Advertisement
Redenominasi Rupiah Menunggu Kondisi Ekonomi Stabil
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Bank Indonesia mengungkapkan rencana redenominasi mata uang tetap berlanjut dan akan dijalankan ketika kondisi ekonomi stabil. Deputi Gubernur Bank Indonesia Rosmaya Hadi mengungkapkan redenominasi atau penyederhanaan nilai yang tercantum dalam mata uang masih terus dibahas.
Menurutnya, redenominasi memiliki tujuan yang terkait dengan efisiensi tulisan dalam satuan digit mata uang. "Kita akan melakukan pada saat kondisi perekonomian yang pas," ujar Rosmaya dalam media briefing terkait dengan penerbitan uang peringatan 75 tahun kemerdekaan Indonesia, Selasa (18/8/2020).
Advertisement
BACA JUGA : Angka Nol di Uang Baru Rp75.000 Kecil Banget, Apakah
Dia menuturkan Bank Indonesia memiliki tim sendiri terkait dengan program redenominasi. "Ada satu tim lagi. Ada step-step-nya," kata Rosmaya.
Rencana redenominasi telah digulirkan sejak zaman Gubernur Bank Indonesia periode 2010-2013, Darmin Nasution.
Berdasarkan catatan Bisnis, pada Agustus 2011, Darmin kala itu optimistis proses pelaksanaan redenominasi atau perubahan harga rupiah dimulai sebelum masa jabatannya habis pada 2013. Pasalnya, koordinator penyederhanaan mata uang sudah berada di tangan Wakil Presiden, sehingga dinilai akan mempermudah rencana tersebut.
BACA JUGA : Isu Redenominasi Rupiah jadi Fokus Pemerintah
Tugasnya di bank sentral, sebutnya, hanya membenahi dan menyusun kembali pondasi institusi tersebut agar disegani dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Wacana ini sempat muncul ke publik pada 2017, Gubernur BI periode 2013 hingga 2018 Agus D.W. Martowardojo bersikukuh agar pembahasan redenominasi tetap berjalan.
Agus menilai kondisi perekenomian Indonesia pada saat itu sudah cukup tepat untuk menghilangkan tiga digit pada nominal mata uang, tanpa memangkas nilai, terutama ketika kondisi inflasi rendah dan pertumbuhan ekonomi membaik pada kuartal I/2017 sebesar 5,01 persen secara tahunan.
"Kami lihat kuartal I/2017 dibandingkan kuartal I/2017 atau dibanding kuartal IV/2016 semuanya lebih baik. Jadi, ini saat yang tepat," ujarnya Senin (29/5/2017).
Sayangnya, akibat Covid-19, perekonomian Indonesia kembali tertekan. Wacana redenominasi pun tidak pernah disinggu kembali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Menparekraf: Peserta World Water Forum ke-10 Penuhi Hotel di Bali
- Ini Lima Orang Terkaya di Dunia 2024 versi Forbes
- Restrukturisasi Kredit Berakhir Kerek Jumlah Kredit Bermasalah UMKM DIY
- Pertumbuhan Ekonomi Global Direvisi PBB Menjadi 2,7 Persen
- Kunjungan ke Mal di Jogja Melonjak saat Long Weekend, Diprediksi Capai 50 Persen
Advertisement
Larangan Kegiatan Study Tour Sudah Berdampak ke Wisata Gunungkidul
Advertisement
Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu
Advertisement
Berita Populer
- Permendag soal Barang Impor Direvisi, Begini Respons Ditjen Bea Cukai
- Dinas Pertanian DIY Catat Panen Padi DIY Capai 236.249 Ton Per April 2024
- Dinkop dan UKM DIY Fasilitasi 1.100 UMKM Dapat Sertifikasi Halal Tahun Ini
- PLN Gelar Apel Siaga Kelistrikan, Pastikan Keandalan Pelayanan KTT WWF 2024 di Bali
- Pacu Ekspor, Kemenperin Dorong Diversifikasi Produk Manufaktur
- Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop Bapak Asuh
- Sintered Stone untuk Desain Interior Impian Anda? Kunjungi Quadra Gallery Yogyakarta!
Advertisement
Advertisement