Advertisement
Beras Mahal, Pemilik Warung Makan Dilema Tak Bisa Naikkan Harga Dagangan
Advertisement
Harianjogja.com JOGJA—Harga beras yang terus melambung di berbagai wilayah termasuk Kota Jogja mulai dirasakan dampaknya oleh pelaku usaha warung makan. Dilema, tidak bisa menaikkan harga menu makanannya, mereka terpaksa mengurangi keuntungan yang didapat.
Pemilik warung makan nasi padang Pondok Minang, di Jalan Kenari, Umbulharjo, Juki, menjelaskan warung makan miliknya selalu menggunakan beras kualitas terbaik, yakni merek Sri Ayu Super yang termasuk beras premium, seharga Rp17.500 per Kg. “Berpengaruh banget untuk warung nasi seperti kami,” ujarnya, Rabu (21/2/2024).
Advertisement
Juki biasa membeli beras dari Pasar Sentul, untuk memenuhi kebutuhan warung makannya yang rata-rata per hari sebanyak dua sak atau 50 Kg. Dengan harga tersebut, maka per hari Juki harus mengeluarkan Rp875.000 hanya untuk beras.
Pada kondisi normal, beras dengan merek dan jenis yang sama biasanya hanya seharga di kisaran Rp13.000-Rp13.500 per kilogram. Kenaikan harga mulai terjadi sejak akhir 2023 dan secara berangsur terus melambung hingga awal Februari ini menyentuh angka Rp17.500.
Sejauh ini, Juki belum memiliki Solusi atas kenaikan harga beras. Ia mengaku tidak bisa menaikkan harga menu makanan karena khawatir kehilangan pelanggan. “Kami enggak bisa naikin harga juga untuk harga menunya. Kami sudah standar, kalau dinaikin nanti takutnya pelanggan pada kabur atau protes,” katanya.
Maka sampai saat ini harga menu makanan di Pondok Minang masih sama. Adapun kebanyakan pelanggan warung makan ini kebanyakan karyawan perkantoran seperti dari Balai Kota Jogja maupun dari beberapa kantor lembaga pemerintahan yang ada di sekitarnya dengan jumlah konsumen sekitar 100-200 orang per hari.
Selain beras, ia juga mengeluhkan tingginya harga bahan pangan lainnya seperti cabe, bawang merah dan bawang putih. “Cabai yang paling terasa, sekarang Rp86.000. sebelumnya Rp50.000 dan paling mahal Rp60.000. Naik sejak awal bulan ini,” ungkapnya.
Dengan berbagai kenaikan harga pangan ini, ia terpaksa mengurangi keuntungan yang didapat. Namun jika kondisi terus memburuk tidak menutup kemungkinan ada penyesuaian seperti menaikkan harga makanan Rp1.000-Rp2.000 atau mengurangi porsi sayur.
BACA JUGA: Harga Beras Medium di Kota Jogja Tembus Rp16.000 per Kg
Harga beras Rp17.500 menurutnya merupakan harga beras tertinggi yang pernah dialaminya selama berjualan nasi padang selama 20 tahun. Ia berharap pemerintah bisa menstabilkan harga kebutuhan pokok. “Apalagi komoditas utama itu beras, minyak, gula sama cabe,” katanya.
Berdasarkan data Dinas Perdagangan Kota Jogja di laman https://hargapangan.jogjakota.go.id/, harga beras rata-rata per 21 Februari 2024 yakni Rp15.000 untuk beras premium, Rp13.000 beras medium dan Rp10.800 beras termurah.
Kenaikan juga terjadi pada harga cabai, yakni Rp85.000 untuk cabe merah keriting dan Rp75.000 untuk cabe rawit merah. Harga cabe merah keriting merangkak naik selama Februari, dari harga di bulan sebelumnya Rp45.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Asita DIY Siap Dilibatkan Pembahasan Penerbangan Internasional di YIA
- Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menteri Perindustrian Beberkan Rencana Lanjutannya
- Pemilu Bikin Pasar Properti DIY Lesu, REI DIY Optimistis Triwulan II 2024 Tumbuh Positif
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
Advertisement
Klaim Telah Memiliki Koalisi di Pilkada Gunungkidul, Sutrisna Wibawa: Masih Cair
Advertisement
Grand Rohan Jogja Hadirkan Fasilitas Family Room untuk Liburan Bersama Keluarga
Advertisement
Berita Populer
- Asita DIY Siap Dilibatkan Pembahasan Penerbangan Internasional di YIA
- Izin Eksport Konsentrat Tembaga Freeport Diperpanjang
- KiriminAja Gelar Halal bi Halal SahabatKA untuk Memperat Silaturahmi dan Sharing Bersama
- BI Upayakan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS di Bawah Rp16 Ribu
- Gandeng Kalangan Make Up Artist, Mecapan Lebarkan Sayap ke Jogja
- Sektor Pertanian Lesu di Awal Tahun, Pakar UGM Proyeksikan Tumbuh Positif di Triwulan II 2024
- OJK Cabut Izin Usaha Tani Fund Madani Indonesia, Ini Alasannya
Advertisement
Advertisement