Advertisement
BEI: Kasus Jiwasraya karena Buruknya Keputusan Investasi
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia, I Gede Nyoman Yetna mengatakan meruginya Jiwasraya disebabkan oleh pengambilan keputusan yang buruk. Oleh sebab itu, dia meminta supaya BEI tidak dilibatkan karena pihaknya sudah menjalankan tugas seperti memberikan peringatan.
“Jiwasraya salah dalam mengambil keputusan investasi. Padahal sebagai investor institusi yang terdidik seharusnya mereka mengerti investasi yang benar. Mereka punya infrastruktur dan kapabilitas yang jelas,” tegasnya pada Senin (10/2/2020).
Advertisement
Nyoman mengatakan seharusnya perseroan memiliki perangkat dan komite investasi yang berkemampuan apik lebih dari investor ritel. Menurutnya kerugian Jiwasraya perlu diperiksa secara mendalam terutama dalam hal pengambilan keputusan.
Meski demikian, otoritas Bursa belum akan memberikan sanksi kepada manajeri investasi, emiten atau personal untuk saat ini. Bila terbukti konspirasi terjadi, lanjutnya, yang akan dikenai sanksi adalah individu, sehingga perusahaan publik masih dapat beroperasi.
“Emiten memiliki hubungan dengan publik. Jadi kalau terbukti kami akan tarik ke individual agar operasi emiten bisa tetap berjalan. Potensi delisting belum ada saat ini,” katanya.
Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia Uriep Budhi Prasetyo mengatakan ada dugaan kolusi antara Jiwasraya dengan beberapa manajer investasi dan emiten langsung.
“Jiwasraya tidak harus diajarkan soal investasi karena mereka bisa jadi ada hubungan dengan pemegang saham. Jadi ini sudah terencana dengan baik,”katanya.
Sementara itu, Anggota Komisi XI DPR RI Misbakhun meyakini kerugian yang dialami oleh Jiwasraya sebesar Rp10,4 triliun adalah permainan yang sengaja dilakukan oleh beberapa pihak. Menurutnya ada kerja sama antara perseroan, manajer investasi, dan pihak terkait lainnya.
“Saya yakin ini permainan yang mereka mainkan tapi gagal, entah karena serakah atau skema bisnis yang buruk sehingga membuat kerugian yang sangat besar. Akibatnya, pemegang saham atau negara menanggung risikonya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
- Pembunuhan Pengusaha Tembaga Boyolali: Pelaku Warga Sragen dan Kenal Korban
- Pengusaha Tembaga yang Meninggal Dibunuh Ternyata Pendiri Boyolali Runners
- Fokus Transformasi, Telkom Bagikan Dividen Rp17,68 Triliun atau Tumbuh 6,5%
- Status Gunung Ruang Masih Awas, Evakuasi Warga Tagulandang Terus Berlanjut
Berita Pilihan
- Pemilu Bikin Pasar Properti DIY Lesu, REI DIY Optimistis Triwulan II 2024 Tumbuh Positif
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
Advertisement
Ratusan Guguran Lava Picu Perubahan Morfologi Kubah Barat Daya Gunung Merapi
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Inka Rampungkan 11 Kereta New Generation Pesanan KAI, Ini Perbedaannya dengan Kereta Lama
- Dikunjungi Presiden Jokowi, Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik di Booth PLN di PEVS 2024
- Pemilu Bikin Pasar Properti DIY Lesu, REI DIY Optimistis Triwulan II 2024 Tumbuh Positif
- Rayakan HUT Ke-34, BPR Profidana Paramitra Optimistis Terus Berkembang
- Rakernas IMA 2024, Menguatkan Kesejahteran Ekonomi Semua Lapisan Masyarakat
- Investor yang Bangun Pabrik Sepeda Motor Listrik di Jateng Berasal dari China
- 11 Bank Bangkrut di Awal 2024, Begini Nasib Isi Rekening Milik Nasabah
Advertisement
Advertisement