Advertisement
Pasar Sepeda Domestik Terus Meningkat di Tengah Pandemi
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pasar sepeda nasional diramalkan akan tumbuh dua digit pada akhir 2020. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, produsen sepeda lokal akan memanfaatkan peluang tersebut.
Asosiasi Industri Persepedaan Indonesia (AIPI) menyatakan pasar sepeda di dalam negeri dapat menyentuh angka 8 juta unit sepeda pada tahun ini. Angka tersebut naik sekitar 14 persen dibandingkan realisasi 2019.
Advertisement
"[Pasar dalam negeri akhir 2020 sekitar] 7-8 juta. Kalau tercapai 8 juta unit, kami tidak heran. Kami [industri lokal akan berkontribusi] sekitar 4-4,5 juta unit," kata Ketua Umum AIPI Rudiyono kepada JIBI/Bisnis, Senin (21/9/2020).
BACA JUGA : Tren Bersepeda di Jogja Marak Saat Pandemi, Bakul Sepeda
Walau pasar sepeda nasional terus tumbuh, Rudiyono berujar pihaknya masih sulit mendatangkan investor sepeda baik dalam bisnis perakitan maupun bahan baku. Menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh salah satu perhitungan industri sepeda, yakni pertumbuhan pasar secara regional dan global, melainkan nasional.
Sementara itu, Rudiyono menyatakan kontribusi pabrikan sepeda lokal ke pasar sepeda nasional akhir 2020 dapat meningkat menjadi 50 persen. Dengan kata lain, pangsa pasar sepeda lokal naik cukup besar dari realisasi akhir 2019 di kisaran 20-30 persen.
Walakin, saat ini utilisasi pabrikan sepeda masih berada di kisaran 40-50 persen. Rudiyono menjelaskan rendahnya utilisasi rata-rata utilisasi industri sepeda disebabkan oleh kembalinya pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Di sisi lain, Rudiyono menilai utilisasi pabrikan bisa melonjak ke kisaran 40-100 persen jika pergerakan manusia kembali leluasa. Selain itu, efek dari Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) 68/2020 telah menunjukkan efeknya.
"Harus melihat [kondisi pasar] 3 bulan kemudian seperti apa baru bisa lebih realistis prediksinya. Kalau sekarang belum terasa apa-apa," ucapnya.
BACA JUGA : Bersepeda Marak, Pabrik Sepeda Kewalahan Penuhi
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Sepeda dan Mainan (APSMI) Eko Wibowo mengatakan permintaan sepeda yang tinggi tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga seluruh dunia. Walhasil, kata dia, kinerja penjualan 10 bulan sudah rampung hanya dalam empat bulan.
"Padahal tiga tahun belakangan penjualan sepeda tidak cukup bagus, sekarang dalam empat bulan saja sudah meng-cover 10 bulan," katanya kepada Bisnis.
Sayangnya, Eko mengemukakan hingga saat ini produsen sepeda lokal belum mampu memenuhi permintaan yang ada. APSMI mencatat kebutuhan sepeda dalam negeri berkisar 7 juta unit sedangkan kapasitas dalam negeri hanya berkisar 2,5-3 juta unit.
Dengan kondisi di atas saat ini produk impor tentu masih dibutuhkan dalam negeri. Apalagi masa pandemi menjadikan permintaan hingga tiga kali lipat. "Kami juga terbuka pengembangan produksi dalam negeri, kesempatan besar tapi sampai sekarang kami belum lihat ini jadi prioritas," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Dorong Laju Transisi Energi, PLN Kampanyekan Kendaraan Listrik pada Peringatan Hari Bumi 2024 Jawa Tengah
- Tak Terpengaruh Konflik Iran-Israel Harga Minyak Dunia Turun
- Nilai Tukar Rupiah Remuk, DPD REI DIY: Tidak Menjadikan Bisnis Properti Kolaps
- Seusai Lebaran, Harga Bawang Merah Jadi Mahal
- Lahan Panen DIY April 2024 Diperkirakan 35.557 Hektare, Gunungkidul Terluas
- PLN Mobile Proliga 2024 Siap Digelar, Kolaborasi Dukungan Untuk Pengembangan Voli di Tanah Air
- Cuaca Tak Menentu Bikin Harga Bawang Merah Melonjak Drastis
Advertisement
Advertisement