Advertisement
BSI Diserang Hacker, Begini Respons Sri Mulyani
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) turun tangan untuk mengawasi dampak atas serangan siber terhadap PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI (BRIS).
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menyampaikan laporan peretasan atau serangan siber yang terjadi pada BSI kepada forum KSSK. Seperti diketahui, KSSK terdiri atas Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, OJK, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Advertisement
“Untuk BSI, dari OJK sudah menyampaikan laporan kepada forum KSSK mengenai situasi yang terjadi,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers, Jumat (20/5/2023).
Sri Mulyani menyatakan saat ini OJK bersama dengan manajemen BSI melakukan pemantauan terhadap dampak serangan siber ransomware yang diduga dilakukan oleh LockBit. Seluruh pihak kini juga tengah berupaya membangun kembali kepercayaan nasabah BSI.
“OJK bersama-sama dengan manajemen BSI terus melakukan pantauan terhadap dampak disrupsi pelayanan yang sudah kembali normal sekarang ini, dan tentu untuk menjamin serta meyakinkan keamanan data maupun dana dari nasabahnya,” katanya.
BSI diduga diretas setelah sejumlah layanan mengalami gangguan atau error sejak Senin (8/5/2023). Penyebab gangguan itu diduga merupakan serangan siber ransomware.
Data nasabah BSI diduga telah tersebar secara publik pada situs dark web setelah mendapat ancaman dari Lockbit hari ini, Selasa (16/5/2023). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun turun tangan. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan saat ini pihak OJK sedang melakukan pemeriksaan forensik berlanjut untuk kasus BSI.
"Namun, belum bisa kita simpulkan apakah data yang keluar ini merupakan data valid BSI," katanya.
Dalam kasus keamanan siber seperti yang menimpa BSI, OJK memberikan penekanan pada aspek-aspek keamanan dan langkah-langkah mitigasi risiko siber yang secara prinsip mengacu pada best practice di dunia. Bank diminta untuk melakukan empat hal, yakni cyber risk assesmen, mitigation, cyber risk exercise, dan melaporkan setiap insiden yang terjadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
Advertisement
Dugaan Kekerasan Salah Satu SD di Banguntapan, Disdikpora Bantul: Sudah Dimediasi dan Selesai
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jago Syariah Dukung Halal Fair 2024 di Yogyakarta
- Berkomitmen Tingkatkan Literasi Keuangan, Jago Syariah Ambil Bagian dalam Halal Fair 2024
- Sudah Ada 11 Bank Bangkrut Sepanjang Tahun Ini, LPS: Kami Siap Klaim Dana Nasabahnya
- Ekosistem Kendaraan Listrik di RI Segera Terbentuk, Ini Kata Jokowi
- Bulan Depan, Pabrik Baterai Listrik Mulai Produksi di Indonesia
- 1.213 BPR/BPRS Penuhi Modal Inti Minimum Rp6 Miliar, OJK: Hanya 5 Persen yang Belum
- Harga Emas Antam Hari Ini 4 Mei 2024 Turun Rp5.000 Jadi Makin Murah
Advertisement
Advertisement