Advertisement
Langkah Kementan Meminjam Jagung ke Feedmill Dinilai Kurang Tepat
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Pengamat sekaligus Guru Besar Institut Pertanian Bogor Dwi Andreas menilai langkah Kementerian Pertanian meminjam jagung dari dua perusahaan pakan ternak kurang tepat.
Menurutnya, dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Minggu (18/11/2018), langkah Kementerian Pertanian (Kementan) memilih meminjam jagung dari dua perusahaan pakan ternak besar (feedmill), yaitu Charoen Pokphand, dan Japfa, sebanyak 10 ribu ton, dinilai kurang pas dilakukan. Saat ini, kata dia, harga jagung bahkan ada yang mencapai Rp6.000 per kilogram dan sangat memberatkan peternak.
Advertisement
"Bulog kan disuruh pemerintah impor jagung 100.000 ton. Nah ini kebutuhan bukan sebulan dua bila lagi. Tapi saat ini juga. Akhirnya terpaksa pinjam sana sini termasuk ke swasta," tuturnya.
Ia menjelaskan volume 10.000 ton pun sebenarnya bukan jumlah yang besar. Pasalnya, 10.000 ton setara dengan produksi satu hektare jagung.
Jika jumlah ini saja dilakukan dengan meminjam, maka klaim surplus jutaan ton bisa menjadi pertanyaan publik.
Ia memprediksi sedikitnya stok jagung akan terjadi sampai Februari 2019 mendatang.
Lanjut dia, impor gandum untuk pakan dibatasi juga oleh Kementan, bisa menjadi kendala lain.
Ihwal peminjaman ini sendiri dikatakan oleh Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak (Dirbitpro) Kementan, Sugiono.
Ia mengungkapkan pinjaman masing-masing sebanyak 5.000 ton kepada tiap feedmill tersebut dikarenakan memang sudah ada kekurangan jagung di lapangan. Sementara itu, impor jagung yang direkomendasikan Kementan membutuhkan waktu cukup lama untuk sampai ke Tanah Air.
"Ini kan tetap ayam kudu makan jagung, nggak bisa menunggu. Jadi, kita meminjam dulu. Di lapangan memang tidak mencukupi jadi melakukan peminjaman dulu ya," ungkapnya.
Nantinya pinjaman dari kedua feedmill tersebut akan diserakan kepada Bulog. Badan logistik tersebutlah yang nantinya akan menyalurkan jagung-jagung tersebut kepada para peternak yang membutuhkan jagung dengan harga Rp4.000 per kilogram.
Pinjaman tersebut pun akan segera dikembalikan ketika impor jagung sebanyak 100.000 ton tiba.
"Tapi ini khusus untuk peternak kecil, peternak mandiri, yang UMKM itu," imbuhnya lagi.
Sugiono menyebutkan sebenarnya bukan hanya kepada Charoen Pokphand dan Japfa pihaknya meminta bantuan. Semua feedmill sudah diminta dan memang sebelumnya juga sudah melakukan CSR untuk membagikan jagung kepada peternak mandiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
Advertisement
Menghadapi Musim Kemarau, Perumdam Tirta Projotamansari Pastikan Pasokan Air Lancar
Advertisement
Jadwal Agenda Wisata Jogja Sepanjang Bulan Mei 2024, Ada Pameran Buku Hingga Event Lari
Advertisement
Berita Populer
- Pecah Rekor! Inflasi Bawang Merah April 2024 Tertinggi sejak 2021
- BI Rate Naik, Penjualan Properti di DIY Terancam Lesu
- Penerimaan Pajak DPJ DIY Sampai April 2024 Tercatat Sebesar 33,9 Persen
- Inflasi DIY April 2024 Sebesar 0,09 Persen, Sektor Transportasi Jadi Biangnya
- Fantastis! Perputaran Uang Judi Online di Indonesia Capai Rp327 Triliun
- BI DIY: Inflasi April 2024 Terjaga Meski Ada Momen Lebaran
- Disperindag DIY Dorong Industri Menyasar Pasar Dalam Negeri
Advertisement
Advertisement