Advertisement

Rekomendasi Pakar untuk Siasati Harga Beras Mahal

Anisatul Umah
Minggu, 24 Maret 2024 - 14:27 WIB
Sunartono
Rekomendasi Pakar untuk Siasati Harga Beras Mahal Ilustrasi beras di pasar tradisional. / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Beras menjadi salah satu komoditas pangan yang harganya masih tinggi saat ini. Dosen Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian UMY, Oki Wijaya menyarankan untuk mengatasi kenaikan harga beras yang disebabkan oleh perubahan iklim memerlukan strategi dari semua pihak. Pemerintah, sektor pertanian, hingga konsumen.

Beberapa langkah yang bisa diambil seperti mengembangkan dan menggunakan varietas padi yang tahan pada cuaca ekstrem seperti kekeringan, banjir, dan suhu tinggi. Varietas yang tahan terhadap stres abiotik dan biotik dapat membantu memastikan stabilitas produksi padi, bahkan dalam kondisi iklim yang berubah.

BACA JUGA : Relaksasi HET Diperpanjang, Harga Beras Premium Bisa Semakin Meroket

Advertisement

"Kemudian memanfaatkan teknologi pertanian modern seperti hidroponik untuk budidaya padi atau penggunaan drone dan sistem informasi geografis [GIS] untuk pemantauan dan manajemen lahan. Membantu meningkatkan efisiensi penggunaan air dan nutrisi serta pengelolaan hama dan penyakit tanaman," katanya, Sabtu (23/03/2024).

Selain itu pentingnya melakukan manajemen risiko dan asuransi pertanian. Sehingga petani bisa terlindungi dari kerugian akibat perubahan iklim, seperti kekeringan atau banjir. "Hal ini dapat memberikan keamanan finansial bagi petani dan mendorong mereka untuk terus bertani meskipun menghadapi risiko iklim yang tinggi," ungkapnya.

Langkah lainnya dengan membangun dan mengelola stok pangan strategis yang dapat digunakan untuk menstabilkan harga beras di pasar. Stok ini dapat dipergunakan ketika terjadi gagal panen atau produksi beras berkurang akibat dampak perubahan iklim.

Dari sisi konsumen bisa mengoptimalkan program diversifikasi pangan. Ini menjadi strategi mengatasi kenaikan harga beras dan tantangan keamanan pangan, terutama di negara-negara yang sangat bergantung pada beras sebagai sumber karbohidrat utama, seperti Indonesia.

BACA JUGA : Harga Beras Bakal Turun Bulan Depan, Jokowi Ingin Petani dan Konsumen Sama-sama Untung

"Diversifikasi pangan tidak hanya membantu mengurangi ketergantungan pada satu jenis pangan saja tetapi juga memperkuat ketahanan pangan dengan memperluas basis pangan yang tersedia," lanjutnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Ibrahim menyampaikan untuk mengatasi tingginya harga beras saat ini, BI DIY bersama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di tingkat provinsi dan kabupaten/kota menyelenggarakan gerakan operasi pangan murah Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP) dan Gerakan Pangan Murah (GPN). "Perkiraan kami ini juga sudah mulai panen. Harapan kami harga beras akan stabil," ucapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

PKB Bantul Buka Penjaringan Pilkada 2024 Pekan Depan

Bantul
| Minggu, 28 April 2024, 11:27 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement