Advertisement
UMKM Harus Pandai Melihat Pasar ke Depan
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Penyelenggaraan Grebeg UMKM DIY 2019 yang digelar BI DIY sejak Kamis (14/11/2019) di Atrium Plaza Ambarrukmo, Sleman resmi ditutup, Senin (18/11/2019). Gelaran ini pun mendapatkan apresiasi dari Pemerintah DIY. UMKM pun diharapkan bisa melihat kebutuhan konsumen agar bisa maju.
Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji mengatakan gelaran Grebeg UMKM DIY 2019 memberikan hasil yang baik terhadap UMKM. Terjadi pertemuan antara seller dan buyer. "Ini paling penting. Jadi, enggak hanya laku saat pameran tetapi juga berkelanjutan," kata dia di sela penutupan Grebeg UMKM DIY 2019 di Royal Ambarrukmo, Sleman, Senin (18/11/2019).
Advertisement
Ia menyebutkan UMKM yang dikenal kebanyakan bergerak di bidang ekonomi kreatif. Namun, unsur kreatif dihadapkan tidak hanya pada jenis usahanya saja, tetapi pengelolaan UMKM, pemasaran, produksi, dan hasil produk juga dilakukan secara kreatif. "Pengelolaan secara kreatif enggak dilakukan secara one man show, tetapi memanfaatkan kebersamaan UMKM. UMKM itu ada yang mikro, kecil, dan menengah. Tetapi, kalau keseluruhan kesatuan UMKM itu sendiri bisa dilihat sebagai perusahaan yang besar kalau bisa sama-sama mengelola. Saling kerja sama," kata dia.
Menurutnya, UMKM juka dilihat satu per satu akan telihat valuenya kecil. Namun, ketika dilihat secara kesatuan, UMKM akan memberikan value yang tinggi.
"Kalau bicara ke depan, UMKM yang eksis memberikan kontribusi pada ekonomi apabila pengelola tahu tantangan masa depan. Untuk tahu masa depan enggak perlu tengok belakang terus, tetapi harus mencari informasi untuk mengetahui masa depan misalnya mengetahui barang yang dibutuhkan ke depan itu seperti apa," ujar dia.
Ia mengatakan keberadaan bandara YIA juga diharapkan bisa menjadi momentum yang dimanfaatkan UMKM untuk maju. Kabupaten dan kota di DIY diharapkan mampu menjadi penyokong keberadaan YIA. "Jangan sampai kita cuma jadi penonton. Kami melihat penduduk migrasi banyak di Kokap, Girimulyo, Panjatan dan bikin usaha. Kalau enggak diantisipasi penduduk DIY maka kita akan ketinggalan," ungkap dia.
Penopang Ekonomi
Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY Hilman Tisnawan mengatakan pertumbuhan ekonomi DIY ditopang UMKM. Potensi ini harus ditangkap. "Kami ingin UMKM yang lahir di DIY ini adalah UMKM unggul dan premium sehingga ujung-ujungnya bisa menopang pertumbuhan ekonomi. Dulu kesan UMKM harga jualannya rendah, tetapi sekarang kita lihat harga jualannya mencapai jutaan untuk premium," kata dia.
BI pun berkomitmen untuk mendorong UMKM di DIY semakin maju dan mampu melakukan ekspor. Ia mengatakan terkadang kendala UMKM adalah memenuhi permintaan pasar internasional yang banyak. Namun, ketika permintaan ini bisa dikerjakan bersama-sama dengan UMKM lainnya dengan standar yang sama bagusnya maka akan bisa memenuhi permintaan tersebut.
"Kami ingin UMKM yang lahir di DIY adalah UMKM yang bisa berkontribusi terhadap perekonomian jumlah tp sec nilai ga terlalu besar. Diharapkan pertumbuhan ekonomi DIY bisa mencapai angka tujun persen ke atas dengan pemberdayaan UMKM ini," kata dia.
Penutupan Grebeg UMKM DIY 2019 ini ditandai dengan seminar nasional bertajuk Peluang dan Tantangan di Era Ekonomi Digital: The Future of Work dengan narasumber Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia Ardhayadi Mitroatmodjo dan CEO GE Indonesia Handry Satriago.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pemilu Bikin Pasar Properti DIY Lesu, REI DIY Optimistis Triwulan II 2024 Tumbuh Positif
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Investor yang Bangun Pabrik Sepeda Motor Listrik di Jateng Berasal dari China
- 11 Bank Bangkrut di Awal 2024, Begini Nasib Isi Rekening Milik Nasabah
- Aprisindo: Idustri Alas Kaki Dalam Negeri Masih Menghadapi Tekanan
- Begini Perjalanan Bata, Merek Sepatu Legendaris yang Pilih Tutup Pabrik karena Merugi
- HET Beras Dikerek, Ekonom Ingatkan Dampaknya bagi Masyarakat
Advertisement
Advertisement