Advertisement
Hari Ini, Rupiah Berpotensi Kembali Melemah
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah diperkirakan kembali terkoreksi meski ditutup menguat kemarin.
Berdasarkan Bloomberg. pada Rabu (14/4/2021) kemarin, rupiah ditutup menguat tipis 0,02 persen atau 2,5 poin ke level Rp14.602 per dolar AS. Sejak awal tahun, rupiah terdepresiasi 3,94 persen. Di sepanjang hari perdagangan, mata uang garuda bergerak pada rentang Rp14.602-Rp14.620.
Advertisement
Sejumlah mata uang lainnya di kawasan Asia Pasifik juga terpantau menguat hari ini. Won Korea Selatan memimpin penguatan sebesar 0,84 persen diikuti oleh baht Thailand yang naik 0,41 persen.
Pada saat bersamaan, indeks dolar mengalami pelemahan 0,17 persen menjadi 91.690.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, nilai tukar rupiah masih berpotensi terkoreksi pada hari ini.
Baca juga:
“Nilai rupiah masih dapat terkoreksi dengan perkiraan pergerakan pada dalam rentang Rp14.590-Rp14.635,” kata Ibrahim dikutip dari laporannya, Kamis (15/4/2021).
Ibrahim menjelaskan dolar AS terkoreksi setelah rilis indeks harga konsumen (IHK) di AS tidak memicu kekhawatiran mengenai kenaikan inflasi dan pengetatan bank sentral walau naik lebih tinggi dari perkiraan.
Adapun, indeks harga konsumen inti (Core Consumer Price Index/CPI) AS dirilis naik 0,3 persen secara bulanan (MoM) pada Maret. Sementara, IHK di AS tumbuh 0,6 persen MoM. IHK yang merupakan parameter inflasi itu tumbuh dalam laju tertinggi dalam periode delapan setengah bulan terakhir.
“Pejabat Bank Sentral AS mengatakan ekonomi AS dapat berkembang sebesar 5 persen hingga 6 persen pada 2021 didorong oleh program vaksinasi dan bantuan fiskal yang solid. Tetapi Federal Reserve belum akan menarik dananya [dari pasar],” tulis Ibrahim.
Sementara itu, pelaku pasar juga akan mencermati rilis data perdagangan di China yang mencakup data ekspor, impor, dan neraca perdagangan.
Dari dalam negeri, peningkatan zona merah keterpaparan Covid-19 menjadi 11 zona juga tak luput dari perhatian investor.
“Selain upaya yang dilakukan pemerintah, menurutnya perkembangan penanganan Covid-19 di Indonesia bergantung juga pada perilaku masyarakat dalam menerapkan perubahan perilaku,” kata Ibrahim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Layanan Penukaran Uang Rupiah Bakal Tersedia di Jalur Mudik
- Wajib Daftar di Aplikasi PINTAR, Penukaran Uang Baru untuk Lebaran Dibatasi Rp4 Juta per Orang
- Menparekraf Sandiaga Uno Mengklaim Kenaikan PPN 12 Persen Tidak Timbulkan Gejolak
- Kini Kereta Ekonomi Gerbong dan Kursinya Generasi Baru, Resmi Beroperasi Mulai Kemarin
- Kemendag Segel SPBU Rest Area KM 42 Jakarta-Cikampek
Advertisement
Jadwal Bus Damri dari Jogja-Bandara YIA, Bantul, Sleman dan Sekitarnya
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Kelompok Wanita Tani Mentari Sleman, Pemberdayaan Ekonomi Bermula dari Hobi
- MBPI DIY Minta Pengusaha Bayarkan THR untuk PRT, Ojol, dan Buruh yang Dirumahkan
- Wajib Daftar di Aplikasi PINTAR, Penukaran Uang Baru untuk Lebaran Dibatasi Rp4 Juta per Orang
- Layanan Penukaran Uang Rupiah Bakal Tersedia di Jalur Mudik
- BPD DIY Jadi Tuan Rumah Safari Tarawih bersama FKIJK DIY
- Antisipasi Peningkatan Jumlah Pemudik, Pertamina Tambah Stok BBM
- Negosiasi Kepemilikan Freeport Ditargetkan Rampung Juni 2024, Jokowi: Yakin Dapat 61 Persen
Advertisement
Advertisement