Advertisement
Lama Menginap Turis di Hotel Berbintang Menurun, Ini Penyebabnya
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Lama menginap wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan Nusantara (wisnus) di hotel berbintang Indonesia kian menurun pada tahun ini. Penurunan terjadi karena terpengaruh kondisi ekonomi yang sulit tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu.
Wakil Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Rainier Daulay mengatakan, rerata lama menginap turis sepanjang tahun ini hanya 2-3 hari. Padahal, tahun lalu mencapai rata-rata 5-6 hari.
Advertisement
Rainier mengungkapkan faktor lain yang memengaruhi penurunan lama menginap turis adalah kian ketatnya persaingan hotel berbintang dengan Airbnb dan bisnis homestay. “Rerata wisatawan menginap di hotel berbintang hanya dua hari. Sisanya kebanyakan di homestay dan Airbnb,” katanya kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Minggu (4/11/2018).
Dia berharap pemerintah dan pelaku usaha sektor pariwisata segera membahas strategi agar dapat memperlama waktu inap turis, khususnya di hotel berbintang. “Kita harus duduk bersama, bahas atraksi apa yang bisa membuat mereka lama tinggal di hotel berbintang, dan perbesar spending serta pengaruh ke devisa,” ucap Rainier.
Ketua Ikatan Cendikiawan Pariwisata Indonesia Azril Azahari berpendapat mayoritas turis saat ini lebih memperhatikan aspek penghematan untuk menekan biaya akomodasi. “Untuk akomodasi memang wisman dan wisnus lebih memilih menginap murah seperti di homestay dan Airbnb karena hanya untuk tidur dan mandi,” ujarnya.
Selain itu, wisatawan menyukai tempat penginapan yang menawarkan nuansa kultur yang otentik layaknya hidup bersama dengan masyarakat lokal.
Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto memaparkan rerata lama menginap wisman dan wisnus di hotel bintang di Indonesia mencapai 1,97 hari selama September 2018. Angka ini tidak berubah secara year on year.
Namun, jika dibandingkan dengan Agustus 2018 atau secara month to month, rerata lama menginap pada September 2018 mengalami kenaikan sebesar 0,03 poin. “Secara umum, rerata lama menginap tamu asing pada September 2018 lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata lama menginap tamu Indonesia, yaitu masing-masing 2,85 hari dan 1,79 hari.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
Advertisement
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- LPS Siapkan Rp237 Miliar untuk Klaim Simpanan Nasabah, Berikut Daftar 10 Bank Bangkrut Tahun Ini
- SBI Perkuat Fokus Pada Efisiensi dan Inovasi Hadapi Tantangan Industri
- PLN UID Jateng DIY Kembali Raih Penghargaan Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat dalam Detik Jateng-Jogja Award
- Pecah Rekor! Inflasi Bawang Merah April 2024 Tertinggi sejak 2021
- BI Rate Naik, Penjualan Properti di DIY Terancam Lesu
Advertisement
Advertisement