Advertisement
Nilai Tukar Rupiah Remuk, DPD REI DIY: Tidak Menjadikan Bisnis Properti Kolaps
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—DPD Real Estate Indonesia (REI) DIY menyebut merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, tidak berdampak langsung pada bisnis properti. Ketua DPD REI DIY, Ilham Muhammad Nur mengatakan berdasarkan pengalaman sebelumnya, pelemahan rupiah pengaruhnya tidak signifikan.
Dia menjelaskan, memang ada pengaruh di bahan baku, misalnya keramik. Namun ke bahan baku pasir, batu, batu bata, tukang tidak berpengaruh. Menurutnya harga pokok penjualan (HPP) lebih dominan dipengaruhi harga tanah. "Pengaruhnya tidak menjadikan kami kolaps," ujarnya, Selasa (23/4/2024).
Advertisement
Menurutnya karena ada komponen yang naik maka harga sedikit dinaikkan. Ini sudah menjadi konsekuensi logis dari dampak kondisi global saat ini.
Meski demikian, kata Ilham, pemerintah terus mendorong ekonomi tumbuh. Lalu potensi inflasi memang akan menurunkan daya beli, namun tidak sampai menghilangkan daya beli. "Harga jual kami mau gak mau harus dikoreksi."
BACA JUGA: Jokowi dan Gibran Bukan Bagian dari PDIP, Komarudin Watubun: Orang Sudah di Sebelah Sana
Ilham mengatakan masyarakat yang pandai dalam mengatur arus kas, dalam kondisi seperti saat ini biasanya lebih memilih investasi ke barang. Seperti emas dan juga properti. "Inflasi harga naik, ada daya beli menurun, tapi tidak kemudian hilang," jelasnya.
Nilai tukar rupiah masih bergerak fluktuatif. Rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) berdasarkan data terakhir, 22 April 2024 mencapai Rp16.224 per dolar AS. Menguat dari posisi 21 April 2024 sebesar Rp16.280 per dolar AS, tapi melemah dari posisi 18 April 2024 sebesar Rp16.177 per dolar AS.
Sebelumnya, Kaprodi S3 Ilmu Ekonomi FEB Universitas Gadjah Mada (UGM), Catur Sugiyanto mengatakan pelemahan rupiah disebabkan oleh faktor global. Meningkatnya tensi Iran-Israel menyebabkan para pelaku pasar menahan dolar.
Sehingga dolar naik dan rupiah melemah. Selain itu, menurutnya pelaku pasar juga memilih menyimpan cadangan minyak. Sehingga harga minyak global naik. Mereka khawatir perang bisa semakin meluas. "Jadi faktornya dari luar," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Disperindag DIY Dorong Industri Menyasar Pasar Dalam Negeri
- Yamaha 2 University with Udinus Semarang: Ikuti Lomba Animasi Feat Yamaha Moving Forw(Art) with Yamaha Fazzio
- Jago Syariah Dukung Halal Fair 2024 di Yogyakarta
- Berkomitmen Tingkatkan Literasi Keuangan, Jago Syariah Ambil Bagian dalam Halal Fair 2024
- Sudah Ada 11 Bank Bangkrut Sepanjang Tahun Ini, LPS: Kami Siap Klaim Dana Nasabahnya
- Ekosistem Kendaraan Listrik di RI Segera Terbentuk, Ini Kata Jokowi
- Bulan Depan, Pabrik Baterai Listrik Mulai Produksi di Indonesia
Advertisement
Advertisement