian, Budi mengungkapkan sejauh ini porsi impor komoditas bawang putih belum begitu besar. Terlebih dampak impor terhadap inflasi juga masih belum terasa. “Karena memang bahan pangan juga jarang ada yang impor. Masyarakat masih banyak yang menggunakan stoknya. Kami juga meyakini, Bulog tidak akan melakukan melakukan impor secara masif,” papar Bulog.
Selain itu, kata Budi, pemerintah telah memberikan pengarahan terhadap produksi dalam negeri. Bobot inflasi dari komoditas bawang putih juga dinilai masih belum terlalu besar. Budi berharap hingga akhir tahun ini, inflasi DIY masih terjaga dan terkendali.
“Inflasi year to date saja 1,49 persen, itu masih cukup rendah. Sedangkan inflasi year on year sekitar 2,88 persen, jadi kami kira 3%±1% masih bisa terjaga,” imbuh Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Direktur Program Trans 7 Ramaikan Bursa Pilkada Gunungkidul 2024
- Termasuk Claudia Scheunemann, Ini 23 Pemain Garuda Pertiwi di AFC Women's Cup
- Diantar Puluhan Pendukung, Roy Saputra Ambil Formulir Pendaftaran Cawawali Solo
- Selamat! Ipswich Town Promosi ke Premier League, Foto Elkan Baggott Terpampang
Berita Pilihan
- Pemilu Bikin Pasar Properti DIY Lesu, REI DIY Optimistis Triwulan II 2024 Tumbuh Positif
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
Advertisement
Jadwal Kereta Bandara YIA, Berangkat dari Stasiun Tugu Jogja, Minggu 5 Mei 2024
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Ekosistem Kendaraan Listrik di RI Segera Terbentuk, Ini Kata Jokowi
- Bulan Depan, Pabrik Baterai Listrik Mulai Produksi di Indonesia
- 1.213 BPR/BPRS Penuhi Modal Inti Minimum Rp6 Miliar, OJK: Hanya 5 Persen yang Belum
- Harga Emas Antam Hari Ini 4 Mei 2024 Turun Rp5.000 Jadi Makin Murah
- Inka Rampungkan 11 Kereta New Generation Pesanan KAI, Ini Perbedaannya dengan Kereta Lama
- Dikunjungi Presiden Jokowi, Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik di Booth PLN di PEVS 2024
- Pemilu Bikin Pasar Properti DIY Lesu, REI DIY Optimistis Triwulan II 2024 Tumbuh Positif
Advertisement
Advertisement