Advertisement
100 SPBU Ditarget Jual BBM Baru Pertamax Green 95 pada Tahun Ini
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA —Sebanyak 100 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) ditargetkan menjual produk komersial Pertamax Green 95, campuran Pertamax (RON 92) pada tahun ini.
Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan, target itu dipatok seiring dengan respons masyarakat atas produk bensin berbasis tetes tebu yang terbilang positif. “Di tahun ini, targetnya 100 SPBU yang menyediakan Pertamax Green 95,” kata Irto saat dihubungi, Sabtu (27/4/2024).
Advertisement
Malahan, kata Irto, hingga 20 April 2024 tercatat 65 SPBU telah menjual Pertamax Green 95 tersebar di kawasan Jabodetabek dan Jawa Timur. “Respons masyarakat cukup positif, konsumsinya pun stabil sejak Juli 2023 lalu,” tuturnya.
Di sisi lain, Pertamina Patra Niaga masih mengajukan permohonan penghapusan bea cukai etanol untuk mendorong ekspansi ritel produk BBM anyar Pertamax Green 95 tersebut.
Adapun, etanol dari semua jenis dengan kadar berapa pun dikenakan pungutan cukai Rp20.000 per liter, baik produksi dalam negeri maupun impor.
Aturan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 158/PMK.010/2018 tentang Tarif Cukai Etil Alkohol, Minuman Mengandung Etil Alkohol dan Konsentrat Mengandung Etil Alkohol.
Pada aturan yang sama, etanol yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan barang kena cukai (BKC) lainnya tidak dipungut cukai. Sementara itu, etanol yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan barang hasil akhir yang bukan BKC dapat dimintakan pembebasan cukai.
Pertamina Patra Niaga berharap penghapusan bea cukai pada etanol bahan baku Pertamax Green itu dapat menurunkan harga jual di tingkat konsumen nantinya. Saat ini, bensin bauran tetes tebu itu dijual dengan harga Rp13.900 per liter di Jabodetabek dan Jawa Timur.
“Pengajuan pembebasan bea cukai sudah diajukan ke pemerintah dan diharapkan bisa segera terealisasi,” tuturnya.
Sebelumnya, Direktur Bioenergi Kementerian ESDM Edi Wibowo menuturkan, kementeriannya masih berkoordinasi dengan badan fiskal ihwal pembebasan bea cukai etanol tersebut.
“Aspek-aspek non-teknis terutama masalah bea cukai-nya harus diselesaikan dulu, kita berpikirnya karena kita tidak ada insentif jadi kita campurkan untuk JBU, termasuk RON 92 ke atas,” kata Edi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
- Kali Pertama, RSGM Soelastri Akan Adakan Seminar Nasional untuk Dokter Gigi
- 9 Tokoh Ambil Formulir Pilwalkot Semarang di PDIP, Ini Daftar Namanya
- Menyusuri Pura Mangkunegaran, Ada Mitos Pendapa sampai Dalem Agung yang Sakral
- Tak Mau Kalah! SD di Salatiga Ini Juga Punya Program Edutrip ke Luar Negeri
Berita Pilihan
- Pindah Faskes BPJS Kesehatan Bisa lewat Ponsel, Ini Caranya
- Asita DIY Siap Dilibatkan Pembahasan Penerbangan Internasional di YIA
- Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menteri Perindustrian Beberkan Rencana Lanjutannya
- Pemilu Bikin Pasar Properti DIY Lesu, REI DIY Optimistis Triwulan II 2024 Tumbuh Positif
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
Advertisement
Gondol Uang Warung di Jalan Srandakan, Warga Banjarnegara Digelandang Polisi
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kotta GO Hotel Yogyakarta Umumkan Harga dan Pelayanan Spesial di Website Resminya
- Update Harga Komoditas Hari Ini, Harga Beras, Cabai, Daging hingga Minyak Goreng Naik
- 10.000 Pohon Mangrove dari EIGER untuk Selamatkan Pesisir Pantura
- Festival Kuliner Chinatown Digelar di Lippo Plaza Jogja
- Kondisi Pertanian DIY Triwulan II 2024, Begini Ulasan Pakar
- 51 Ribu Penumpang Turun di Stasiun Daop 6 Yogyakarta di Awal Libur Panjang
- GIPI Memprediksi Kunjungan Wisatawan Saat Libur Sekolah Lebih Ramai Dibanding Lebaran
Advertisement
Advertisement