Advertisement
BI DIY Dukung Recovery Ekonomi
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-Sebagai upaya menjaga recovery ekonomi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia di DIY bersama sama dengan stakeholder terkait bersinergi dalam beberapa program pemulihan ekonomi. Mulai dari Sinergi Wisata Ngayogyakarta (Siwignyo), bersama dengan Dinas Pariwisata DIY dan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, dengan program percepatan vaksinasi pelaku pariwisata, pengembangan aplikasi Visiting Jogja dan mendorong pengembangan pariwisata new normal di DIY.
“Aplikasi itu memudahkan untuk reservasi, dan jika terjadi ditemukan kasus Covid-19, dapat dengan mudah trackingnya. Untuk wisata kami juga memberi dukungan sinergi, termasuk bantuan sosial kemarin ke pelaku wisata. Sektor wisata multiplier effectnya besar. Sehingga jika wisata ini berjalan baik, kami meyakini ekonomi dapat bangkit kembali,” ucap Deputi Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan DIY, Miyono.
Advertisement
Dukungan digitalisasi juga dilakukan pada sektor pariwisata dengan QRIS Gumaton (Tugu, Malioboro dan Keraton), bersama dengan Dinas Kebudayaan Kota Jogja, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) DIY, Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) di DIY. Kegiatan ini sebagai akselerasi implementasi QRIS di daerah dan mendukung pariwisata new normal di DIY.
Dukungan BI DIY lainnya selalu mencoba bersinergi, bersama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY dan Kabupaten Kota dengan KOPI JOSS atau Koordinasi Pengendalian Inflasi Jogja dan Sekitarnya. Kegiatan pengembangan klaster komoditas pangan, pengembangan big data inflasi, dan mendorong Kerjasama Antara Daerah (KAD).
Selain itu, melihat potensi UMKM yang besar di DIY, BI DIY juga melakukan berbagai upaya untuk mendorong UMKM di DIY dapat naik kelas.
Dikatakan Miyono, dukungan BI kepada UMKM sudah sejak dahulu. Berbagai program seperti Grebeg UMKM DIY, meski di masa pandemi Grebeg UMKM DIY juga terus dilakukan, dengan adaptasi ke digital. Melalui web grebegumkmdiy.com, berbagai produk UMKM DIY ditawarkan. Diharapkan dengan begitu dapat memperluas pangsa pasar baik di lokal maupun mancanegara.
Selain itu juga ada Semar School, yang merupakan sekolah nonformal yang memberi pengetahuan praktis kepada para pedagang dan masyarakat untuk menghadapi lingkungan bisnis online di masa depan yang sudah menjadi keniscayaan. Kemudian bentuk dukungan untuk UMKM yaitu dengan inisiasi Forkom ekspor impor dan pengembangan aplikasi ekspor impor bersama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY dan Bea Cukai DIY.
Upaya lainnya dengan JOGJA Berwakaf, bersama dengan Pemda, Kabupaten Sleman dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) di DIY. Program Jogja Berwakaf dimaksud sebagai bagian dari pengentasan kemiskinan melalui alternatif pembiayaan selain dari APBD.
Miyono mengungkapkan program nasional saat ini memang mendukung ekonomi syariah. Seperti dukungan untuk menggerakan di pesantren dengan Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren).
Miyono juga mengatakan BI DIY mendorong Elektronifikasi Transaksi Pemerintah (ETP) di DIY. Saat ini, DIY telah membentuk Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD), baik di provinsi maupun kabupaten/kota. Selain itu, BI DIY juga melakukan edukasi ke generasi muda dan masyarakat umum dengan program BI Mengajar. Diharapkan juga dengan kegiatan itu, pemahaman tentang kondisi ekonomi dapat diterima.
Optimisme Tumbuh Positif
Miyono mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi di DIY pada akhir tahun pada kisaran 4,5%-5,3% (yoy) Meski begitu proyeksi ini akan tetap dilihat, karena di tengah pandemi Covid-19 saat ini, kondisi ekonomi sangat dinamis. “Mudah-mudahan terus tumbuh baik. Perlu didukung seperti percepatan vaksinasi, sehingga menyentuh target dan herd immunity terbentu. Ketika sudah tervaksin tentunya harus tetap menjaga protokol kesehatan. Agar kesehatan pulih, dan ekonomi akan baik, orang bisa kembali bekerja,” ujar Miyono.
Harapan kami lainnya proyek infrastruktur dapat di kawal ketat, agar tercapai terselesaikan sesuai target, karena DIY memerlukan itu. Bandara Internasional kalau belum ada konektivitas yang bagus, dari Semarang, Solo, Jawa Tengah kurang maksimal. “Kalau gak ada tol sulit. Pembangunan itu harus diselesaikan tepat waktu, jangan molor-molor,” ucapnya. (ADV)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
Advertisement
Dua TPS 3R Belum Beroperasi, Sampah di Kota Jogja Diolah Swasta Pakai Sistem Tipping Fee
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Layanan Seller Tokopedia Naik, Begini Simulasi Perhitungannya
- LPS Siapkan Rp237 Miliar untuk Klaim Simpanan Nasabah, Berikut Daftar 10 Bank Bangkrut Tahun Ini
- SBI Perkuat Fokus Pada Efisiensi dan Inovasi Hadapi Tantangan Industri
- PLN UID Jateng DIY Kembali Raih Penghargaan Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat dalam Detik Jateng-Jogja Award
- Pecah Rekor! Inflasi Bawang Merah April 2024 Tertinggi sejak 2021
Advertisement
Advertisement