Advertisement
3 Provinsi Ini Jadi Penyumbang Terbesar Angka Kredit Macet Paylater

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Gelembung kredit macet melalui skema transaksi beli sekarang bayar nanti atau Buy Now Pay Later (BNPL) masih disumbang dari kalangan usia muda dalam rentang usia 20—30 tahun.
PT Pefindo Biro Kredit (IdScore) mengungkap bahwa rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) untuk produk BNPL berada di level 5,31% per November 2023. Namun, angka ini membaik 0,35% dibandingkan bulan sebelumnya.
Advertisement
Direktur Utama Pefindo Biro Kredit, Yohanes Arts Abimanyu mengatakan sebaran kelompok usia yang masuk kredit macet (kolektibilitas atau Kol 3+4+5) tertinggi ada pada sebaran usia di atas 20–30 tahun sebesar 39,2%. Kemudian diikuti oleh usia di atas 30–40 tahun sebesar 35,84%.
Perlu diketahui, mengutip dari Sikapi Uangmu OJK, Selasa (16/1/2024), Kol 3 artinya kredit tidak lancar yang memiliki tunggakan selama 3–4 bulan. Kol 4 adalah kredit diragukan atau kredit tidak lancar yang telah jatuh tempo tapi belum juga diselesaikan lebih dari 5-6 bulan.
Sedangkan Kol 5 adalah kredit macet yang tertunggak lebih dari 6 bulan. “Sebaran tiga provinsi tertinggi yang masuk ke DPD90+ [kredit macet] adalah Jawa Barat sebesar Rp325,7 miliar; DKI Jakarta sebesar Rp258 miliar; dan Jawa Timur sebesar Rp121,6 miliar,” kata Yohanes, Selasa.
Yohanes menyampaikan bahwa per November 2023, nilai pinjaman kredit BNPL mencapai Rp28,22 triliun. Angkanya meningkat 16,99% secara tahunan (year-on-year/yoy) atau meningkat 25,98% secara bulanan (month-to-month/mtm).
BACA JUGA: Jangan Sampai Terjebak! Kenali Perbedaan Paylater dan Pinjol
Di sisi lain, total akun kredit yang dibukukan pada periode yang sama sebesar 37.642.662 akun. Posisinya meningkat 1,53% yoy atau meningkat 4,93% mtm.
Dari sana, Yohanes menjelaskan bahwa pengguna BNPL pada usia di atas 20–30 tahun memberikan kontribusi lebih tinggi sebesar 45,16% dari seluruh portofolio BNPL.
Kemudian, disusul pengguna di rentang usia di atas 30–40 tahun dan di atas 40–50 tahun. Adapun jika dilihat berdasarkan sebaran provinsi, Yohanes mengungkap bahwa Provinsi Jawa Barat berkontribusi 24,93% kemudian diikuti oleh DKI Jakarta 14,5% dan Jawa Timur 10,2%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Hasil Riset Produk Bank Digital, Jumlah Pengguna Top-up E-Wallet Terbesar
- Pelaku Industri Minta Jaminan Keamanan dari Premanisme Berkedok Ormas yang Sering Minta Jatah
- Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini 14 Maret 2025 Kembali Naik, Cek Lengkapnya di Sini!
- PLN UP3 Yogyakarta Dukung Kehadiran Bus Listrik AKAP Pertama di Indonesia
- Profil Hendra Lembong, Presiden Direktur PT BCA yang Baru
Advertisement

Hii, Tiba-tiba Ular Jatuh dari Atap Ruang Wartawan Balai Kota
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Hari Ini Minggu 16 Maret 2025
- Mudik Lebaran 2025: Ada 92 Permohonan Extra Flight di YIA, Belum Ada Lonjakan Penumpang di Stasiun
- Paylater Bisa Bikin Impulsif Belanja, Ini Saran Ekonom UGM Kelola Uang Saat Lebaran
- Dampak Efisiensi Anggaran, 12 Hotel di DIY Kurangi Jam Kerja Karyawan
- Terbukti Melanggar, Kemendag Jatuhkan Sanksi ke 66 Distributor dan Pengecer Minyakita
Advertisement
Advertisement