Advertisement
Ternyata Harga Cabai di Jogja Mahal Gara-Gara Ini
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kenaikan harga cabai di DIY dinilai turut didorong karena pengaruh penjualan oleh petani ke luar daerah.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Hilman Tisnawan mengatakan saat ini belum mengetahui secara pasti pengaruh cabai terhadap inflasi. Menurutnya, kenaikan harga ini tidak hanya di Jogja.
Advertisement
“Harga di luar daerah memengaruhi, istilahnya Jogja price taker bukan price maker. Istilahnya cabai di sini melimpah tetapi di luar kurang, jadi harga naik. Tetapi kami tidak bisa juga melarang petani menjual ke luar daerah. Pasti mereka juga cari harga yang lebih tinggi,” kata Hilman, Selasa (28/1).
Meski begitu menurut Hilman, kenaikan ini sifatnya temporer saja. Optimalisasi Tim Pemantau Inflasi Daerah (TPID) pun dilakukan, dan terus berkoordinasi. Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat, untuk sedikit mengurangi penggunaan cabai sementara.
Wali Kota Jogja, Haryadi Suyuti menambahkan, cuaca yang memasuki masa penghujan turut memengaruhi produksi cabai. “Musim hujan ini tidak baik produksinya, supply sedikit akibatnya harga naik. Tetapi kami monitor terus kami punya TPID,” ucapnya.
Kepala Bidang Perdangangan dalam Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, Yanto Aprianto mengatakan hingga saat ini untuk cabai merah TM atau cabai konsumsi dan cabai rawit merah harga cukup tinggi, hal ini karena luasan panen terbatas. Contoh Kulonprogo hanya untuk konsumsi Jogja, sudah tidak lagi pasok ke Jakarta. Selain itu, luasan panen, cuaca dan hama juga memengaruhi.
“Selama ini lelang di Kulonprogo biasa ke Jakarta dan Sumatra. Namun sekarang produk pertanian Kulonprogo hanya cukup untuk kebutuhan Jogja. Perkiraan pertengahan Maret dan April sudah panen raya dan stok masih tersedia. Upaya Pemda DIY dalam hal ini melakukan pantauan harga di tiga pasar rakyat yakni Beringharjo, Kranggan serta Demangan,” ucapnya.
Pantauan, kata dia, meliputi pengawasan pergerakan distribusi komoditas hingga apakah ada penimbunan atau permainan pedagang. Namun Yanto menuturkan selama ini tidak ditemukan pedagang yang bermain curang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
Advertisement
Stok Darah dan Jadwal Donor Darah di Jogja Hari Ini, Kamis 2 Mei 2024
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Layanan Seller Tokopedia Naik, Begini Simulasi Perhitungannya
- Resmi! Menteri Teten Tegaskan Tak Larang Warung Madura Buka 24 Jam
- Barang Kiriman dari Luar Negeri Kini Bebas Bea Masuk, Ini Syaratnya
- Buruh Minta Upah Murah Dihapus, Begini Penjelasan Kalangan Pengusaha
- LPS Siapkan Rp237 Miliar untuk Klaim Simpanan Nasabah, Berikut Daftar 10 Bank Bangkrut Tahun Ini
- SBI Perkuat Fokus Pada Efisiensi dan Inovasi Hadapi Tantangan Industri
- PLN UID Jateng DIY Kembali Raih Penghargaan Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat dalam Detik Jateng-Jogja Award
Advertisement
Advertisement