Advertisement

Pertumbuhan Ekonomi RI Menguat, Tekstil Negara Maju Serbu Pasar Domestik

Afiffah Rahmah Nurdifa
Jum'at, 22 September 2023 - 21:47 WIB
Mediani Dyah Natalia
Pertumbuhan Ekonomi RI Menguat, Tekstil Negara Maju Serbu Pasar Domestik Sejumlah karyawan tengah memproduksi pakaian jadi di salah satu pabrik produsen dan eksportir garmen di Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). Bisnis - Rachman

Advertisement

Bisnis.com, JAKARTA—Situasi yang kontradiktif membuat posisi Indonesia tak aman. Permintaan global akan tekstil dan produk tekstil (TPT) yang melemah serta pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menguat jadi persoalan. Sebab negara maju seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa justru menyasar negara seperti Indonesia sebagai sasaran TPT.

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa mengatakan dengan kondisi pelemahan daya beli di negara-negara tersebut akibat inflasi yang tak terbendung, menjadikan Indonesia sasaran empuk sebagai pangsa pasar produk TPT.

Advertisement

Dalam kondisi ini, pemerintah dan pelaku usaha perlu bersinergi untuk menjaga pasar domestik agar tidak dibanjiri produk asing. Apalagi mengingat pertumbuhan ekonomi Indonesia menguat 5,17 persen (year-on-year/yoy).

"Kita harus jaga jangan sampai GDP yang baik ini akhirnya juga ikut turun karena negara-negara pesaing produsen tekstil lainnya itu membidik market Indonesia," kata Jemmy saat ditemui di Purwakarta, dikutip Jumat (22/9/2023).

Baca Juga: Industri Teksil Masih Butuh Bantuan Pemerintah

Dia menerangkan pasar tekstil global sedang dalam keadaan terpuruk seiring dengan daya beli dari pangsa pasar yang semakin mengecil. Apalagi, negara-negara maju seperti AS saat ini tengah dihadang inflasi yang cukup tinggi yakni 3,7 persen yoy pada Agustus 2023.

Indonesia disebut merupakan pangsa pasar potensial mengingat populasinya yang mencapai 270 juta penduduk dan merupakan populasi terbesar ke-4 di dunia. Kendati demikian, posisi industri tekstil dalam negeri pun belum berada di zona aman.

Sebab, masih ada oknum yang melakukan impor ilegal sehingga membuat pasar tekstil domestik dibanjiri produk asing. Hal ini menyebabkan kinerja industri TPT yang terus menurun sejak kuartal ketiga tahun 2022.

"Kita merasakan penurunan mulai Q3 tahun 2022. Pemulihan belum dirasakan," imbuhnya.

Baca juga: 5 Pabrik Tekstil Bakal Tutup, 12.000 Karyawan Terancam Di-PHK

Di sisi lain, Jemmy memproyeksikan pemulihan industri TPT dapat terlihat ketika ekonomi AS kembali pulih, sehingga pertumbuhan ekonomi negara-negara lain dapat terdongkrak.

"Amerika pulih dulu baru akan membawa ke negara-negara lainnya. Sebelum daya beli Amerika naik kembali, mungkin kondisi kita akan seperti ini saja," pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Libur Akhir Pekan Mau Keliling Jogja, Cek Jalur Bus Trans Jogja dan Titik Rutenya di Sini

Jogja
| Sabtu, 04 Mei 2024, 09:17 WIB

Advertisement

alt

Mencicipi Sapo Tahu, Sesepuh Menu Vegetarian di Jogja

Wisata
| Jum'at, 03 Mei 2024, 10:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement