Advertisement

SWEET SUNDAE ICE CREAM : Ajak Masyarakat Menjadi Pahlawan Pangan

Kusnul Isti Qomah
Sabtu, 18 Januari 2020 - 09:22 WIB
Mediani Dyah Natalia
SWEET SUNDAE ICE CREAM : Ajak Masyarakat Menjadi Pahlawan Pangan Owner Sweet Sundae Ice Cream Andromeda menunjukkan proyek pengembangan pabrik Sweet Sundae./ Harian Jogja - Kusnul Isti Qomah

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Cikal bakal Sweet Sundae Ice Cream sudah dimulai sejak 12 Februari 2008. Awal mula usaha ini didirikan untuk membantu peternak agar lebih sejahtera dan bisa menghasilkan susu yang benar-benar berkualitas.

Owner Sweet Sundae Ice Cream, Andromeda menyebutkan Sweet Sundae Ice Cream memantapkan komitmennya untuk ikut menyejahterakan petani peternak sapi perah di DIY. Pihaknya pun memanfaatkan susu hasil peternak DIY sebagai bahan baku ice cream dan gelato yang dibuat. Karena bahan yang digunakan alami dan asli daerah, Sweet Sundae Ice Cream memiliki nilai lebih yang ditawarkan kepada konsumen.

Advertisement

"Kami memang fokusnya melayani konsumen di bidang hotel, restoran dan catering (horeka). Pemainnya masih sedikit dan kami termasuk tiga besarnya. Produk kami yang benar-benar alami lebih disukai," kata dia.

Ia mengungkapkan produk yang dibuat menggunakan bahan lokal, alami dan halal. Produknya pun tidak memakai bahan pengawet, perasa, dan pewarna. Produknya dibuat menggunakan 100% susu segar dari peternal lokal.

 Pendirian Sweet Sundae Ice Cream bermula ketika Andromeda dan istri sama-sama menjadi asisten dosen di Fakultas Peternakan UGM. Mereka membantu program dosen untuk mendampingi para peternak sapi perah di Kaliurang, Sleman. Andromeda dan istri bekerja secara tim, tetapi dia fokus pada produksi dan istrinya fokus pada pengolahan dari hasil produksi. "Laboratorium saya kerja sama dengan laboratorium istri saya. Pada 12 Februari 2008 proyek ini mulai dan tanggal itu kami pilih sebagai tanggal mulainya usaha ini," ujar dia. 

Pemilihan Nama

Saat itu namanya belum Sweet Sundae Ice Cream. Nama ini dipilih beberapa tahun kemudian karena dilatarbelakangi sebuah kejadian. Pada saat proyek dimulai niat awalnya untuk menolong peternak sapi perah. Saat itu, susu dari peternak dibeli oleh pabrik hanya seharga Rp1.700 per liter. Dengan proyek tersebut Andromeda membeli dengan harga Rp4.800 per liter. Selain membeli dengan harga yang lebih tinggi, ia mengajak petani untuk memperhatikan kualitas susu sapi mereka sehingga harga jual bisa lebih tinggi. "Waktu itu kami berpikir susu dari peternak ini akan kami jadikan apa. Kalau kami jual susu murni, harganya akan terlalu mahal karena kami belinya sudah mahal. Kalau bikin yoghurt atau keju juga prosesnya lama. Akhirnya kami putuskan membuat es krim," ujar dia.

Awal mula membuat es krim, mereka memakai teknik dan peralatan yang sederhana. Mereka memakai ember plastik yang diberi es batu kemudian di tengahnya diberi ember stainless steel. Bahan-bahan es krim dimasukkan dan mereka membuatnya dengan memutar secara manual.

Karena hanya berdua, tenaga pun kurang sehingga mereka meminta tiga teman lainnya untuk membantu memutar bahan dasar es krim hingga jadi. Saat itu belum terpikir untuk membuka bisnis es krim karena niat awalnya hanya mengolah hasil produksi sapi perah tersebut. "Awal-awal teman-teman satu lab yang mencoba es krim kami. Katanya enak. Lalu mereka usul agar dijual saja," kata dia.

Sekitar Agustus dan September, Fakultas Peternakan UGM bersama BNI menggelar lomba kewirausahaan. Andromeda dan timnya pun ikut lomba tersebut dan mendapatkan juara pertama. Mereka berhak mendapatkan hadiah Rp35 juta. Itulah modal pertama mereka.

"Uang itu kami gunakan untuk membeli mesin es krim seharga Rp28 juta. Sisanya untuk membeli bahan-bahan pembuat es krim dan untuk packaging. Enggak ada uang lagi untuk sewa tempat," kata dia.

Mereka pun putar otak. Bahkan rela membersihkan dan merapikan bekas kandang sapi yang ada di dekat kantin Fakultas Peternakan dengan syarat boleh menggunakan area tersebut secara cuma-cuma untuk berjualan. Tempat sudah didapat, mereka masih membutuhkan bangunan. "Kami bisa beli kayu untuk rangka, tetapi masih kurang. Kami keliling UGM dan ada renovasi di Fakultas Psikologi. Kami menawarkan untuk membantu membuangkan dan kami ambil tiang cornya. Akhirnya jadi juga ala-ala kafe artisan," jelas dia.

Pertama kali, mereka menjual es krim dengan cone. Tetapi, pembelinya hanya terbatas pada orang yang datang ke kafe es krim saja. Pada akhir 2008, mereka ingin melebarkan pasar. Kemudian, mereka mewadahi es krim dalam cup dan dijual di beberapa SMA di Jogja.

"Pada 2009 kami keluar dari area Fakultas kemudian pindah ke Pelem Kecut, Gejayan. Kemudian pada 2011 kami pindah ke sini. Jalan enam bulan nama usaha yang kami rintis dipantenkan oleh orang lain sehingga kami harus mulai dari nol lagi," ujar dia.

Muncullah nama Sweet Sundae Ice Cream sebagai merek baru mereka. Kata sweet yang berarti manis sengaja dipilih karena saat itu ada pengalaman pahit yang dirasakan. "Jualan es krim itu harus manis. Jadi kami pakai nama Sweet Sundae. Untuk kata Ice Cream memang ditambahkan belakangan agar orang langsung paham kalau Sweet Sundae adalah es krim," kata dia.

 

Menang Lomba

Sweet Sundae Ice Cream pun sudah menjadi UMKM binaan Bank Indonesia Jawa Tengah dan kerap ikut kompetisi. Terakhir Sweet Sundae Ice Cream mendapatkan penghargaan Best of the Best Challenger DSC|X 2019 yang digelar Wismilak. Andromeda pun mendapat hibah modal usaha  Rp220 juta ditambah penghargaan senilai Rp50 juta.

"Modal ini nantinya akan saya gunakan untuk memperluas ruang produksi agar target saya menyuplai perusahaan-perusahaan bisa segera terealisasi. Kami juga sedang menggodok aplikasi untuk masyarakat berinvestasi sapi perah. Saat ini kami masih mengurus izin ke OJK," kata dia.

Andromeda juga akan mengembangkan proyek besar di dekat lokasi peternakan sapi di Kaliurang. Konsepnya, di depan peternakan akan dibangun pabrik pembuatan es krim sehingga susu yang baru diperah bisa langsung diolah. Pasalnya, ia hanya mau menggunakan susu dari sapi perah keturunan murni yang baru diperah dan masih hangat."Susu yang hangat ini hanya bisa bertahan dalam waktu tiga jam. Jadi kalau pabriknya didekatkan akan semakin cepat diolah. Kemudian akan kami padukan dengan area rekreasi dan edukasi. Semoga bisa segera direalisasikan," kata dia.

Dalam membuat es krim ataupun gelato, susu yang baru saja diperah langsung diantar ke pabrik. Kemudian direbus dengan suhu 70 derajat Celsius selama 15 menit. Semua bahan dicampur menjadi satu kemudian dipanen dan didinginkan selama sehari semalam di cold room. Setelah itu masuk ke cetakan es krim dan diberi rasa yang kemudian dibekukan di freezer atau blast freezer dan masuk ke coldroom.

Dalam sehari produksi rata-rata 150 hingga 200 liter susu. Kadang produksi juga mencapai 400 hingga 500 liter susu per hari. Hal itu tergantung produk apa yang dibuat misalnya es krim, gelato, mozarella, yoghurt. Selain itu Sweet Sundae Ice Cream juga membuat ice cream powder dengan pasar utama di Saudi Arabia. Sebab jika dijual di Indonesia harga menjadi terlalu mahal. "Kelebihan kami social impact. Kuatnya di sosialnya. Kami coba pasarkan brand dengan jual cerita dan value. Bicara isu-isu seperti itu. Kami juga sedang menyiapkan kemasan dengan barcode yang bisa dipindai untuk memunculkan informasi dari mana saja bahan ini didapat dan cerita di baliknya," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Kembangkan Digitalisasi UMKM, Pemkot Libatkan Mahasiswa

Jogja
| Selasa, 16 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement