Advertisement
Tak Cuma BLT, Jokowi Juga Tambah Alokasi Pupuk Bersubsidi Jelang Pemilu
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada awal 2024 gencar memberikan tambahan perlindungan sosial (perlinsos), bukan hanya BLT, juga subsidi pupuk senilai Rp14 triliun.
Lantas, dari mana sumber dana tersebut? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menuturkan urgensi pemberian tambahan subsidi ini karena telah memasuki musim tanam.
Advertisement
Adapun, alokasi anggaran subsidi pupuk pada 2024 tercatat senilai Rp26,6 triliun. “Kemarin dengan dana yang ada Rp26 triliun itu hanya mencakup 5,7 juta petani dan kita harus menambah 2,5 juta petani dan subsidi pupuk tidak boleh lambat, sehingga Bapak Presiden sepakat untuk menyetujui ditambahkan subsidi Rp14 triliun,” katanya di kantor Kemenko Perekonomian, Senin (5/2/2024).
Meski juga dilontarkan pertanyaan terkait dengan sumber anggaran bantuan langsung tunai (BLT) Rawan Pangan Rp600.000 untuk tiga bulan pertama 2024, Airlangga hanya menjawab sumber tambahan untuk subsidi pupuk. “Nanti itu teknisnya ada macam-macam cara, Bu Menkeu akan menyelesaikan, salah satunya automatic adjustment,” katanya.
Diketahui, Jokowi kembali menerapkan blokir anggaran melalui automatic adjustment kementerian/lembaga (K/L) senilai Rp50,4 triliun pada 2024 dengan alasan kondisi geopolitik.
Pasalnya, kebijakan automatic adjustment merupakan salah satu metode untuk merespons dinamika global yang telah terbukti ampuh menjaga ketahanan APBN pada 2022 dan 2023.
Nantinya, stok pupuk tersebut terdiri dari dua jenis yaitu urea dan NPK sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 10/2022 tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian.
BACA JUGA: Bansos di Musim Pemilu, Presiden Jokowi: Sudah lewat Persetujuan DPR
Mengutip dari laman resmi Kementerian Pertanian, pemberian subsidi pupuk kepada para petani bertujuan untuk menekan laju inflasi pangan yang cukup tinggi pada 2022. Lonjakan pangan yang terjadi disebabkan karena dampak dari pandemi Covid-19, kenaikan BBM subsidi, hingga dampak dari konflik Rusia, dan Ukraina. Kementerian Pertanian mencatat konflik Ukraina dan Rusia telah berdampak pada petani di Indonesia.
Sebanyak 5 pabrik pupuk di Indonesia masih mengambil bahan baku dari kedua negara tersebut. Alhasil, kapal pengangkut bahan pupuk masih sangat terkendala. Hal tersebut yang menjadi salah satu faktor kelangkaan pupuk, yang banyak dikeluhkan oleh masyarakat petani saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Menparekraf: Peserta World Water Forum ke-10 Penuhi Hotel di Bali
- Ini Lima Orang Terkaya di Dunia 2024 versi Forbes
- Restrukturisasi Kredit Berakhir Kerek Jumlah Kredit Bermasalah UMKM DIY
- Pertumbuhan Ekonomi Global Direvisi PBB Menjadi 2,7 Persen
- Kunjungan ke Mal di Jogja Melonjak saat Long Weekend, Diprediksi Capai 50 Persen
Advertisement
Terbaru! Jadwal KRL Jogja-Solo Senin 20 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
Advertisement
Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement