Advertisement
Tarif Naik, Penumpang Mulai Tinggalkan Layanan Ojol
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Hasil survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan menunjukkan bahwa penumpang mulai meninggalkan layanan ojek online usai tarif naik per 11 September 2022.
Bahkan, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menilai transportasi daring adalah bisnis gagal lantaran driver-nya kerap mengeluh dan demo. Sementara pengemudi ojek daring sebagai mitra tidak akan merasakan peningkatan pendapatannya karena tergerus oleh potongan-potongan fasilitas aplikasi yang sangat besar.
Advertisement
Selama ini, kebanyakan masyarakat menggunakan ojol dari rumah (70,62%) ke tempat kerja (29,57%). Jarak tempuh terjauh 4–8 km (41,24%) dengan maksud menggunakannya untuk bekerja/bisnis (57,74%).
Dari hasil survei, masyarakat pun menyatakan tarif yang berlaku wajar (52,32%). Reaksi terhadap biaya jasa (tarif) terbaru memilih tetap menggunakan sebanyak 49,76% dan beralih atau mengurangi frekuensi penggunaan 50,24%.
"Dengan adanya pemberlakuan tarif baru, sebagian pengguna jasa ojek online mengurangi penggunaan dan tak sedikit yang berpindah ke angkutan lain," ujar Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno, Senin (10/10/2022).
Adapun survei tersebut dilakukan untuk menindaklanjuti Keputusan Menteri Perhubungan No.667/2022 tentang Pedoman Perhitungan Biaya Jasa Penggunaan Sepeda Motor yang Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat yang Dilakukan dengan Aplikasi.
BACA JUGA: Ikut Ramaikan HUT Jogja, Grand Zuri Bagikan Suvenir kepada Tamunya
Survei terbaru ini dilakukan rentang waktu 13–20 September 2022 dengan sampling adalah penduduk Jabodetabek pengguna ojek online dengan metode sampling kurang 5%. Sebanyak 2.655 responden masyarakat pengguna ojek online dan 2.016 responden mitra ojek online.
Secara umum, kata Djoko, terlihat masyarakat belum memahami rincian biaya jasa (tarif) ojek online yang dikenakan. Penyesuaian (kenaikan) tarif ojek online yang hampir bersamaan dengan kenaikan harga BBM cukup dirasakan oleh masyarakat.
Namun, sebagian masyarakat memahami bahwa kenaikan tarif bertujuan untuk kesejahteraan pengemudi.
Masyarakat pengguna jasa ojek online didominasi oleh pria (53%), pekerjaan sebagai karyawan swasta (35,40%) dan pendapatan per bulan terbanyak di bawah Rp3 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
- Pastikan Listrik Andal, Dirut PLN Tinjau Posko Utama Kelistrikan KTT WWF
- Ada Mayat Laki-laki Tanpa Identitas di Selokan Siwal Sukoharjo, Warga Geger!
- Kunjungi Pasar Sukodono Sragen, Untung Wina Sukowati Didoakan Jadi Bupati
- Kolaborasi Pemerintah & CSR Hapus Kemiskinan di Wonogiri, RTLH Sisa 2.900 Unit
Berita Pilihan
- Menparekraf: Peserta World Water Forum ke-10 Penuhi Hotel di Bali
- Ini Lima Orang Terkaya di Dunia 2024 versi Forbes
- Restrukturisasi Kredit Berakhir Kerek Jumlah Kredit Bermasalah UMKM DIY
- Pertumbuhan Ekonomi Global Direvisi PBB Menjadi 2,7 Persen
- Kunjungan ke Mal di Jogja Melonjak saat Long Weekend, Diprediksi Capai 50 Persen
Advertisement
Pilkada Jogja, Ini Dia Nama-Nama yang Sudah Dijaring Partai Politik
Advertisement
Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu
Advertisement
Berita Populer
- Dinkop dan UKM DIY Fasilitasi 1.100 UMKM Dapat Sertifikasi Halal Tahun Ini
- Pacu Ekspor, Kemenperin Dorong Diversifikasi Produk Manufaktur
- Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop Bapak Asuh
- Sintered Stone untuk Desain Interior Impian Anda? Kunjungi Quadra Gallery Yogyakarta!
- Menparekraf: Peserta World Water Forum ke-10 Penuhi Hotel di Bali
- Akhir Perjalanan PayTren Milik Yusuf Mansur, Bermasalah hingga Dicabut Izinnya
- Dapat Relaksasi, Berikut Aturan Baru Impor Barang Elektronik hingga Tas
Advertisement
Advertisement