Advertisement

JK Sebut Smelter di Luwu Paling Ramah Lingkungan di Indonesia

Media Digital
Jum'at, 15 September 2023 - 23:37 WIB
Maya Herawati
JK Sebut Smelter di Luwu Paling Ramah Lingkungan di Indonesia JK saat meninjau proyek pembangunan smelter, Jumat (15/09/2023). - ist - PT BMS

Advertisement

LUWU—Jusuf Kalla (JK) wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12  menyebut Smelter yang dibangun oleh PT Bumi Mineral Sulawesi (PT BMS) anak usaha dari Kalla Group merupakan Smelter yang paling ramah lingkungan di Indonesia.

Pasalnya smelter yang dibangun di Desa Karang-karangan dan Desa Bukit Harapan, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), menggunakan sumber energy terbarukan hydro power. Adapun pembangkit listrik yang memasok keperluan energi untuk PT BMS berasal dari PLTA Malea Tana Toraja yang juga milik dari Kalla group.

Advertisement

“Di sinilah yang paling lengkap di seluruh Indonesia, pembangkitnya green energy prosesnya juga green energy, jadi ini cocok untuk kemajuan Indonesia. Di sini orang tidak akan melihat cerobong asap. Jadi ini satu-sagtunya di Indonesia yang paling green energy coba cari di Indonesia di mana ada yang paling ramah lingkungan?” ungkap JK saat meninjau  proyek pembangunan smelter, Jumat (15/09/2023).

Selain menyebut BMS sebagai Smelter paling ramah lingkungan, JK juga mengungkapkan pada proses Pembangunan Smelter tersebut 100% menggunakan tenaga kerja dalam negeri. Dengan komposisi 70% tenaga kerja lokal dari Luwu raya dan 30% berasal dari daerah lain di Indonesia. Hal itu menurut JK sebagai ajang pembuktian bahwa Indonesia mampu membangun smelter yang ramah lingkungan  tanpa bantuan tenaga kerja asing sebagaimana yang terjadi di Morowali Sulawesi Tengah.

Rencananya Smelter yang dibangun di area 200 hektare tersebut akan menyerab ribuan tenaga kerja. Apalagi JK menjelaskan pada proses pengembangannya di area tersebut akan dibangun industri-industri lain berbasis Nikel. JK mempersilakan semua pihak untuk masuk dan turun membangun pabrik.

BACA JUGA: Musim Hujan di DIY Diprediksi Diawali dari Kulonprogo, BMKG: Bagian Utara

“Prinsip pokoknya adalah bagaimana memajukan daerah, ini industrinya 200 hektare akan penuh dengan pabrik dan akan menyerap ribuan tenaga kerja. Diharapkan nanti di sini akan timbul industri berbasis nickel, kita sistemnya terbuka kepada semua orang. Berbeda halnya dengan Vale hanya lingkungan di situ saja, kita ingin lebih terbuka kepada semua masyarakat,” ujar JK.

Terkait dengan pembebasan lahan untuk Pembangunan pabrik JK mengklaim pihaknya sama sekali tidak melakukan penggusuran kepada penduduk setempat. JK mengakui pihaknya telah melakukan pembelian tanah masyarakat yang akan dibangun pabrik semenjak 2016. Meskipun  demikian JK mengakui masih ada demo dari beberapa pihak dalam hal ini kelompok Aliansi Masyarakat Adat (Aman).

“Ada demo seperti dari Aman, itu lahan sudah dibeli pada 2016, atau tujuh tahun yang lalu, semua itu dibeli yang dari pemiliknya, dan yang demo itu ditanya Mana surat-suratnya tidak ada. Kita beda dengan daerah lain yang rakyatnya digusur, kami beli,” jelasnya.

Direncanakan Smelter Nikel akan rampung dan mulai beroperasi memproduksi Feronikel pada November 2023 dengan kapasitas produksi 33.000 ton nikel per tahun. Diperkirakan pembangunan pabrik ini akan selesai pada Juli 2024 dengan kapasitas produksi sebesar 31.400 ton nikel per tahun dengan menelan investasi sebesar Rp3,2 triliun. (BC)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Top 7 News Harian Jogja Online, Jumat 4 Mei 2024, Update Tol Jogja YIA Hingga Daftar Bank Bangkrut

Jogja
| Jum'at, 03 Mei 2024, 07:17 WIB

Advertisement

alt

Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja

Wisata
| Rabu, 01 Mei 2024, 14:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement