Advertisement
Harga Pertamax Naik Bulan Ini, Pakar Energi: Konsumen Bisa Kembali ke Pertalite
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—PT Pertamina menaikkan harga BBM RON 92 atau Pertamax dari Rp13.300 menjadi Rp14.000 per liter per 1 Oktober 2023 lalu. Disparitas harga yang kian tinggi disebut memicu konsumen kembali beralih ke BBM bersubsidi.
Pengamat Ekonomi Energi UGM, Fahmy Radhi mengatakan kenaikan ini menyebabkan disparitas harga hingga Rp4.000 per liter antara BBM RON 90 atau Pertalite dengan Pertamax.
Advertisement
Disparitas yang tinggi ini akan memicu konsumen untuk beralih ke Pertalite. Jika migrasi ini tidak bisa dicegah akan menyebabkan kuota Pertalite jebol. Bakal terjadi antrean panjang dan mungkin juga menyebabkan kelangkaan.
"Sebagian besar konsumen Pertamax akan pindah ke Pertalite, kecuali mungkin bagi pemilik mobil-mobil mewah, dia akan bertahan. Tetapi bagi konsumen kelas menengah yang pakai Pertamax akan pindah [ke Pertalite]," ucapnya, Kamis (5/10/2023).
BACA JUGA: Daftar Harga BBM Pertamina di Seluruh Indonesia, Mulai Oktober 2023 Naik Lagi
Untuk memperkecil disparitas ini salah satu opsinya adalah menaikkan harga Pertalite misalnya Rp2.000 per liter. Namun, jika harga dinaikkan, hal itu berisiko pada inflasi dan mengurangi daya beli masyarakat.
Solusi lainnya adalah dengan melakukan pembatasan pembelian Pertalite. Sehingga Pertalite benar-benar dikonsumsi oleh masyarakat yang membutuhkan subsidi. Pasalnya, selama ini banyak yang salah sasaran dalam jumlah besar.
"Kalau pembatasannya Pertamina bersikukuh dengan MyPertamina enggak efektif, gak bisa untuk pembatasan," paparnya.
Dia mengusulkan pembatasan yang realistis dan mudah diaplikasikan adalah dengan membuat aturan BBM Pertalite dan Solar hanya diperuntukan bagi sepeda motor dan angkutan. Selebihnya dipaksa membeli Pertamax. "Ini bisa mencegah migrasi mobil pribadi ke Pertalite. Barangkali ini yang bisa dilakukan pemerintah dengan risiko yang enggak terlalu besar," ujar dia.
Lebih lanjut dia mengatakan kenaikan Pertamax tidak bisa dihindarkan, sebab penetapan harganya berdasarkan mekanisme pasar yang dipengaruhi harga minyak dunia. "Harga minyak dunia sudah mendekati US$ 100 per barel, sehingga harus dinaikkan," kata dia.
Menurutnya harga kenaikan harga BBM non subsidi tidak serta merta memicu kenaikan inflasi, yang menurunkan daya beli masyarakat. Proporsi konsumen BBM nonsubsidi relatif kecil, hanya sekitar 11,5% dari total pengguna BBM yang umumnya konsumen kelas menengah ke atas.
Selain Pertamax, kenaikan juga berlaku untuk Pertamax Green 95 naik dari Rp15.000 per liter menjadi Rp16.000 per liter. Harga Pertamax Dex naik dari Rp16.900 per liter menjadi Rp17.900 per liter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Menparekraf: Peserta World Water Forum ke-10 Penuhi Hotel di Bali
- Ini Lima Orang Terkaya di Dunia 2024 versi Forbes
- Restrukturisasi Kredit Berakhir Kerek Jumlah Kredit Bermasalah UMKM DIY
- Pertumbuhan Ekonomi Global Direvisi PBB Menjadi 2,7 Persen
- Kunjungan ke Mal di Jogja Melonjak saat Long Weekend, Diprediksi Capai 50 Persen
Advertisement
Tabrak Pohon, Warga Bantul Meninggal Dunia di Jalan Paris-Panggang
Advertisement
Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu
Advertisement
Berita Populer
- Ini Lima Orang Terkaya di Dunia 2024 versi Forbes
- Gobel: Pemerintah Harus Lebih Fokus Lindungi Industri Kain Nasional
- Permendag No.8/2024 Soal Barang Impor demi Kelancaran Roda Ekonomi Masyarakat
- Pojog Community Gelar Silent Pound Charity untuk Rumah Singgah Kanker Anak
- Permendag soal Barang Impor Direvisi, Begini Respons Ditjen Bea Cukai
- Dinas Pertanian DIY Catat Panen Padi DIY Capai 236.249 Ton Per April 2024
- Dinkop dan UKM DIY Fasilitasi 1.100 UMKM Dapat Sertifikasi Halal Tahun Ini
Advertisement
Advertisement