Advertisement

Jagung dan Pasar Senja, Alat Salamrejo Kulonprogo Bangkitkan Ekonomi Rakyat

Sirojul Khafid
Senin, 29 April 2024 - 02:57 WIB
Sunartono
Jagung dan Pasar Senja, Alat Salamrejo Kulonprogo Bangkitkan Ekonomi Rakyat Suasana Pasar SSenja di Salamrejo, Sentolo, Kulonprogo. - Ist/BUMDes Salamrejo

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Olahan jagung dan Pasar SSenja menjadi cara Kalurahan Salamrejo memberdayakan perekonomian masyarakatnya. Dengan semakin berdaya secara ekonomi, masyarakat juga bisa semakin mandiri.

Sepeda ontel terparkir di sekitar pendopo Kalurahan Salamrejo, Sentolo, Kulonprogo. Sekitar pukul 14.00 WIB, anak-anak menempatkan sendalnya di luar pendopo. Mereka kemudian berlatih menabuh gamelan di dalam pendopo.

Advertisement

Pendopo berada di tengah halaman Kantor Kalurahan Salamrejo. Di pojok kiri area kantor kalurahan, terlihat jelas ruangan bertulisan BUMDes Salamrejo. Tahun 2021, BUMDes Salamrejo masuk dalam 10 besar nasional sebagai Desa BRILian. Desa BRILian merupakan program inkubasi desa yang diselenggarakan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai komitmen dalam mengembangkan potensi desa.

Peraih predikat Desa BRILian dianggap memiliki BUMDes yang aktif sebagai penggerak ekonomi desa. Di samping itu, terdapat juga implementasi keuangan digital; inovasi sebagai desa kreatif yang memecahkan masalah kemasyarakatan dan sosial desa; serta sustainability sebagai desa yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sektor usaha unggulan desanya.

Setidaknya juri melihat dua program BUMDes Salamrejo yang dianggap punya nilai-nilai di atas, yaitu olahan jagung dan Pasar SSenja. Sekretaris Kalurahan Salamrejo, Wulan Rahmawati, mengatakan pada 2019, ada pertemuan untuk menggali potensi lokal di daerahnya. Produk lokal ini nantinya bisa diolah dan dikemas menjadi produk unggulan.

“Kami mikir kalau jagung punya nilai keberlangsungan, semua proses bisa diselesaikan di kalurahan,” kata Wulan, saat ditemui di Kantor Kalurahan Salamrejo, Sentolo, Kulonprogo, Senin (22/4/2024).

Warga sekitar Salamrejo masih banyak yang bertani jagung. Tidak hanya yang memiliki sawah luas, orang-orang yang punya lahan kecil dekat rumah juga banyak yang menanam jagung. Sehingga ada prospek yang cukup potensial apabila semakin dikembangkan.

Sebelum 2019, hasil panen jagung lebih banyak untuk pakan ternak. Masih banyak juga petani jagung yang menjual hasil panen mentah, alias belum terolah. Harganya cenderung murah dan tidak bisa menentukan harga pasar.  

BUMDes Salamrejo kemudian bekerja sama dengan gabungan kelompok tani (Gapoktan) serta kelompok wanita tani (KWT). Produksi dan pengambilan bahan baku akan berada dalam koordinasi Gapoktan. Setelah itu, pengolahan berasal dari para KWT di sekitar Salamrejo. Agar pengolahan memiliki standar dan kualitas yang baik, BUMDes Salamrejo sebelumnya telah menggelar sosialisasi dan pelatihan pengolahan jagung.

Setelah KWT selesai mengolah jagung, produk akan diberikan kepada BUMDes Salamrejo. Dari BUMDes mengemas dengan merek dan branding agar nilai jualnya lebih tinggi. “Dikemas dengan brand Jasmani, singkatannya Jagung Salamrejo Memang Migunani,” kata Wulan.

Migunani artinya bermanfaat. Harapannya, jagung hasil produksi petani Salamrejo bisa bermanfaat bagi perekonomian petani dan seluruh elemennya dari hulu ke hilir. Jasmani kemudian akan mejeng di Tomira atau Toko Milik Rakyat di Sentolo, Kulonprogo. Sebagai informasi, di Kulonprogo tidak ada Indomaret dan Alfamart, adanya Tomira.

Sejauh ini, produksi Jasmani berupa stik jagung sekitar 10 kilogram per bulan. Produsen dari KWT akan bergilir memproduksinya sesuai pesanan dari BUMDes Salamrejo. Ada sembilan KWT di Salamrejo yang akan bergantian mengolah jagung hasil panennya.

Produksi stik jagung berpotensi meningkat setelah pengurusan barcode selesai. Saat ini BUMDes masih dalam tahap mengurus barcode, yang membuat distribusi Jasmani belum maksimal, baru di sekitar Kecamatan Sentolo. Target ke depan, Jasmani bisa merambah ke Tomira seluruh Kabupaten Kulonprogo.

Dengan mengolah jagung menjadi produk lanjutan, ada peningkatan nilai jual. Jagung mentah hasil panen harganya sekitar Rp3.500 per kilogram. Sementara Jasmani bisa terjual dengan harga Rp10.000 hingga Rp15.000 per kilogram.

Di samping mengolah jagung menjadi stik, adapula pengolahan menjadi onde-onde jagung, puding jagung, bolu jagung, sampai nugget jagung. Jajanan jenis basah ini sudah sering menjadi menu rapat atau acara-acara masyarakat lainnya. “Produk olahan jagung itu juga sudah tes pasar ekspor di Malaysia, Kairo, hingga Jepang. Sudah ada pesanan hingga satu kontainer, rencana mau ekspor, namun masih butuh proses,” kata Wulan.

Menikmati Pasar SSenja

Semisal dikumpulkan, cerita dari dampak pandemi Covid-19 mungkin bisa ribuan, jutaan, bahkan miliaran jumlahnya. Salah satu cerita berasal juga dari Salamrejo, Sentolo, Kulonprogo. Covid-19 yang masuk Indonesia sekitar 2020 membuat banyak pekerja di sekitar Salamrejo kehilangan mata pencahariannya.

Pekerja pabrik dan hotel terkena pemutusan hubungan kerja. Pekerja wisata harus lebih banyak di rumah, wisatawan yang ke DIY menurun drastis. Begitu juga pekerja di sektor-sektor lain. Meski pekerjaan terhenti, namun perekonomian keluarga tetap harus berjalan.

BUMDes Salamrejo mencari program yang sekiranya bisa menampung orang-orang yang kala itu terdampak pandemi dalam pekerjaannya. Sekretaris BUMDes Salamrejo, Sutini, mengatakan Kalurahan Salamrejo memiliki kewenangan mengelola lapangan parkir Pasar Baru Sentolo. Mereka bisa mengelola kawasan parkir dari pukul 15.00 hingga 03.00 WIB.

Dengan memadukan kebutuhan dan juga potensi itu, BUMDes Salamrejo membuat Pasar SSenja di lapangan parkir pasar. “Pasar SSenja, huruf S-nya double. Singkatannya Pasar Salamrejo Sentolo Enak Jajanane. Tidak hanya warga Salamrejo, tapi juga Sentolo yang kemudian jualan di pasar itu,” kata Sutini.

BUMDes membuat Pasar SSenja untuk mewadahi warga yang kehilangan pekerjaannya. Ada sekitar 40 lapak yang mereka bisa manfaatkan untuk berjualan. Kebanyakan warga yang mengakses Pasar SSenja menjajakan makanan dan minuman. Contohnya seperti pecel lele, empek-empek, sate, dan lainnya.

Mereka berjualan dengan menggunakan tenda pasang bongkar. Sehingga nuansa Pasar SSenja seperti festival jajanan. “Alhamudlilah lumayan ramai pedagang dan pengunjungnya. Lokasinya berada di jalan nasional, dan belum ada rest area di sekitar sini,” katanya.

Berawal dari masa pandemi, Pasar SSenja masih ada hingga hari ini. BUMDes Salamrejo menarik retribusi antara Rp5.000 hingga Rp20.000. Harga yang dianggap murah tersebut sebagai cara memfasilitasi warga yang hendak berjualan.

Menjadi Desa BRILian

Kerja-kerja dan inovasi dari BUMDes Salamrejo di atas membawa mereka menjadi Desa BRILian tahun 2021, dengan proses seleksi sejak 2020. Salamrejo berhasil masuk 10 besar nasional dari total usulan sebanyak 531 desa di seluruh Indonesia.

BRI memberikan hadiah sebesar Rp20 juta. Bank BUMN ini juga memfasilitasi pendampingan selama lebih dari setahun. “Mendapat pendampingan dari cara produksi, pemasaran, pembukuan, peningkatan sumber daya manusia, pembuatan website, dan lainnya,” kata Sutini.

Sejak 2020, BRI sebagai bank yang memiliki fokus pada segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), perannya tidak terbatas sebagai lembaga intermediary keuangan. Untuk semakin mendukung stabilitas ekonomi serta keberlanjutan usaha para pelaku UMKM, BRI memberdayakan individu pelaku usaha maupun pemberdayaan lembaga desa, salah satunya dengan program Desa BRILian.

Regional Chief Executive Officer (RCEO) BRI Jogja, John Sarjono, mengatakan pemberdayaan wilayah pedesaan menjadi isu yang perlu mendapat perhatian. Hal ini mengingat perkembangan desa di Indonesia relatif belum merata. Kondisi tersebut tercermin dari desa yang termasuk kategori maju dan mandiri sesuai Indeks Desa Membangun (IDM) Tahun 2021 hanya memiliki porsi kurang dari 30% dari total 73.814 desa.

“Berdasarkan kondisi itu, Bank BRI turut hadir serta mengembangkan desa melalui program Desa BRILian sejak tahun 2020,” kata Sarjono dalam keterangan tertulisnya, Rabu (20/3/2024).

Dalam Desa BRILian, ada pendampingan dari sisi empowerment atau pemberdayaan berupa pemberian literasi dasar, literasi bisnis, dan literasi digital kepada desa peserta. Adapula assistance atau pendampingan intensif kepada Desa BRILian terbaik di tiap batch oleh tim BRI dan mitra kerjasama. Terakhir berupa awarding atau pemberian penghargaan kepada pemenang desa selama periode empowerment, yang dinilai memiliki kepemimpinan unggul, kolaboratif, inovatif, dan mampu menjadi role model pengembangan desa lainnya.

“Program Desa BRILian merupakan program inkubasi desa yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa, melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul dan semangat kolaborasi untuk mengoptimalkan potensi desa berbasis SDG’s. Desa-desa yang tergabung dalam program Desa BRILian diharapkan menjadi sumber inspirasi kemajuan desa yang dapat direplikasi ke desa-desa lainnya,” katanya.

Semua upaya dari BUMDes dan Kalurahan Salamrejo agar masyarakat semakin berdaya ke depannya. Dengan ekonomi yang kuat, maka banyak lini kehidupan yang bisa terjamin tumbuh kembangnya, termasuk untuk generasi mendatang. Seperti anak-anak yang belajar gamelan siang itu di Kalurahan Salamrejo, berbagai inovasi dan upaya peningkatan ekonomi agar bisa memastikan mereka semakin dekat dengan cita-citanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Sejumlah Kapanewon di Sleman Masuki Musim Kemarau

Sleman
| Selasa, 14 Mei 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Tidak Hanya Menginap, Ini 5 Hal Yang Bisa Kamu Lakukan di Garrya Bianti Yogyakarta

Wisata
| Senin, 13 Mei 2024, 15:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement