Advertisement
Mematri Keindahan Bunga, Meraup Pundi-Pundi Laba
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Bunga-bunga kecil liar bisa menjadi deretan produk indah nan berharga di Tuai Bunga. Dengan produk kerajinan awetan tanaman ini, keindahan bunga bisa lebih abadi.
Banyak bentuk rezeki, salah satunya berupa pertemuan antara hobi, ilmu, dan peluang. Sedari kecil, Sekar Ayuningtyas sudah menyukai segala bentuk bunga.
Advertisement
Semesta kemudian membawanya kuliah di Program Studi Pertanian Universitas Gadjah Mada, yang membuatnya semakin dekat dengan ilmu tanaman dan seperangkatnya.
Di salah satu praktikum, Sekar membuat herbarium (tumbuhan yang diawetkan) dari beberapa spesimen gulma.
Meski menggunakan tanaman liar, yang bahkan tidak ada bagian bunganya, dia sangat senang. Kecintaan bunga saat kecil muncul kembali dengan lebih kuat.
Peluang kemudian mampir saat Sekar melihat postingan di media sosial, tentang orang yang berjualan pressed flower case untuk ponsel. “Akhirnya saya sadar, ternyata bunga atau tumbuhan press itu enggak hanya bisa dibuat herbarium, tetapi juga bisa diawetkan lagi menggunakan resin dan diubah jadi sesuatu yang fungsional seperti phone case,” kata Sekar, Senin (17/4/2023).
Perempuan berusia 23 tahun ini kemudian memberanikan diri membuka usaha kerajinan dari tumbuhan dan bunga press pada Oktober 2020.
Dengan brand Tuai Bunga, Sekar membuat produk awal berupa phone case dan pop socket. Promosi melalui story Whatsapp memunculkan respons yang cukup baik, meski baru di lingkaran pertemanan.
Setiap kali mengunggah foto produk gelang, stok barang yang tersedia langsung habis terjual. Banyak juga yang kemudian memesan phone case secara custom.
Produk Tuai Bunga kemudian bertambah dengan membuat cincin, kalung, anting, strap mask, bros, phone case, tote bag, dan jam.
Sekar memang sering eksplorasi dan research tentang kerajinan ini. Dari yang awal-awal menggunakan bahan alloy yang cenderung mudah luntur dan kurang kokoh, seiring berkembang, Tuai Bunga menggunakan bahan stainless steel yang lebih awet. Resin (bisa diartikan senyawa kompleks seperti alkohol, asam resnat, dan resnotannol ester) yang digunakan juga lebih berkualitas.
Secara harga memang ada peningkatan, tetapi kualitasnya juga semakin mumpuni.
Pada dasarnya, semua jenis produk bisa dipesan secara custom, kecuali totebag. Harga produk Tuai Bunga termurah berupa gelang Gandari, gelang tali yang memakai pendant dari stainless steel dengan harga Rp40.000.
Untuk yang termahal berupa jam duduk dengan harga Rp400.000. Sejauh ini, produk yang paling laris berupa aksesoris, terutama gelang.
Bazar
Dalam pemasaran normal tanpa ikut bazar, penjualan sekitar 30-an produk sebulan. Tetapi kalau ada bazar offline, sebulan bisa jual sampai ratusan produk.
“Pernah memberanikan diri ikut bazar besar di atrium Ambarrukmo Plaza. Feedback pengunjung benar-benar melampaui ekspektasi saya. Antusiasnya luar biasa sekali. Dalam tiga hari berlangsungnya event tersebut, Tuai Bunga berhasil menjual 300 lebih produk,” kata Sekar yang merupakan kelahiran Kebumen.
Sejauh ini, konsumen Tuai Bunga masih banyak berasal dari Jogja. Terutama pelanggan yang datang dari bazar atau membeli secara online. Rentang umur konsumen antara 18 sampai 24 tahun. Tidak jarang pula para laki-laki yang membeli produk kerajinan bunga ini untuk pasangannya. Untuk toko offline, Tuai Bunga masih menitipkan barang ke Ren Florist di Sleman dan Toko Pasar-Pasaran di Seminyak, Bali.
Mengingat usaha ini berawal dari hobi, perkembangan yang cukup bagus, dan bahkan menjadi pekerjaan utama merupakan sebuah pencapaian tersendiri. Namun lantaran Sekar membangun ini sembari berkuliah dan aktivitas lainnya, kadang kala pengelolaannya tidak fokus.
Lantaran masih menjalankan usaha ini seorang diri, saat ada kegiatan lain yang butuh perhatian lebih, kadang kala Tuai Bunga terbengkelai. Ini tantangan utamanya. Untungnya kini dia sudah lulus kuliah, maka pengembangan bisa lebih fokus. “Walaupun demikian, tapi saya sangat menikmati prosesnya,” kata Sekar.
Menikmati proses ini termasuk dalam pembuatan kerajinan, baik melalui bahan baku dengan membeli, atau mencarinya langsung di sawah atau pekarangan secara gratis. Pada dasarnya, selama bunganya masih berkuran kecil, semua jenis bunga bisa dipakai. Lantaran ukuran produknya kecil, maka bunga berukuran besar tidak masuk dalam kategori bahan baku.
Menariknya, bahan baku tidak jarang berasal dari bunga atau tumbuhan-tumbuhan liar. Di tangan Sekar, tumbuhan yang kadang terabaikan, bisa memiliki nilai keindahan dan ekonomi yang lebih tinggi. Di samping memetik bunga, dia juga menuai manfaat dari alam, yang kemudian diberikan kepada para konsumennya.
“Nama usaha Tuai Bunga sebenarnya enggak ada arti khusus, hanya jadi semacam simbol ketika ada sesorang yang membeli produk dari Tuai Bunga, orang tersebut diibaratkan sedang menuai atau memetik bunga-bunga pilihannya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
Advertisement
Joko Pinurbo Berpulang, Okky Madasari : Karyanya Akan Selalu Relevan
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Kadin DIY Optimis Ekonomi Masih Stabil di Tengah Pelemahan Rupiah
- Journalist Competition Astra Motor Yogyakarta Kembali Digelar
- Tok TikTok Dilarang di AS! CEO Shou Zi Chew Bakal melawan UU Pelarangan
- Pertegas Brand Identity, GAIA Cosmo Kembali Luncurkan Seragam Baru
- Kemenkeu Sebut Sejak Awal Mendesain Defisit APBN, tetapi Semua Tetap Terjaga dalam Sasaran
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- Petani Cabai Cilacap, Menjadi Raja Atas Hasil Panennya
Advertisement
Advertisement