Advertisement
Ekspor Asal Jogja Merosot, Pengusaha Minta Pemerintah Turun Tangan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pengusaha di DIY meminta pemerintah turun tangan mengatasi masalah ekspor barang dari wilayah ini yang terus merosot.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, nilai ekspor barang asal DIY yang dikirim melalui beberapa pelabuhan di Indonesia pada September 2019 tercatat hanya mencapai 31,6 juta dolar atau sekitar Rp422 miliar. Nilai ekspor tersebut merosot hingga 5,95% dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 33,6 juta dolar (sekitar Rp471 miliar). Secara kumulatif, nilai ekspor barang pada Januari-September 2019 turun sebesar 6,09% dibanding periode yang sama 2018.
Advertisement
Nilai ekspor selama September 2019 jika dibandingkan dengan Agustus 2019, menunjukkan penurunan di tujuh negara tujuan utama ekspor. Yakni Australia sebesar 23,53%, Kanada 42,86%, Belanda 21,43%, Jerman 9,38%, Jepang 6,25%, Thailand 50,00% dan Korea Selatan 7,69%.
Ketua Aliansi Pengusaha Nasional (Apnas) DIY, Mirwan Syamsudin Syukur, mengatakan problem penurunan ekspor ini telah dibahas secara nasional. Penurunan ekspor menurutnya tidak hanya terjadi di Jogja, namun sejumlah daerah lainnya juga mengalami hal serupa.
“Turun secara nasional. Lobi pemerintah ke luar negeri kurang penyebabnya. Kami sedang menyusun langkah-langkah untuk diusulkan ke pemerintah, untuk mengantisipasi kembali menurunnya ekspor,” kata pria yang juga menjabat Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DIY itu, Minggu (10/11/2019).
Diharapkannya pemerintah mampu menguatkan sektor dunia usaha, sehingga meningkatkan jumlah ekspor dan mampu bersaing dengan produk luar negeri. Di sisi lain, pengusaha saat ini menghadapi kesulitan, karena suku bunga perbankan tinggi. Termasuk pajak dari pemerintah.
Susunan kabinet baru di periode kedua Presiden Joko Widodo diharapkan mampu mendongkrak usaha dalam negeri dan memulih sektor perdagangan. Salah satu langkah yang bisa diambil menurutnya melibatkan peran pelaku usaha dalam mengambil kebijakan. Saat ini pelibatan pelaku usaha misalnya melalui diskusi bersama pemerintah dinilai sangat kurang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pemilu Bikin Pasar Properti DIY Lesu, REI DIY Optimistis Triwulan II 2024 Tumbuh Positif
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
Advertisement
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- Aprisindo: Idustri Alas Kaki Dalam Negeri Masih Menghadapi Tekanan
- Begini Perjalanan Bata, Merek Sepatu Legendaris yang Pilih Tutup Pabrik karena Merugi
- HET Beras Dikerek, Ekonom Ingatkan Dampaknya bagi Masyarakat
- Update Harga Bahan Pokok Hari Ini 6 Mei 2024: Beras, Minyak Goreng, Bawang Putih Naik
- PLN Sukses Kawal Keandalan Pasokan Listrik Gelaran Proliga Jatidiri 2024 dengan Backup Listrik 4 Lapis Tanpa Kedip
- Listrik Masuk Sawah, Petani Sragen Untung 35% LebihBanyak dengan Program Electrifying Agriculture PLN
- Penerbangan Langsung Bandara YIA- Bangkok Diminta Segera Dibuka
Advertisement
Advertisement